Sebuah artikel membahas tentang " merayakan Natal di haruskan tgl 25 Desember" dan dalam penjelasan artikel itu di khususkan untuk umat/agama/denominasi yg sesuai pemahamannya. Dengan penjelasan bahwa kata perayaan itu tepat digunakan Saat dan setelah lahir.
Saya tertarik menanggapi lewat tulisan karena salahsatu isu yang sedang dibicarakan belakangan ini adalah statemen tersebut, dan bahkan menjadi perdebatan di media sosial yg pada dasarnya TDK perlu dipermasalahkan. Toh itu himbauan internal, hanya khusus umat Katolik .
Bagi rekan seiman di dalam Yesus Kristus Tuhan kita, dasar pemahaman yg berbeda karena agama yg berbeda adalah hal yg wajar, karna kalau sama maka berarti seasas, sama, satu tiang , satu bendera.
Apa yg disampaikan pastor tersebul dalam artikel itu pada dasarnya sangat benar adanya, maksud saya tentang penempatan kata perayaan. Dan karena itu, setiap tahunnya umat merayakan Natal, entah dimulai bulan November, bahkan Januari , karena Yesus sudah lahir 2000 lebih tahun yang lalu, dan umat terus merayakan Natal dari tahun ke tahun. Bukan tiap tahun Yesus lahir sehingga stasemen diharuskan tgl 25 Des..tetapi satu kali Ia lahir, dan berita itu sangat besar, dan dikumandangkan di setiap gereja Tuhan.
Yang lebih menarik dalam komentar artikel tersebut adalah, ada yg melemparkan kesamping untuk menganalogikan tentang hari ulang tahun seseorang yg selalu di rayakan pada tanggal yg pas, ...
Sebenarnya ini terlihat ingin membenarkannya pandangannya, sehingga MENYAMAKAN peristiwa, tanpa melihat siapa dan bagaimana , kasus dan teks pembahasan.
Tanpa mengganggu pemahaman dari denominasi, saya hanya memberikan sudut pandang yg lebih luas, untuk kenyamanan untuk semua umat dalam merayakan hari Kelahiran TUHAN YESUS.
Krisallati Salupuk
No comments:
Post a Comment