Teladan Karakter (ayat 12)
Dalam teks Yunani, kitab 1Tesalonika
4:12: Μηδείς σου τῆς νεότητος καταφρονείτω, ἀλλὰ τύπος γίνου τῶν πιστῶν ἐν λόγῳ,
ἐν ἀναστροφῇ, ἐν ἀγάπῃ, ἐν πίστει, ἐν ἁγνείᾳ .
Dalam ayat di atas, ada beberapa
poin yang berhubungan dengan keteladanan dalam sisi karakter, dimana Paulus
yang dahulu (Saulus), yang tidak memiliki belas kasih karena tuntutan hokum
Taurat yang dipahami, yang kejam dan kasar, menjadi beda di dalam Kristus,
yaitu karakter yang mengagumkan.
ada 5 poin yang penulis akan
paparkan dalam ayat ini, yang berhubungan dengan keteladanan karakter, di
sampaikan Paulus kepada Timotius.
Dalam Perkataan
Lidah adalah organ tubuh yang kecil, tetapi Yakobus
memberitahukan bahwa “ …ia merupakan
suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita
sebagai sesuatu yang dapat menodai
seluruh tubuh…” ( Yakobus 3:6). Ini berarti betapa kuatnya pengaruh yang
disebabkan oleh lidah itu.
Salah satu penekanan rasul Paulus pada Timotius
adalah supaya menjadi teladan dalam
perkataan. Dalam Bahasa Yunani mengunakan kata λόγῳ, ( logo). Dalam Strongs greek 3056: “sesuatu
dikatakan (termasuk pikiran); dengan implikasi suatu topik (subjek wacana),
juga alasan (kemampuan mental) atau motif; dengan ekstensi, suatu perhitungan;
secara khusus (dengan artikel dalam Yohanes) Ekspresi Ilahi (yaitu Kristus).”[1]
Dari uraian di atas memperjelas makna logo, bahwa teladan karakter dalam perkataan
(word), bahkan kata yang termasuk dalam pikiran, menjadi satu hal yang penting
dalam kehidupan, terkhusus dalam hal ini tujuan surat Paulus yaitu Timotius,
supaya berfikir dan berkata-kata tentang hal-hal yang layak untuk didengar
sesuai dengan pelayanannya, yaitu menyampaikan kebenaran, hal-hal yang ilahi. Jadi dari nasihat Rasul
Paulus, dapat di ketahui bahwa seseorang akan dihormati/jadi teladan kalau perkataan yang diucapkan adalah
perkataan yang baik.
Dalam Tingkah Laku
Dalam teladan karakter tentang
tingkah laku, biasanya kurang dimiliki oleh orang yang muda, apalagi saat
sekarang ini. anak muda seringkali kurang mendapat rasa hormat dari orang tua.
Ini dikarenakan tingkah laku yang ditunjukkan oleh anak muda, sering dianggap
tidak seiring dengan apa yang diucapkan. Hal inipun terjadi di gereja Efesus,
di mana Timotius melakukan pelayanan. Tidak sedikit orang yang akhirnya kurang
menghargai firman Tuhan yang disampaikan oleh orang muda. Karena itu Rasul
Paulus menyurati Timotius muda dan menasehati dia, agar jangan sampai
seorangpun menganggapnya rendah, sebaliknya harus menjadi teladan bagi
orang-orang percaya.
Tantangan bagi Timotius yang masih muda dalam
pelayanannya, untuk menjaga sikap dan
tungkah lakunya (ἐν ἀναστροφῇ )di jemaat Efesus. Kata “ ἀναστροφῇ ( noun , kasus datif feminim
tunggal (anastrophe ) )[2] memiliki terjemahan contuct
( tingkah laku, mengiringkan, membimbing, memimpin, dll). Dalam Friberg,
Leksikon Yunani Analitik
ἀναστροφή, ῆς, ἡ benar-benar berbalik di suatu
tempat; karenanya, dari cara hidup berperilaku, perilaku,[3] (
tanggapi sepp )
Dalam Kasih
Kasih adalah ajaran
Kristus yang paling indah dan agung. Kasih paling sering diajarkan kepada umat
Kristen,. Rasul Paulus mengingatkan agar apa yang mau kita ajarkan, hendaklah
kita lakukan terlebih dahulu Jika kita
mengajarkan orang untuk mengasihi saudara. Paulus sendiri menyimpulkan bahwa
kasih adalah utama dari iman dan pengharapan, dalam 1 Petrus 4:8 mengatakan “
tetapi yang terutama, kasihilah…”. Yohanes memberitahu bahwa Allah adalah
kasih. Dalam penyampain Tuhan Yesus, bahkan pada praktek karya-Nya jelas
memperlihatkan kasih.
Bagi rasul Paulus kasih harus dimiliki, supaya bisa jadi
panutan/teladan, karna itu harapannya supaya Timotius menghidupi kasih itu. Hal
itu di sampaikan dalam ayat 12 ini, ἀγάπῃ, (agape ) yang artinya
kasih, Kata paling umum untuk semua bentuk
kasih dalam PB adalah αγαπαω - agapao (kata kerja), atau αγαπη - agape (kata benda). Dalam pemunculannya,
yang begitu sedikit, kata itu berarti kasih yang paling tinggi, yang melihat suatu nilai tak terbatas pada
objek kasihnya. Penggunaan kata ini dari
Septuaginta (LXX), yang menerjemahkan 95% kasih dalam bahasa Ibrani dengan kata
itu, dan menggunakannya untuk menggambarkan kasih Allah kepada manusia, kasih
manusia kepada Allah, dan kasih manusia kepada sesamanya.
Jadi
jenjadi teladan dalam sisi karakter adalah hidup dalam kasih Allah, karena ini
standar ajaran Kristus, supaya semua orang saling mengasihi.
Dalam Kesetiaan
Dalam hal kehidupan
iman kepada Kristus, juga dituntut kesetiaan pada Kristus, Kata kesetian dalam
bagian ini dari akar kata pistis (πίστει, (pistei) ) teks Yunani, yang arti
mendasarnya adalah iman/keyakinan (faith). Devinisi dalam Strongs 4102 “
“Iman ( pistis) selalu
merupakan hadiah dari Tuhan, dan tidak pernah merupakan sesuatu yang dapat
diproduksi oleh manusia. Singkatnya, 4102 / pistis ("iman") bagi
orang beriman adalah "bujukan ilahi Tuhan" - dan karena itu berbeda
dari kepercayaan manusia (kepercayaan), namun melibatkannya. Tuhan terus
menerus melahirkan iman kepada orang percaya yang menghasilkan sehingga mereka
dapat mengetahui apa yang Dia inginkan, yaitu persuasi kehendak-Nya (1Yoh. 5:
4)”[4]
Kata pistoi (akar kata pistis) juga
diterjemahkan setia/kesetiaan. “ pistis:
faith, faithfulness
“Kata Asli: πίστις, εως, ἡ
Bagian dari Bicara: Kata benda, Feminin
Transliterasi: pistis
Ejaan Fonetik: (pis'-tis)
Definisi: iman, kesetiaan
Penggunaan: iman, kepercayaan, kepercayaan,
kepercayaan; kesetiaan, kesetiaan.”[5]
Jadi karakter “kesetian” ( pistis)
adalah karakter yang Allah cari dalam umat manusia ( Amzal 20:6), karena orang
yang beriman haruslah setia kepada Tuhan, sebaliknya orang yang setia ( pada
Tuhan) adalah orang yang beriman.
Dalam Kesucian
Orang percaya harus selalu berjuang
untuk berkenan kepada Tuhan. Berkenan kepada Tuhan bukan hanya didasarkan pada
melakukan hukum, tetapi tindakan yang selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan
Allah. Hidup suci/kudus adalah bagian yang Yesus sampaikan saat kotbah di bukit
(Mat 5:8). Ini menandakan bahwa kesucian hidup mempengaruhi kebahagiaan bahkan
“yang suci hatinya, akan melihat Allah”.
Dalam pesan rasul Paulus pada
Timotius dalam ayat 12 ini, juga tentang kesucian. Kesucian menuru KBBI,” Nomina
(kata benda) kebersihan
(hati dan sebagainya) ; kemurnian.[6]
Dalam teks asli Bahasa Yunani mengunakan kata ἁγνείᾳ. (hagneia) “ definisi: kemurnian,
kesucian, asal dari hagnos yaitu kebersihan (kualitas) yaitu kesucian (khususnya),”[7]
Dari uraian di atas maka kesucian
adalah semua tindakan, baik yang kelihatan ( suci hatinya) maupun yang tidak
kelihatan, yang sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. Paulus memahami hal
demikian, dirinya pernah mengatakan “telah bertanding dengan baik…”( ), artinya paulus yang melalui hidup
pelanyanannya dengan teladan karakter dalam ayat 12 ini.
No comments:
Post a Comment