Family

Family

Saturday, December 1, 2018

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB (Ayub dalam segi sosial)

Dari Segi Sosial

                 Dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 mengatakan:
 “ psl ini memberikan pengertian yang sangat hebat tentang perangai orang ini. Gagasan-gagasannya bukanlah murahan dan tanpa ambisi, tapi berbobot dan pergumulan batin. Ia menghakimi dirinya dengan ukuran yang hampir sama dengan ukuran istimewa dari Injil,”

          Maksud uraian di atas, dalam kitab Ayub  pasal 31:13-23, ia menyampaikan perbuatan-perbuatan yang nilanya tinggi soal kebaikan, sebagai standar bantahannya.
     Ayub adalah tokoh penting di tempat ia berdiam, bahkan orang-orang yang sudah berumur dan para anak muda menghormati dia. (Ayb 29:5-11)  Ia duduk sebagai hakim yang tidak berat sebelah, melaksanakan keadilan sebagai pembela para janda, dan menjadi seperti ayah bagi anak lelaki yatim, orang yang menderita, dan siapa pun yang tidak mempunyai penolong. (Ayb 29:12-17)  Ia menjaga diri bersih dari perbuatan amoral, ketamakan akan harta benda, serta penyembahan berhala, dan ia murah hati kepada orang yang miskin dan berkekurangan. Ayb 31:9-28.

-    Ayub Memperhatikan Hak Budaknya

      Memperhatikan hak orang lain, adalah salah satu nilai dari orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, dalam psl 31:13-15, semua yang bekerja padanya merasakan keadilan dari Ayub. Ayub dalam ayat ini menjelaskan bahwa seandainya ada hak dari seorang di antara semua orang yang bekerja padanya ada yang tidak diperhatikan ( bahasa Alkitab:  diabaikan ) olehnya, maka layaknyalah ia mengalami pemderitaan.

       Menarik perkataan Ayub tentang hubungan antara dia dan para budaknya adalah, sekalipun perbedaan dalam status tuan dan hamba adalah sebuah jarak dalam tradisi zamannya, tapi baginya kesetaraan antara budak dan tuan sama di hadapan Allah, dalm ayat 13-15, pada ayat 15 Ayub mengatakan:” bukankah ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat aku juga, bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim.”

     Ayub membangun relasi dengan semua orang yang bekerja padanya, serta perhatiannya pada semua keperluan dan bahkan hak yang bekerja padanya, adalah bagian dari segi sosial yang dimilikinya. Dari semua ayat dalam kitab Ayub, tidak ada satupun dari orang-orang yang bekerja padanya, memiliki keluhan tentang Ayub. Lebih dari pada itu, orang yang tidak sama sekali ada hubungan dengannya dicukupkannya(31:32).

- Ayub Berbagi Dengan Orang Miskin

       Dipaparkan dalam pasal 31: 16-23, ia memperhatikan orang di sekelilingnya, serta membagikan kepada anak yatim dan para janda, orang miskin secara umum, apa yang diperlukan.” Ayat ini menonjol sebagai batu permata karena kesadaran sosialnya yang tinggi (bnd Ams 14:31;22:2 ),”
       Guthrie dalam buku Tafsiran Alkitab Masa Kini mengatakan:
 “ kebaikannya juga menjalar keluar mencari dan menyelamatkan yg berkebutuhan, yg miskin, janda-janda, dan yatim piatu pemerasan dan penindasan atas yg lemah adalah asing baginya, sekalipun dengan mudah ia dapat mengubah keadilan yang diberikan oleh pengadilan-pengadilan. Sebaliknya ia telah merupakan pertolongan bagi orang yang tak mempunyai pertolongan.”

 Uraian diatas memberikan nilai tentang sikap Ayub yang berjiwa social, tidak mementingkan diri sendiri, pahlawan bagi si miskin. Di tengah kemampuannya yang bisa saja mengubah keadilan, tetapi tidak dilakukannya kecurangan, melainkan rasa belas kasihan yang besar kepada orang miskin.
       Perkataan Ayub pada ayat 19: “ jikalau aku melihat orang mati karena tidak ada pakaian atau orang miskin yang tidak mempunyai selimut, dan tidak dipanaskannya tubuhnya dengan kulit bulu dombaku,” membawa dalam satu pemahaman bahwa ‘ dalam kawasan lingkungan tempat tinggal Ayu, tidak ada yang mati oleh karena tidak pakaian, berarti Ayub dalam perhatiannya, bukan perhatian secara kebetukan dia melihat orang yang membutuhkan,  lalu memberikan bantuan kapada mereka, tetapi Ayub seakan-akan mengetahui setiap orang yang memerlukan bantuan, dan menyalurkan apa yang orang perlukan.


SUMBER : SKRIPSI KRISALLATI

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB. (Kehidupan Ayub sebagai orang percaya).

Kehidupan Ayub Sebagai Orang Percaya 

     Pola hidup menggambarkan kwalitas seseorang untuk dinilai, tanpa disadari, orang  menonton kehidupan orang lain. Masalahnya terkadang orang menanti-nanti dan mencari kesalahan orang lain, dan mulai menghakimi. Apa bedanya dengan Ayub. Manusia membaca dan berusaha memcari satu titik kesalahannya supaya penderitaan itu wajar menimpa dirinya karena kesalahannya, sama halnya dengan sahabat-sahabat Ayub, menilai dari pengetahuan dan pengalaman sendiri.
        Penulis akan memunculkan pola hidup Ayub di balik setiap Firman yang ada dalam kitab Ayub. Sebagai orang yang percaya kepada Allah yang benar, Ayub hidup dalam kebenaran itu.  Dan itu akan dilihat dari sisi-sisi kehidupan manusia secara umum dalam pribadi Ayub.

Dari Segi Rohani

      Untuk menilai Ayub dari segi rohani, pertama-tama harus diketahui, bahwa Ayub pada masa sebelum penderitaan panjangnya, ia percaya kepada Allah yang benar, walaupun  hanya mendengar dari kata orang saja(šümatikä  : ( aku telah mendengar/mengerti Engkau.) , ( ia tidak  melihat TUHAN,  Ayub 42:5 ).   Yang kedua standar kehidupan sisi rohani/iman menurut saumiman Saud dalam bukunya yang berjudul “Dinamika Kehidupan Orang Percaya” mengatakan:
        “Kehidupan rohani (Spirituality Of Christian Life ) seorang sering kali bergantung pada dasar kepercayaan yang di bangun oleh orang lain pada waktu dia masih muda atau masih kecil. Firman Tuhan begitu menyentuh, melekat dan terpatri dalam hati seseorang, sehingga tidak ada alasan bagi orang tersebut untuk melanggarnya. ia bisa merasakan Firman Tuhan itu begitu hidup di dalam dirinya, sehingga setiap tutur kata, perbuatan bahkan pikiran selalu mendapat saringan atau sensor setiap saat dari Firman Tuhan yang pernah didengar atau dipelajari.”

       Uraian di atas memberitahukan bahwa pengenalan sejak dini tentang kepercayaan, akan membuat iman kuat, dan sisi rohani yang terbentuk, diakibatkan karena Firman Tuhan yang selalu diperdengarkan, sehingga dasarnya menjadi kuat .  bagi Ayub, penulis beranggapan bahwa ia mendengar dan menjadi percaya kepada Allah yang diceritakan orang, adalah satu sikap yang hanya diambil dan diputuskan pada orang yang sudah sangat dewasa,  bukan saat ia masih kecil, atau muda seperti yang dipaparkan di atas.
       Kedua hal diatas akan membawa setiap pembaca dalam sebuah anggapan?, wajarlah Ayub jika tidak memiliki iman yang kuat. Tapi kontras dari itu, iman Ayub, sulit untuk digambarkan.
      Dimulai dari Pasal 1:1, “ Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur , ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”  Dalam ayat pertama ini, narator memperkenalkan Ayub dari segi rohani, dengan menekankan empat hal yang spesial tentang hubungan spiritual antara Ayub dan TUHAN ; jujur, saleh, takut akan Allah, dan menjahui kejahatan. Dan TUHAN mengakui itu, bahkan memperkenalkan Ayub kepada iblis, bahwa ia jujur, saleh, takut akan TUHAN, dan menjahui kejahatan, (Ayub 1:8, dan psl 2:3 ),”  dan bahwa tidak ada orang seperti dia di muka bumi ini.

        Tafriran Alkitab Masa Kini 2, mengatakan:
“ Wataknya tampil dalam terang yang menabjubkan selaku orang yang saleh dan jujur. Saleh bukan berarti sempurna tanpa dosa, hal yang tak pernah dituntut bagi Ayub. Sebaliknya hal ini merangsang kita untuk memikirkan bahwa Ayub adalah serba matang dalam bidang moral. Seorang yang mempunyai watak yang seimbang dan berkepribadian yang mantap.
hal diatas telah disampaikan Ayub sendiri dalam Ayub 9:20 yang mengatakan:
(KJV): ‘If I justify myself, mine own mouth shall condemn me; if I say, I am perfect, it shall also prove me perverse’ ( Jika aku membenarkan diriku sendiri, mulutku sendiri akan menyalahkan aku; jika aku berkata: aku sempurna, itu juga akan membuktikan aku sesat).
Karena itu, sisi kerohanian Ayub dilihat dari beberapa hal:

-    Jujur

       Jujur bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, itulah kejujuran. Maksudnya Bila seseorang berhadapan dengan suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh  gambaran tentang  sesuatu  atau fenomena tersebut. Bila seseorang  itu  menceritakan informasi tentang  gambaran  tersebut kepada orang lain tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.
Kejujuran juga bersangkutan dengan  pengakuan, Ayub juga mengakui bahwa ia tidak sempurna ( ps 9:20 )

      Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang.      Jujur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi adalah: 1 lurus hati; tidak berbohong (msl dng berkata apa adanya); 2 tidak curang (msl dl permainan, dng mengikuti aturan yg berlaku): mereka itulah orang-orang yg -- dan disegani; 3 tulus; ikhlas.”  Sedangkan dalam bahasa ibrani,  kata ini mengunakan kata sifat: rv"±y"w> wüyäšär,”   berasal dari kata rv'y"  (yäšär ) yang diawalai w> particle conjunction ( Vav Konsekutif),” yang artinya benar, jujur” . Jadi Ayub adalah seorang yang jujur dalam mengatakan  kebenaran ( hal yang benar).
Kejujuran Ayub diakui TUHAN, pada akhir peristiwa penderitaannya, Ia mengatakan:
      “Setelah TUHAN mengucapkan firman itu  kepada Ayub,  maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu,   karena kamu tidak berkata benar tentang Aku  seperti hamba-Ku Ayub ( ps 42:7 )

     Allah menyatakan bahwa apa yang dikatakan Ayub itu benar. Allah tidak bermaksud bahwa segala sesuatu yang dikatakan Ayub itu sungguh tepat, tetapi bahwa tanggapan Ayub kepada ketiga temannya sangat jujur di hadapan Allah dan sikapnya berkenan kepada-Nya.  Jadi "jujur" menunjukkan kebenaran dalam perkataan, tindakan, dan pikiran.

-     Saleh

      Ayub dikatakan saleh oleh Allah sebelum penderitaannya dimulai, itu kerena Allah pasti melihat kesalehan Ayub dalam hidup  pada masa-masa ia mulai percaya. Ada file yang tidak dicatat dalam LXX, karena menurut Tafsiran Alkitab Wycliffe “ bukti-bukti yang ada bukan terutama dari luar kitab ini, sebab sekalipun teks LXX tentang Ayub lebih pendek sekitar seperlima dari teks Masoret, bagian-bagian yang dihilangkan jelas tidak penting.”  Jadi ada bagian-bagian yang tidak dicatat.
     Saleh adalah kata  yang di terjemahkan dari bahasa Ibrani(Täm ),”  kemudian diterjemahkan” blameless”( NIV, NKJV, NAS, LXE dll )”  artinya suci (saleh), dan kata   (Täm ) juga bisa diterjemahkan  perfect ( Complete ) oleh ( KJV) artinya lengkap /sempurna. Jadi Ayub dalam sisi rohani, di pandang dari kesalehannya dibuktikan sesuai tuntutan standar Allah, dan ia melakukan semua tuntutan itu, dengan perfect (Complete) tanpa ada yang diabaikan dari standar Allah.
salah satu bukti kesalehan Ayub adalah menanggapi setiap apa yang dilakukan anak-anaknya, Di pasal 1 ayat 4-5, ia berusaha menjaga  kekudusan dalam hidupnya, bertekun dalam kesalehannya dalam keadaan apapun, dan pengharapannya kepada Allah yang menebus ( 19:25-27).

- Takut akan TUHAN

      Kata takut mengunakan kata  dasar yare yang di awali kata penghubung, menjadi
( whîrë´ ) dan ia takut, bukan ketakutan, karena objek ketakutan, ditentukan dengan מִן ,atau מִפְּנְי  , אֵת   sedangkan dalam takut akan Allah dalam bahasa Ibrani takut ini sama dengan takut yang dipaparkan dalam kitab Mazmur 128:1 dl, yang memiliki pengertian pengertian yang sama. Catatan untuk kata takut:
      Alkitab menggunakan beberapa kata untuk mengartikan takut atau ketakutan. Yang paling umum adalah kata Ibrani יִרְאָה - YIR'AH dan פָּחַד - PAKHAD, Yunani φοβος – PHOBOS dan δειλοι - DEILOS . Secara teologis dapat dikemukakan lima macam "takut“
      Dalam Amsal 8:13: Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku membenci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.’’  kata takut dalam Ayub dan Amsal ini memiliki pengertian yang sama, yaitu takut yang positif, yaitu kesukaan yang membuat ia melakukan apa yang TUHAN mau ( membawa ketaatan kepada Allah ), dan merasa hal yang menyeramkan apabila melakukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang TUHAN inginkan. Jadi kata takut akan Allah itulah yang membuat Ayub menjahui segala hal yang dikatakan kejahatan.

Qohelet - Krisallati

Biodata

Nama      : KRISAL lati Salupuk Ttl.           : Lebang , 28-2-1978 Alamat  L: Jln Lasaktia Raja, km 3, lebang                     P...

INSPIRASI " KESAKSIAN IMAN