10 April 2020.
Saya mau Bahas hikmat dulu dalam artikel ini..
Hikmat," adalah dalam artian seperti halnya kebajikan "intelektual Ibrani." Kata hikmat dalam bahasa Ibrani: חָכְמָה - "KHOKH'MAH" (nomina feminine). Selain itu masih ada kata lain, misalnya בִּינָה - "BINAH" (nomina feminine), pengertian (Ayub 39:20) yang diserap dalam bahasa Indonesia "bina"(dalam artian mendidik). Ada kata kata תְבוּנָה - "TEVUNAH" (nomina feminine), kebijakan/ pengertian (Mazmur 136:5; 1 Raja 4:29) senantiasa adalah praktis, bukan teoritis.
Secara logika, Pada dasarnya hikmat adalah kepintaran mencapai hasil, menyusun rencana yang benar untuk memperoleh hasil yang dikehendaki. Tempat kedudukannya ialah hati, pusat keputusan moral dan intelektual.
Di atas itu ada Roh Kudus, ada Tuhan yg memberikan pengertian , hikmat, pengetahuan, dll.
Hikmat dalam arti utuh dan mutlak hanyalah milik Allah (Ayub 12:13 dab; Yesaya 32:2; Daniel 2:20-23) Hikmat Allah mencakup bukan hanya sempurnanya dan lengkapnya pengetahuan-Nya mengenai setiap segi bidang kehidupan, tapi juga mencakup kedaulatanNya menggenapi tuntas apa yang ada dalam pikiranNya, dan yang mustahil dapat digagalkan (Ayub 10:4; Ayub 26:6; Amsal 5:21; Amsal 15:3)
Hikmat Alkitabiah adalah sekaligus sifat agamawi dan praktis dan berasal dari "takut kepada TUHAN" (Ayub 28:28; Mazmur 111:10; Amsal 1:7; 9:10)
Kalau hikmat diceraikan dari pernyataan Allah, maka makna hikmat itu dipermiskin (1 Korintus 2:4 ; 1:17 ; 2 Korintus 1:12). Tidak berhikmat adalah bodoh (1 Korintus 1:19-31), atau paling jeleknya adalah "jahat" (Yakobus 3:13-18 ).
Hikmat yang sama dibutuhkan untuk memahami nubuat dan teka-teki apokaliptik (Wahyu 13:18; 17:9). Hikmat mutlak perlu bukan saja bagi para pemimpin gereja (Kisah 6:3), tapi juga bagi orang-orang percaya guna memahami maksud-maksud Allah dalam penyelamatan (Efesus 1:8-9), dan supaya dapat berjalan seperti semestinya di hadirat Allah (Kolose 1:9; Yakobus 1:5; 3:13-17) :
Orang yang benar berhikmat ialah mereka yang kepadanya Allah memberikan hikmat sebagai karunia :
a. Salomo (Matius 12:42; Lukas 11:31);
b. Stefanus (Kisah 6:8-10);
c. Paulus (2 Petrus 3:15)
d. Yusuf (Kisah 7:9-15)
Berhikmat bukan berarti ketakutan. Yaitu menghindari karena takut, atau karena kwwatir ia berusaha irit sedemikian rupa, atau sembunyi untuk menyayangi hidupnya...
HIKMAT BUKANLAH ITU....
DALAM SITUASI SAAT INI..., Kadang kita salah dalam mengimplementasikan hikmat.
STAY ATHOME... , Bukan berarti berhenti dalam tugas...
Tetapi maksudnya jika tdk penting , mending nggak usah keluar,...
SAYA TAU CORONA INI SANGAT BERBAHAYA...,
karena itu saya stay athome...
Tetapi saya punya tugas yg penting, gembala yg dipercayakan domba, dimana sekali kali saya harus keluar rumah.
SAYA TIDAK TAHU APA YANG AKAN TERJADI ESOK,... TETAPI APAPUN YG TERJADI, ..DIA TETAPLAH ALLAHKU YG BAIK.
Sal-Salupuk.
