Family

Family

Friday, November 30, 2018

BAB 3.: KAJIAN PENDERITAAN AYUB/KITAB AYUB (penulisan dan karakteristik kitab)

Penulisan

           Sampai saat ini tidak ada yang memastikan secara pasti siapa penulis kitab Ayub, jikalau bukan Ayub sendiri pastilah memiliki sumber-sumber lisan atau tertulis yang terinci dari zaman Ayub, yang dipakainya di bawah dorongan dan ilham ilahi untuk menulis kitab ini sebagaimana adanya sekarang. Sekalipun beberapa teolog yang  meneliti kitab ini memberikan beberapa nama yang bisa dipertimbangkan selain dari Ayub sendiri, “Elihu, Musa, Salomo, Yesaya, Hizkia, Barukh teman dari Yeremia, dsb.”
Dalam diktat Eksposisi PL II, Jeffry P. Miller mengatakan:

          Lebih banyak orang yang memilih Musa atau Salomo sebagai pengarang. Menurut Talmud, Musa mengarang buku ini. Dia mendengar cerita ini waktu di Midian lalu mempersiapkan naskah atau menulis naskah di bawah inspirasi Roh Allah. Salomo dianggap pengarang oleh rabi-rabi dan orang lain berdasarkan komposisinya dan isinya yang bersifat hikmat.


Tahun Penulisan

           Karena tidak ditemukan secara pasti siapa yang menulis kitab Ayub, dan tidak pasti  tanggal terjadinya peristiwa dijadikan patokan penulisan kitab ini. Jeffrey P. Miller mengatakan: “dari kitab Ayub kami tidak mengetahui tahun kitab ini ditulis. Ada kemungkinan kitab ini ditulis di antara pada pemerintahan Salomo dan pemulangan dari pembuangan.”

Tujuan Kitab Ayub

           Menurut Parluangan Gultom dalam diktat Teologi Perjanjian Lama II, ia mengatakan:
sekalipun banyak yang beranggapan bahwa tujuan kitab Ayub adalah untuk menjelaskan misteri penderitaan dari orang benar, kitab tidak memberikan jawaban yang pasti kepada hal ini (dan perkataan-perkataan Tuhan juga tidak menunjukkan secara langsung), karena itu seharusnya hal itu tidak menjadi isu utama sebagai katalisator bagi pertanyaan dari motif yang benar bagi manusia untuk hubungan manusia dengan Allah (lihat 1:9). Jadi tujuan utama kitab kelihatannya adalah untuk menunjukkan  bahwa hubungan yang benar di antara Allah dan manusia (dalam semua keadaan) didasarkan terutama pada kasih karunia Allah yang mahakuasa dan respon manusia akan iman dan kepercayaan yang bersifat tunduk. 

           Penjelasan diatas menekankan karunia Allah pada manusia, dimana orang saleh harus tetap kokoh dan tidak goyah, bahkan ketika kelihatannya tidak ada keuntungan jasmaniah atau duniawi untuk terus mengabdi kepada Allah.

Karakteristik Kitab Ayub

           Andrew E. Hill dalam buku Survei Perjanjian Lama, ia mengatakan: “Kitab ini berisi aneka ragam gaya sastra, termasuk dialog (ps. 4-27), percakapan seorang diri (lihat ps. 3), wacana (misalnya, ps. 29-41), narasi (ps. 1-2), dan nyanyian pujian (ps. 8).”

W.R.F.  Browning Dalam buku Kamus Alkitab mengatakan:

           Susunan kitab ini berupa prosa dalam prolog dan epilognya, sedangkan 3-42:6 berupa puisi, yang di dalamnya terdapat dialog antara Ayub dengan ketiga sahabatnya. Ada tiga seri yang terdiri dari enam pidato, dengan jawaban Ayub untuk masing-masing. Kemudian diikuti dengan campur tangan lebih lanjut dari sahabat yang keempat, yaitu Elihu muda (32-37). Para 'penghibur' Ayub (16:1-2) menjelaskan bahwa bukanlah suatu hal yang tidak masuk akal jika ia harus menderita tekanan seperti itu.

          Adapun garis besar susunan  kitab Ayub adalah sebagai berikut:
Pertama: prolog (pasal 1-2; (Ayub 1:1-2:13)) yang melukiskan musibah Ayub dan         penyebabnya (prosa). Kedua: Tiga rangkaian dialog di antara Ayub dan ketiga orang temannya, ketika mereka jawaban-jawaban yang masul akal untuk penderitaan Ayub {pasal 3-31 (Ayub 3:1-31:40) puisi, dialog-dialog dalam Kitab Ayub dalam bentuk puisi}. Ketiga: Monolog oleh Elihu, seorang yang lebih muda daripada Ayub dan ketiga temannya, yang berisi sekilas pengertian mengenai makna (sekalipun belum mengenai penyebab) penderitaan Ayub (pasal 32-37 (Ayub 32:1-37:24) puisi Dialog-dialog dalam Kitab Ayub dalam bentuk puisi). Keempat: Allah sendiri, yang menegur ketidaktahuan dan keluhan Ayub serta mendengarkan tanggapan Ayub atas penyataan-Nya {pasal 38, 1-42, (Ayub 38:1-38; Ayub 1:1-42:17 Ayub 6:1-30) puisi, Dialog-dialog dalam Kitab Ayub dalam bentuk puisi}. Kelima:  Epilog (Ayub 42:7-17) yang mencatat pemulihan Ayub (prosa ).
Setelah penulis menyajikan latar belakang kitab Ayub, maka penulis akan menjelaskan tentang kehidupan Ayub secara pribadi.

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB (latar belakang kitab Ayub)

Latar Belakang Kitab Ayub

      Kitab-kitab puisi dimasukkan ke dalam Firman yang diilham Allah, sebab puisi merupakan bahasa hati. Allah tahu betapa pentingnya Firman Allah sebagai isi hati umat-Nya. Pada bagian Alkitab, Allah berfirman kepada setiap hati umat-Nya saat  menderita (Ayub), saat beribadah (Mazmur), saat sedang bergumul dengan tekanan rumah tangga, keluarga, membesarkan anak-anak dan masalah ekonomi (Amsal), saat dipenuhi keraguan (Pengkhotbah), dan saat menyatakan dengan sukacita keintiman kesatuan fisik diantara pasangan suami istri (Kidung Agung). Ke lima kitab ini adalah kitab puisi.

      Nama tokoh yang diceritakan dalam kitab yang akan di bahas,  sama dengan  nama judul kitabnya, yaitu Ayub, atau iyyob. “ Judul Ayub di ambil dari versi Vulgata yang berbahasa Latin.”  tokoh yang sulit untuk dibuktikan secara keseluruhan, tentang  kapan ia hidup, baik dari kalangan Yahudi, Kristen, islam, tak ada keterangan yang dapat meyakinkan dengan pasti, tapi bagaimana pun juga, Ayub seorang tokoh yang mengagumkan, yang sudah pasti pernah ada di dunia ini.
Hal ini terbukti karena namanya disebutkan dalam beberapa kitab yang lain, misalnya Yehezkiel 14:13-14:
“ 13Hai anak manusia, kalau sesuatu negeri berdosa kepada-Ku dengan berobah setia dan Aku mengacungkan tangan-Ku melawannya dengan memusnahkan persediaan makanannya dan mendatangkan kelaparan atasnya dan melenyapkan dari negeri itu manusia dan binatang, 14 biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub, mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”
Dan Yakobus 5:11, :
“Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.”
Yehezkiel 14:14, 20 dan Yakobus 5:11 menyebutkan dengan jelas bahwa Ayub adalah tokoh yang nyata dalam sejarah sehingga dapat disimpulkan kisah mengenai Ayub adalah kisah nyata dalam sejarah, bukan kisah fiktif.

       Zaman kehidupan Ayub sulit untuk di pastikan, menurut catatan dalam buku The Wycliffe Bilbe Commentary : “ tokoh Ayub rupanya hidup pada awal zaman leluhur Israel. Dapat dilihat, misalnya, lamanya hidup Ayub dan juga banyaknnya pelaksanaan agama yang sejati,”  kendati demikian, bukti itu tidaklah cukup.

        Beberapa penjelasan yang dekat tentang zaman kehidupan Ayub dilihat dari tokoh-tokoh yang hidup berteman dengannya:

Tentang Bildad

        Bildad  orang Suah, adalah seorang dari tiga sahabat Ayub, sebagaimana dicatat dalam Kitab Ayub dalam Perjanjian Lama. Ia diyakini merupakan keturunan Suah, salah seorang putra Abraham dari gundiknya, Ketura (Kejadian 25:1-2), yang berdiam di padang-padang pasir diArabia ( sebelah timur )”

Tentang Sofar

          Dounk Ranck dalam E book Elektronik perpustakaan STTII yang berjudul Creative Bible Lessons In Job mengatakan: “Sofar orang Naamah, namanya [yang] secara harafiah berarti “burung muda.” Ia datang dari Naamah, suatu area dinamai menurut suatu keturunan wanita Cain. Raja Solomo menikah seorang Puteri Ammonite  bernama “Naamah.”


Dan tentang Elifas:

        Elifas  orang Teman, adalah seorang dari tiga sahabat Ayub yang bercakap-cakap mengenai penderitaan yang dialami Ayub, sebagaimana dicatat dalam Kitab Ayub di Alkitab orang Ibrani  Perjanjian Lama, Teman adalah salah satu kota di wilayah Edom (Amos 1:12; Obaja 9; Yeremia 49:20).”  Jadi Elifas nampaknya mewakili hikmat orang Edom yang dianggap terkenal di zaman dahulu, menurut Obaja 8; Yeremia 49:7."   nama Elifas pertama kali muncul ada dalam kitab Kejadian. Elifas" adalah nama anak sulung Esau(juga disebut Edom) bin Ishak bin Abraham, dan Elifas mempunyai putra bernama "Teman(Kejadian 36:4,10 dan 11 ).”  jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa nama itu berkisar dari sana.

Tentang Elihu

       Elihu, salah satu tokoh yang muncul dalam kisah Ayub,” asal usul Elihu di telusuri secara cukup lengkap (ay. 2a; bgd 1:1; 2:1 ). Orang Bus. Bandingkan Kejadian 22:21.”   survei kitab Kejadian tentang Bus berasal dari  silsilah keturunan Nahor saudara Abraham, yang memperanakkan Bus.

           Kalau dilihat dari silsilah ketiga tokoh di atas, maka bisa disimpulkan bahwa Ayub hidup setelah zaman bapa Abraham, beredomisili di tanah Us ( Ayub 1:1 ), ( mungkin Edom ) karena pikiran modern cenderung menganggapnya diperbatasan Edom, tapi tradisi yang menempatkannya di haran, ( Basan ) jauh lebih mungkin,”   menurut Matthew Henry’s Commentary on the whole Bible volume 3 Job to song of Salomon mengatakan : Negeri [yang] ia [tinggal/hidup]  adalah tanah Uz, di (dalam) daerah timur bagian dari Arabia, Yang letaknya ke arah Chaldea, dekat Euphrates, mungkin tidak jauh dari Ur Chaldees, dari mana Abraham telah [disebut/dipanggil].”  .dan kemungkinan besar, Ayub ada sebelum zaman Musa, dimana Israel belum dikenal antara kaum yang sudah ada. Dengan alasan: melihat dari panjangnya usia Ayub, harta kekayaan yang dinilai dari ternak, dsb.  J. I Packer dalam buku Ensiklopedi Fakta Alkitab  Bible Almanac, ia mengatakan “ boleh jadi ia hidup sebelum zaman Musa.”

PENGURAPAN ( definisi)

DEFINISI KATA PENGURAPAN

             Kata pengurapan Dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI):  “Mengolesi, Melumas.
       Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, Kata Urapan berarti “ sudah menerima karunia ilahi (Mazmur 23:5; 92:10). Atau sudah diberi tempat atau fungsi istimewa  dalam rencana Allah (Mzm 105:15; Yes45:1 ).”  Karena berdasarkan pilihan dan ditetapkan oleh Allah, maka setiap orang yang diurapi adalah orang yang istimewa, dan memiliki karunia ilahi, mengingat dalam Perjanjian Lama, Roh Tuhan hanya berdiam dalam diri orang yang dipilih. Menarik dalam hal pengurapan, ternyata bukan hanya manusia yang diurapi, tetapi juga berlaku pada benda.
      Masih dalam buku Ensiklopedia Alkitab Perjanjian Lama Jilid II mengatakan: “dalam PL orang atau benda diurapi untuk menandakan kesuciannya.”  Pengurapan benda dalam PL di paparkan dalam kitab (Kejadian 28:18; 2 Samuel 2:21), yang menandakan bahwa benda juga perlu diurapi sehubungan dengan fungsi benda tersebut. Misalnya dalam imamat benda tersebut dipakai sebagai perkakas dalam rumah Tuhan.

          Pengurapan: “Dalam PL orang atau benda di urapi untuk menandakan keseuciannya atau pengkudusannya bagi Allah (Kej. 28:18), tabut dan perkakasnya (Kel. 30:22), perisai (mungkin untuk mentahirkan dlm ‘perang suci’),  Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II  kembali menjelaskan tentang pengurapan bagi orang,  “ (2 Sam 1:21; Yes 21:21-5; Ul 23:9), raja (Hak 9:8; 2 Sam 2:4; I Raj 1:34), imam besar (Kel 28:41); nabi (I Raj 19:16). Khidmat dan pentinya pengurapan itu di perliihatkan dalam hal pertama, bahwa adalah merupakan pelenggaran kriminal bila menggunakan minyak kudus untuk pengurapan yang bisa (Kel. 30:32-33). Kedua, oleh keuasaan dampak pengurapan itu (2 Raj 9:11-13)”

Kamus Teologia kata Pengurapan “anointing- Pengolesan atau pencurahan minyak atas orang (kadang-kadang juga barang) untuk mengubahnya dalam hubungan dengan Allah dengan jemaah. Dalam PL para raja, imam, nabi di urapi dengan demikian di curahi Roh Allah (Kel 29:22-30; 30:25; I Sam 10:1; Maz 22:2; 20:7; Yes 45:1). Gereja memberikan pengurapan dengan minyak kepada orang-orang sakit, merka yang di baptis, yang menerima sakramen penguatan, dan yang menerima sakramen tahbisan” .

       
Kata urapan berasal dari kata (wayyimšah) dari kata (masyakh), yang artinya “mengoles,melumuri, menggosok dengan minyak.”  משהה   (MISYKHAH) adalah hasil dari tindakan  (masyakh), dari kata inilah dikenal nama YEHOSYUA HAMASYIAKH, artinya Yesus yang diurapi. Sedangkan dalam PB “Kata Yunani Χριστός  merupakan bentuk kata Noun, Masculine, transliterasinya adalah Christos dengan phonetic spelling (khris-tos'), yang berarti anointed One, the Messiah, the Christ (Dia yang diurapi, Mesias, Kristus).” 
      
Sumber...
ENSIKLOPEDI
EKSEGESE KRISALLATI
RISET BUKU

KESIMPULAN 1. PENDERITAAN AYUB/KITAB AYUB

          Berdasarkan uraian tentang kajian penderitaan menurut Kitab Ayub dan relevansinya dalam kehidupan orang percaya, maka penulis dapat menyimpulkansebagai berikut:

1.    PENDERITAAN

            Penderitaan adalah bagian yang selalu menyertai kehidupan manusia, tidak perduli siapa orang tersebut serta apa status social yang disandangnya. Realitanya adalah penderitaan selalu berdampingan dalam kehidupan manusia karena penderitaan merupakan rangkaian dari kehidupan,maka setiap orang pasti akan mengalami penderitaan.

           Hidup ini rahasia. Ayub adalah tokoh yang Alkitab katakan secara jasmani memiliki kemapanan, bahkan hubungan rohani dengan Tuhan tidak diragukan lagi. Tetapi akhirnya Ayub harus menghadapi penderitaan dan kesulitan tanpa tahu apa penyebabnya. Semua itu terjadi karena Tuhan mau melalui Ayub sehingga umat-Nya memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada dunia, sehingga melalui hal tersebut, sebagai umat-Nya, Tuhan semakin dikenal oleh karena karakter yang diperlihatkan anak-anak-Nya di tengah manusia yang tidak percaya.

Qohelet - Krisallati

Biodata

Nama      : KRISAL lati Salupuk Ttl.           : Lebang , 28-2-1978 Alamat  L: Jln Lasaktia Raja, km 3, lebang                     P...

INSPIRASI " KESAKSIAN IMAN