Saturday, December 8, 2018

BAB 1. PENDAHULUAN ( kajian penderitaan Ayub)

BAB  I
PENDAHULUAN

          Kehidupan manusia diwarnai dengan beragam variasi, ada waktunya bersuka dan berduka, kadang ada di tengah masalah, dan dalam zona aman. Hal itu nyata dalam kehidupan  semua orang percaya. Fengky M. dalam buku Masalah Adalah Berkat, mengatakan : “Setiap manusia yang menuju pada kedewasaan  tentunya akan mengalami banyak masalah dan tantangan. Jadi masalah, tantangan, dan penderitaan,  menunjukkan bahwa manusia tersebut sedang menuju pada kedewasaannya.”

         Berdasarkan uraian di atas, ternyata tantangan dan penderitaan bertujuan untuk mendewasakan seseorang. Tanda sebagai orang percaya yang dimaksud, akan mampu berdiri pada iman yang benar dan dapat bersyukur. Karena Tuhan telah mendesain manusia sedemikian rupa dalam kehidupannya, baik dalam suka maupun duka, agar orang percaya dapat merasakan kasih-Nya, dan mengenal lebih dekat lagi dengan Tuhan. Tim Baker, dalam buku yang berjudul “Iman Mengalahkan Dunia, mengatakan :
Begitu banyak hal yang bisa menguji daya tahan kita. Bagaimana kamu dapat berhasil melewati segala hal yang berusaha menghentikan usahamu untuk mengenal Allah? Teruslah maju. Katakan pada dirimu sendiri, bahwa tak ada sesuatu yang akan menghentikanmu dari mengenal Allah dan menjadi lebih serupa dengan-Nya.

          Adanya persoalan hidup adalah salah satu hal yang dapat menghentikan
orang untuk mengenal Allah, sehingga orang yang mengalami persoalan sulit untuk merasakan kasih-Nya. Karena itu, tim Baker menyarankan saat menghadapi tantangan dengan  mengatakan:
Pikirkanlah sesuatu yang bisa muncul dari kesusahanmu. Hal itu mungkin terang-terangan atau mungkin sulit dikenali, tetapi jika kamu cukup keras berusaha melihatnya, niscaya kamu akan menangkap sekilas harapan. Yesus menyediakannya, dan Ia senantiasa bersedia menolongmu untuk melalui berbagai pergumulan sebab Ia sendiri pernah melaluinya.

          Beberapa fakta yang ada, membuktikan bahwa banyak orang percaya yang saat bergumul dengan persoalan hidup akhirnya putus asa. Salmon Hutasoit telah membahas orang yang mengaku beriman, tetapi saat ada pergumulan tidak punya pengharapan. Lebih lanjut Salmon Hutasoit Dalam buku yang berjudul “Power Of Hope”  mengatakan :
Sungguh hal yang aneh dan membingungkan jika orang beriman tidak memiliki fondasi yang benar tentang Iman. lebih parah lagi jika ada orang beriman, tetapi tidak memiliki harapan. Marilah kita memperhatikan dengan seksama Ibrani 11:1 “ Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

          Jadi menurut penulis, seharusnya orang percaya ketika dalam penderitaan harus tetap memiliki iman, sebab iman adalah senjata bagi orang yang percaya untuk menuju harapan (bandingkan dalam Ibrani 11:1).

Alasan Pemilihan Judul

          Adam dan Hawa gagal dalam taman Eden, dosa merusak hubungan manusia  dengan Allah. Akibat dosa, kegagalan demi kegagalan pun dialami manusia. Namun dibalik semua itu ternyata kesulitan adalah bagian dari bentuk ujian untuk membentuk manusia supaya manusia bisa seperti yang Tuhan inginkan, yaitu kembali “sempurna seperti Allah sempurna” .

          Adapun alasan Penulis dalam pemilihan judul ini adalah:  pertama,  banyak orang percaya masih bingung dan tidak kokoh imannya ketika menghadapi penderitaan sehingga banyaknya orang Kristen yang karena penderitaan mulai meninggalkan persekutuan dan frustasi. Dengan demikian maka bisa dipastikan bahwa iman orang tersebut masih bermasalah. Hal senada telah disampaikan oleh Kay Warren:
Allah rindu untuk mengganggu anda dengan serius mengenai dunia-Nya. Ia sedang mencari pria, wanita, pelajar, orang-orang muda dan tua, orang-orang dari berbagai suku dan bangsa, yang akan memberikan diri mereka demi Dia dan berserah kepada segala rencana-Nya.

           Kedua, ada sebagian orang percaya kurang memahami tentang rencana Allah lewat ujian sedang sebagian menganggap penderitaan selalu dipandang akibat dari kesalahan yang fatal dihadapan Allah, atau kutuk, sehingga manusia kurang menyadari bahwa Tuhan dapat memakai banyak cara dalam proses pembentukan untuk tujuan yang baik, yaitu melalui cara-cara yang sulit untuk dipahami. Rick Warren dalam bukunya “Kehidupan Yang di Gerakkan Oleh Tujuan (The Purpose Driven) mengatakan :
Kehidupan di bumi adalah sebuah ujian. Metafora kehidupan yang ini terlihat dalam kisah-kisah di seluruh Alkitab. Allah menerus menguji karakter, iman, ketaatan, kasih, integritas, dan kesetiaan manusia. Kata-kata seperti pencobaan, pemurnian, dan ujian muncul lebih dari 200 kali dalam Alkitab.

          Ayub adalah salah satu dari tokoh Alkitab yang mengalami penderitaan cobaan dari iblis yang diizinkan oleh Tuhan, demikian juga Tuhan menguji Abraham untuk melihat ketaatannya. Dan banyak lagi tokoh-tokoh yang di catat Alkitab yang  Allah uji, baik lewat penderitaan, berkat jasmani, dan  cara lain yang tidak dimengerti.

          Ketiga, adanya perkembangan teologia kemakmuran yang berkembang semakin luas serta  mempengaruhi Gereja masa kini. Meike Dike Mokodaser mengutip kata Herlianto dalam skripsinya mengatakan:
Jelas bahwa ajaran Teologi Sukses tentang visualisasi merupakan penggeseran dari teosentris (berpusat pada Allah) ke antroposentris (berpusat pada manusia), dari janji Allah ke kekuataan penglihatan manusiawi; suatu ajaran yang menyesatkan yang lebih berupa ajaran perdukunan/mistik daripada kristiani. Lebih-lebih bahwa “nabi-nabi” Sukses mengajarkan doa visualisasi yang lebih banyak mengarah pada permintaan akan keinginan-keinginan kedagingan dan duniawi.

          Ajaran  ini membawa dampak negatif bagi orang percaya yang berada dalam penderitaan (pergumulan hidup), janji-janji berkat, kedamaian, kelegaan, dijadikan doktrin satu-satunya tentang kehadiran Tuhan dalam kehidupan, bahkan iman dijadikan ambisi untuk menggapai impian. Dan pada akhirnya, saat semua itu tidak terpenuhi, muncul masalah dalam imannya.

Latar Belakang Masalah

           Melihat reaksi dan langkah-langkah yang dilakukan sebahagian umat kristiani ketika menghadapi besarnya permasalahan hidup, karena hanya melihat dari satu sisi mengapa penderitaan itu  terjadi, maka orang tersebut akan terus salah dalam memahami konsep hidup yang benar di dalam Yesus Kristus. Akibatnya apa yang orang pahami sesungguhnya adalah ajaran-ajaran yang salah Sehingga banyak umat kristen yang merasakan kekecawaan, kehancuran, dan bahkan undur diri dari imannya. Fakta tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, bahkan di tengah  keluarga, lingkungan, dan kesaksian dari orang disekitar kehidupan orang percaya.

           Banyak orang ketika menderita, lebih mengandalkan kekuatannya sendiri untuk dapat lepas dari masalahseperti Loren Covarrubias katakan: “manusia berfikir bahwa dengan mengambil jalannya sendiri, terlepas dari Allah, ia akan menemukan sumber kepuasan dalam hidup ini.” Oleh sebab itu banyak orang keluar dari program Allah karena mengandalkan diri sendiri, orang lain, kepandaian, pengetahuan,sehingga mereka mulai kehilangan arah.

          Penderitaan muncul secara misteri bagi ayub, entah darimana datangnya, ditengah ketaatan dan takutnya akan Tuhan. Dan apa yang dialami Ayub ini masih dialami juga oleh orang-orang hidup pada masa kini seperti Firman Tuhan katakan“ tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

Rumusan Masalah

          Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mengajukan pertanyaan: Apakah semua orang sudah memahami makna penderitaan yang dialami dalam perjalanan hidupnya? Sejauh manakah pentingnya seseorang memiliki pandangan teologia yang benar terhadap penderitaan. Bagaimana Ayub menyikapi penderitaan, sehingga iamampu bertahan sampai akhir, dan apakah tujuan akhir Allah mengijinkan penderitaan bagi Ayub?

Hipotesa

           Berdasarkan  rumusan masalah di atas, maka Penulis mengambil kesimpulan sementara, dengan pemahaman Firman Tuhan yang benar, maka seorang akan menemukan rencana Allah dalam kehidupannya, dan dapat memahami tujuan penderitaan sehingga orang terus akan tetap bertahan dalam menghadapi persoalan hidup, dan dapat meresponinya dengan tepat dan benar.

Tujuan Penulisan

            Tujuan penulisan skripsi ini, Pertama, menyelidiki secara detail  penderitaan menurut kitab Ayub. Kedua agar setiap orang percaya memiliki pemahaman dan pandangan yang benar tentang penderitaan. ketiga, dapat menemukan solusi yang benar ketika menghadapi penderitaan, sehingga Tuhan dipermuliakan.

Batasan Penulisan

          Penulis membatasi pembahasan dalam skripsi ini, yaitu hanya berfokus pada satu materi tentang penderitaan menurut kitab Ayub. Sehubungan dengan hal tersebut,  penulis ingin memahami lebih lagi tentang penderitaan Ayub, sehingga apa yang didapatkan,  bisa bermanfaat dalam kehidupan orang percaya masa kini.

Metode Penulisan

           Dalam penulisan Karya ilmiah ini, penulis memakai metode deskriptif, analisis, serta  induktif.  Metode Deskriptif adalah “metode yang bersifat menggambarkan, menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya.”   Penulis akan menguraikan dan menjelaskan setiap garis besar dalam skripsi ini, sesuai dengan konsep Alkitab dan didukung oleh buku-buku yang lain.
Pada karya tulis ini, penulis menggunakan metode analistis. “Analistis adalah  bersifat menguraikan.”   Penulis mengunakan metode penafsiran Alkitab secara literal, dan menguraikannya, yaitu mengangkat nats Alkitab yang terdapat dalam kitab Ayub secara keseluruhan dan menganalisanya dengan menggunakan bahasa asli.

“Metode induktif adalah bersifat induksi yaitu cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus, untuk menentukan hukum yang umum.”  Dengan metode ini, Penulis akan mengeksposisi nats Alkitab, sehingga penalaran dan kesimpulan yang diambil tidak keluar dari Alkitab sebagai sumber utama; yaitu Alkitab dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Ibrani. Penulis mempelajari Kitab Ayub yang menjadi pembahasan, kemudian menyajikan sesuai dengan kebenaran, serta penulis mengadakan riset terhadap buku-buku referensi untuk mengumpulkan fakta-fakta yang ada untuk  melengkapi penulisan skripsi ini.
Bab kedua, dalam pembahasan, Penulis memakai metode deskripsi, yaitu studi pustaka dengan menyelidiki buku-buku yang membahas tentang penderitaan. Yang dimaksud Analisis adalah: “penyelidikan  suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya, dsb.”
Pada bab  ketiga, Penulis menggunakan metode deskripsi dan riset kepustakaan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan peristiwa penderitaan Ayub. Penulis menggali  makna dari kata-kata  yang tercantum dalam Kitab Ayub, yaitu Penulis mengangkat bahasa asli untuk dianalisis dan  dieksegese. “Eksegese merupakan suatu penelahan  yang cermat dan analitis mengenai suatu bagian Alkitab agar dapat mencapai suatu penafsiran yang bermanfaat.”
Bab keempat, penulis mempaparkan hasil penelitian ini dalam bentuk penerapan/aplikasi dalam kehidupan orang percaya masa kini.
Bab kelima, penulis menyimpulkan seluruh pembahasan dalam skripsi menjadi suatu ruang lingkup yang lebih sempit sebagai inti dari skripsi ini.

Pentingnya Penulisan

              Skripsi  ini ditulis supaya dapat dibaca oleh orang percaya, dan  memahami dinamika kehidupan, serta siap menghadapi masalah sekalipun mengalami pergumulan hidup  yang sulit untuk dihadapi, sehingga akhirnya pembaca dapat memahami tentang Allah dan segala rahasia pekerjaan-Nya. Karena skripsi ini juga berbicara tentang adanya pengharapan dibalik persoalan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis memiliki harapan agar skripsi ini dapat menguatkan orang percaya yang sedang mengalami pergumulan atau pergulatan hidup.

Definisi Istilah

          Dalam penulisan karya tulis ini, penulis akan menguraikan dan menjelaskan istilah penting dari makna yang terkandung. Adapun istilah-istilah yang penulis maksudkan adalah: Kajian Penderitaan dan relevansi.
Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Kajian adalah : “1. Hasil
Mengkaji, 2. penyelidikan (dengan  pikiran).”  Arti kajian adalah penyelidikan atau menyelidiki sesuatu secara detail (diulang-ulang), dalam hal ini kitab Ayub, dan menemukan Makna yang terdapat di dalamnya.
Istilah yang lain adalah relevansi, dari kata relevan, yaitu “kait mengait, bersangkut paut, berguna secara langsung.”

Sistimatika Penulisan

           Sistimatika pembahasan karya ilmiah ini dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini memberikan gambaran tentang apa yang akan dibahas dalam karya
ilmiah ini, sekaligus prosedur-prosedur yang ditempuh demi sistimatisnya penulisan skripsi ini.
Bab kedua, dalam skripsi ini penulis akan membahas tentang definisi penderitaan, pandangan  manusia secara umum, dan pandangan teologi secara umum
Pada bab ketiga, penulis membahas tentang latar belakang Kitab Ayub, kehidupan Ayub sebagai orang percaya,Tujuan penderitaan, sikap/langkah-langkah menghadapi penderitaan, serta berkat penderitaan bagi Ayub sebagai orang percaya.
Bab keempat, dalam karya tulis ini, penulis membahas tentang prinsip-prinsip dan tindakan  yang benar untuk dilakukan, pada saat orang percaya diperhadapkan dengan pergumulan hidup. Karena pada prinsipnya, selagi ada kehidupan, manusia tetap akan menjalani pergumulan hidup.
Bab kelima, penulis menyimpulkan isi dari skripsi ini, tentang Ayub
dalam penderitaannya,  tentang betapa pentingnya orang Percaya belajar dari kisah Ayub, dan penerapannya dalam kehidupan.

No comments:

Post a Comment