Family

Family

Wednesday, June 12, 2019




GANDUM DAN ILALANG (Mat 13:29-30)

          Ayat 30: " Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai, pada waktu itu aku akan berkata kepada para penyair: kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berkas-berkas untuk di bakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungKu.
( Penjelasan ttg apa itu gandum, lalang, dsb ada di bagian paling akhir.)

Alkitab sudah memberitahukan bahwa ladang ialah dunia, benih yang baik itu anak-anak kerajaan dan lalang anak-anak si jahat ( 13:38).


            Perumpamaan tersebut merupakan gambaran mengenai keberadaan umat pilihan dan orang tak beriman di dunia ini, antara benih yang baik dan tidak baik. Keberadaan sebagai orang kudus tebusan Kristus, tidak menghindarkan umat dari kebersamaan dengan orang-orang yang tidak beriman di dunia ini. Meski berstatus sebagai orang kudus, umat pilihan tidak serta merta diisolasi dan tinggal bersama dalam suatu area secara eksklusif. Di dalam penjelasan-Nya, Yesus menyampaikan bahwa Tuhan membiarkan orang-orang jahat berada di tengah-tengah umat untuk kepentingan umat sendiri. Namun buah yang dihasilkan dari kehidupan mereka akan memperlihatkan, yang manakah orang jahat dan yang manakah umat.

     

           Ujung ayat ini berbicara tentang hal yg kekal, bagaimanapun lalang tetap lalang, dan harus dibakar, dan gandum tetap gandum. Seperti domba dipisahkan dari kambing, demikian gandum dan lalang karena kerajaan sorga  tidak bisa menyatukan keduanya.

NB:

          Gandum, Yunani σῖτος - SITOS adalah jenis rumput yang menghasilkan biji-bijian, dikenal sejak masa purba dini, dan yang sangat penting sebagai makanan manusia. Sama halnya dengan ZIZANION, pada awal pertumbuhannya nampak mirip rerumputan, tapi dengan mudah dapat dibedakan pada waktu panen.

          Lalang (zizania), Yunani: ζιζάνιον - ZIZANION, ada orang yang lebih menyukai terjemahan padi-padian. Mungkin nama Latinnya lolium temulentum. Daunnya mirip sekali dengan gandum, tapi perbedaannya menyolok jika keduanya dibiarkan tumbuh sampai musim menuai. Pekerjaan yang membosankan, yaitu memisahkan zizanion dari gandum adalah tugas kaum perempuan dan anak-anak. Zizanion sering digunakan untuk makanan ayam. Menabur tumbuhan ini di ladang musuh dengan tujuan balas dendam termasuk kejahatan menurut hukum Romawi.


Tuesday, April 2, 2019

Dapatkah seseorang mengubah jalan-jalan-Nya, ..
Bisakah seseorang menambah sehasta di jalan hidupnya...
Bisakah manusia menentukan waktu segala hal bagi dirinya sendiri...
Jika tidak bisa....., Lalu untuk apa berbantahan dengan-Nya...

Atau adakah yg bertanya:
Adilkah DIA dlm menetapkan peran yg berbeda..
Atau waktu yg berbeda satu dgn yg lain, atau ttg berkat yg berbeda, sehingga banyak yg komplen ttg semua itu...


PUNYA-KULAH DUNIA SERTA SEGALA ISINYA..
(Mzm 50)..., Daulat-Nya memberitahukan, manusia ada dalam genggamannya ..
GBU.

       

Thursday, March 28, 2019

YESAYA 46:4



Penyertaan Allah "Aku menggendong engkau"

          Yesaya adalah nabi yg tampil sebelum bangsa Israel masuk ke pembuangan di Babel, ia tampil menyampaikan pesan Allah pada bangsa itu, ttg kasih setia-Nya, nasehat, cara-Nya memperlihatkan kasihnya, ttg Nubuatan keselamatan, ttg penyertaan-Nya... dsb.

Yesaya 46:4 (TB)  Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

      Sekalipun Pokok dalam penyampaian nabi ini ttg Israel, bagaimana Allah yg memilih bangsa itu, sejak dari muda bangsa itu, disaat mereka tumbuh besar di Mesir, Allah memastikan bahwa penyertaan-Nya akan tetap berlaku pada bangsa itu. Sampai masa tuamu , Aku tetap Dia, ....
- Allah mengaku bahwa Dia sampai sekarang telah berlaku baik bagi mereka, menjaga mereka, mengasihi mereka, dan selama ini melakukan yang baik bagi mereka. Biarlah mereka juga mengakui hal itu.
Secara tersirat , Allah juga ingin memberitahukan kepada personal dari kaum dan bangsa bangsa yang dipanggil untuk menaruh hidupnya kepada Kristus (inti Nubuatan sang nabi), ....."hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim (Yesaya 46:3),  bahwa kasih dan penyertaan-Nya mengagumkan dan - bahwa Dialah yang melahirkan kita pada mulanya: Bukankah Allah sendiri memilih, mendukung, menjunjung seseorang dari  rahim sejak mulanya, berdasarkan kasihan-Nya, dan kasih karunia-Nya, dan perjanjian-Nya? Dia membentuk Israel menjadi suatu bangsa dan memberikan mereka hukum dasar, dan  Setiap kita  dibentuk seperti itu oleh Allah
         Dalam ayat 4, Dia yang tetap sama, atau " Aku tetap Dia , memberitahukan secara sederhana ttg diri-Nya yg kekal itu, yg menemani Israel dalam perjalanan panjang , DAHULU... dan yg menemani kehidupan kita dan merasakan kebaikan-Nya dari waktu dulu, dan IA TETAP SAMA (Aku tetap Dia) , di dalam perjalanan hidup kita.
Sampai masa tuamu , saat engkau tidak lagi dapat mengerjakan apa-apa, saat berbagai kelemahan menindih engkau, dan mungkin lambat laun sahabat-sahabatmu menjadi muak dengan engkau, tetapi Aku tetap Dia, Dia adalah Aku, Dia adalah Aku yang telah berbuat baik sejak dahulu. Dia tetap sama seperti Pribadi yang telah melahirkan kamu dari perut dan mengangkatmu dari rahim. Engkau berubah, tetapi Aku tetap sama. Akulah Dia sesuai janjiKu, Dia yang telah kau temukan, dan Dia yang sesuai dengan keinginanmu. Aku akan menggendong kamu, Aku akan menanggung kamu, akan mempertahankan dan menegakkan engkau, dan akan mengangkat engkau dalam perjalananmu dan membawamu pulang.

GBU

Wednesday, February 27, 2019

MENEMUKAN HARAPAN BARU ( 1 Raja-raja 19:1-18 )

   
      suatu hari seorang ibu separubaya yang baru saja kehilangan suaminya masuk kedalam mobil  dengan cucu laki-lakinya yang masih kecil. setelah mendudukkan cucunya dengan baik, ia menghidupkan mobil tanpa mengunakan sabut pengaman. ketika cucunya yang berusia 5 tahun dengan sopan memberitahukan hal tersebut, wanita tersebut  menjawab  bahwa ia tidak peduli akan keslamatan hidupnya, dan ia ingin bertemu dengan suaminya yang baru meninggal. peristiwa yang baru dialami rupanya membuat ia tidak alasan untuk bertahan hidup.  tapi anak itu menjawab "tapi nek, bagaimana dengan saya, nenek akan meninggalkan saya!"

          Allah memakai anak kecil ini menyadarkan wanita tersebut bahwa Allah masih memiliki pelanyanan untuk dikerjakan olehnya, dan bahwa situasi yang dihadapinya tidak seburuk yang terlihat.

         dalam pelanyanan, saya melihat banyak orang mengalami putus asa dan merasa tidak ada jalan keluar bagi mereka. Nabi Elia pernah ada dalam situasi demikian, merasa ingin mati ( 1 raja raja 19:4 ). namun Allah menopang dan menunjukkan bahwa ia masih mempunyai pekerjaan yang akan dilakukan.
sekalipun kita merasa tidak punya alasan untuk bertahan hidup, tetapi Allah mempunyai alasan bagi kitan untuk tetap hidup.
jangan menyerah pada keputusasaan! ingatlah akan kasih dan kebaikan Allah. Dia akan memimpin dalam kasih dan terang, dimana kita akan menemukan harapan yang baru.

Mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku?
berharaplah kepada Allah! sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
( Mazmur 42:6 )

Saturday, February 23, 2019

HAMBA YANG DIPERCAYA ( Mat 25:14-30

       

Dalam perumpamaan Tentang Talenta, Tuhan Yesus tidak mengajarkan bahwa keselamatan adalah hasil perjuangan moral. Perumpamaan ini tidak mengajarkan bahwa kita masuk Kerajaan Surga dengan usaha moral, Ada hal sejajar yang perikop ini ajarkan dengan yang perikop sebelumnya, menekankan soal kesiagaan, kesungguhan, dlsb. Sehingga kita tidak bermain-main dengan kebaikan Allah.

           Perumpamaan talenta ini menggambarkan bahwa hidup ini adalah karunia (ayat 15). Tiap orang mendapat jumlah talenta berbeda-beda. Tuan dalam perumpamaan ini memberikan kepada masing-masing hambanya kesempatan untuk mengembangkan talenta tersebut, semua tidak menerima jumlah yang sama, karena mereka tidak memiliki kesanggupan dan peluang yang sama. Tuan di sini adalah pemilik yaitu Allah, dan Allah adalah Pelaku yang bebas, Ia memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya, beberapa orang cocok untuk suatu pelayanan tertentu, yang lain dalam bidang lain lagi, sama seperti anggota tubuh, mempunyai fungsi masing masing.

          HAMBA yang dipercaya adalah 1. seorang yang bertanggungjawab pada apa yang telah ditugaskan kepadanya, Setiap umat Tuhan diberikan panggilan dan karunia untuk dikembangkan demi kemuliaan Tuhan. Pada saat Tuhan datang kembali, Dia menuntut tanggung jawab kita.
Di dalam penghakiman akhir, Tuhan tidak melihat seberapa besar jumlah kegiatan pelayanan kita, tetapi Ia melihat bagaimana tanggung jawab kita di dalam mengembangkan talenta yang telah Ia berikan sesuai dengan kesanggupan kita. Hukuman diberikan kepada orang yang sebenarnya tahu apa yang harus dia lakukan, tetapi tidak melakukannya. Orang yang demikian disebut sebagai munafik karena hanya memikirkan keselamatan diri sendiri dan bukan kemuliaan Tuhannya.



           2.  mereka menghasilkan keuntungan sebagai bukti kesetiaan mereka. Perhatikanlah, hamba Allah yang baik memiliki sesuatu untuk ditunjukkan sebagai bukti kerajinan mereka. Tunjukkanlah kepadaku imanmu dari perbuatan-perbuatanmu. Biarlah orang yang baik menyatakan perbuatan-perbuatannya (Yak. 3:13). Bila kita berhati-hati dengan urusan rohani kita, segera kita akan melihat hasilnya, dan segala perbuatan kita akan menyertai kita (Why. 14:13). Orang-orang kudus itu tidak akan menyebut sendiri perbuatan baik mereka pada hari yang mulia itu, sama sekali tidak, tetapi Kristus yang akan melakukannya untuk mereka (ay. 35). Hal itu menunjukkan bahwa mereka yang setia mengembangkan talenta mereka akan beroleh keberanian percaya pada hari kedatangan-Nya (1Yoh. 2:28; 4:17). Jelas bahwa hamba yang hanya memiliki dua talenta menyerahkan hasil pertanggungjawabannya dengan penuh sukacita sama seperti hamba yang memiliki lima talenta. Sungguh menyenangkan bahwa pada hari perhitungan nanti, kita akan dinilai menurut kesetiaan kita dan bukan menurut kegunaan kita, menurut ketulusan kita dan bukan menurut keberhasilan kita, menurut kejujuran kita dan bukan menurut tingkat kesempatan kita.

........

Tuesday, January 29, 2019

PERTANYAAN DARI ALLAH



         Ketika kita tidak mampu menerima keputusan Allah dan mengoreksi keadaan yg sudah di maksudkan Nya, berarti sama halnya mempertanyakannya karena ketidakmau menerima maksudNya..., Maka berilah sanggahan kepada Allah dengan menjawab pertanyaan2 yg Ayub sendiri tidak dapat menjawabnya , karena berperkara dengan Allah.

Ayub 38:1-38

Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:
"Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan?
Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!
Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? — Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?
Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya
pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?
Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? —
ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya;
ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu;
ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!
Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya
untuk memegang ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebaskan dari padanya?
Bumi itu berubah seperti tanah liat yang dimeteraikan, segala sesuatu berwarna seperti kain.
Orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengan yang diacungkan.
Engkaukah yang turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan melalui dasar samudera raya?
Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?
Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu.
Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan,
sehingga engkau dapat mengantarnya ke daerahnya, dan mengetahui jalan-jalan ke rumahnya?
Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!
Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan batu,
yang Kusimpan untuk masa kesesakan, untuk waktu pertempuran dan peperangan?
Di manakah jalan ke tempat terang berpencar, ke tempat angin timur bertebar ke atas bumi?
Siapakah yang menggali saluran bagi hujan deras dan jalan bagi kilat guruh,
untuk memberi hujan ke atas tanah di mana tidak ada orang, ke atas padang tandus yang tidak didiami manusia;
untuk mengenyangkan gurun dan belantara, dan menumbuhkan pucuk-pucuk rumput muda?
Apakah hujan itu berayah? Atau siapakah yang menyebabkan lahirnya titik air embun?
Dari dalam kandungan siapakah keluar air beku, dan embun beku di langit, siapakah yang melahirkannya?
Air membeku seperti batu, dan permukaan samudera raya mengeras.
Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang Kartika, dan membuka belenggu bintang Belantik?
Dapatkah engkau menerbitkan Mintakulburuj pada waktunya, dan memimpin bintang Biduk dengan pengiring-pengiringnya?
Apakah engkau mengetahui hukum-hukum bagi langit? atau menetapkan pemerintahannya di atas bumi?
Dapatkah engkau menyaringkan suaramu sampai ke awan-awan, sehingga banjir meliputi engkau?
Dapatkah engkau melepaskan kilat, sehingga sabung-menyabung, sambil berkata kepadamu: Ya?
Siapa menaruh hikmat dalam awan-awan atau siapa memberikan pengertian kepada gumpalan mendung?
Siapa dapat menghitung awan dengan hikmat, dan siapa dapat mencurahkan tempayan-tempayan langit,
ketika debu membeku menjadi logam tuangan, dan gumpalan tanah berlekat-lekatan?



Dapatkah engkau memburu mangsa untuk singa betina, dan memuaskan selera singa-singa muda,
kalau mereka merangkak di dalam sarangnya, mengendap di bawah semak belukar?
Siapakah yang menyediakan mangsa bagi burung gagak, apabila anak-anaknya berkaok-kaok kepada Allah, berkeliaran karena tidak ada makanan?


Ayub 39:1-30

 Apakah engkau mengetahui waktunya kambing gunung beranak, atau mengamat-amati rusa waktu sakit beranak? 
Dapatkah engkau menghitung berapa lamanya sampai genap bulannya, dan mengetahui waktunya beranak?
dengan membungkukkan diri mereka melahirkan anak-anaknya, dan mengeluarkan isi kandungannya.
Anak-anaknya menjadi kuat dan besar di padang, mereka pergi dan tidak kembali lagi kepada induknya.
Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang?
 Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya.
 Ia menertawakan keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring;
 ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.
 Apakah lembu hutan mau takluk kepadamu, atau bermalam dekat palunganmu?
 Dapatkah engkau memaksa lembu hutan mengikuti alur bajak dengan keluan, atau apakah ia akan menyisir tanah lembah mengikuti engkau? 
Percayakah engkau kepadanya, karena kekuatannya sangat besar? Atau kauserahkankah kepadanya pekerjaanmu yang berat?
Apakah engkau menaruh kepercayaan kepadanya, bahwa ia akan membawa pulang hasil tanahmu, dan mengumpulkannya di tempat pengirikanmu?
Dengan riang sayap burung unta berkepak-kepak, tetapi apakah kepak dan bulu itu menaruh kasih sayang?
Sebab telurnya ditinggalkannya di tanah, dan dibiarkannya menjadi panas di dalam pasir,
etapi lupa, bahwa telur itu dapat terpijak kaki, dan diinjak-injak oleh binatang-binatang liar.
Ia memperlakukan anak-anaknya dengan keras seolah-olah bukan anaknya sendiri; ia tidak peduli, kalau jerih payahnya sia-sia,
Karena Allah tidak memberikannya hikmat, dan tidak membagikan pengertian kepadanya.
 Apabila ia dengan megah mengepakkan sayapnya, maka ia menertawakan kuda dan penunggangnya.
Engkaukah yang memberi tenaga kepada kuda? Engkaukah yang mengenakan surai pada tengkuknya?
 Engkaukah yang membuat dia melompat seperti belalang? Ringkiknya yang dahsyat mengerikan.
 Ia menggaruk tanah lembah dengan gembira, dengan kekuatan ia maju menghadapi senjata.
 Kedahsyatan ditertawakannya, ia tidak pernah kecut hati, dan ia pantang mundur menghadapi pedang.
 Di atas dia tabung panah gemerencing, tombak dan lembing gemerlapan;
 dengan garang dan galak dilulurnya tanah, dan ia meronta-ronta kalau kedengaran bunyi sangkakala;
 ia meringkik setiap kali sangkakala ditiup; dan dari jauh sudah diciumnya perang, gertak para panglima dan pekik.
 Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?
Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?
Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati;
anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia."

Sunday, January 20, 2019

IMAN Michael Sylvester Gardenzio Stallone


Michael Sylvester Gardenzio Stallone, seorang aktor, sutradara, penulis skenario, dan produser Amerika, yang menjadi terkenal karena peran aksinya di Hollywood, berbicara tentang Yesus, pertobatan kristennya dan bagaimana menjadi seorang Kristen telah mempengaruhi karier filmnya.

"Saya dibesarkan di dalam keluarga Kristen," kata Stallone kepada Dove Foundation. “Saya diajari iman dan melangkah sejauh mungkin dengan itu sampai suatu hari saya keluar ke dunia nyata. Saya dihadapkan dengan godaan dan kehilangan arah dan membuat banyak pilihan yang buruk. ”
Stallone, 70 tahun, lahir di New York City. Ayahnya adalah seorang penata rambut dan ahli kecantikan. Ibunya mengelola gym, menjadi peramal, penari, dan promotor gulat wanita.

Kelahirannya disertai dengan komplikasi. Dokter kandungan menggunakan forsep yang secara tidak sengaja memutus saraf yang menyebabkan kelumpuhan pada sebagian wajahnya, berkontribusi pada penampilan anjing gila khasnya dan ucapannya agak cadel.

Orang tuanya bercerai ketika dia berusia sembilan tahun, yang mungkin memiliki pengaruh pada kinerja sekolahnya yang buruk. Digusur ketika berusia 24 tahun dan tidur di Terminal Bus Port Authority, Stallone menerima peran dalam sebuah film dewasa seharga dengan bayaran $200.

"Entah itu membuat film atau merampok seseorang, karena saya berada di ujung - sangat ujung - dari tali saya," katanya kepada Playboy.
Dia mendapatkan beberapa peran kecil lainnya tetapi sukses besar dengan Rocky 1976, yang memenangkan tiga penghargaan akademi dan merebut kesadaran Amerika. Petinju underdog (yang diremehkan) menjadi ikon Amerika.

Enam sekuel dan sebuah seri Pasukan Khusus yang disebut Rambo mengikuti kesuksesan itu. Lalu disusul The Expendables. Dari kalangan masyarakat, ia terlempar ke puncak kesuksesan Hollywood, dan gejolak uang dan ketenaran membawa banyak godaan.

"Tiba-tiba Anda diberikan kunci ke toko permen dan godaan berlimpah, dan kemudian saya mulai percaya ketenaran saya sendiri," kata Stallone kepada Pat Robertson dalam sebuah wawancara. "Tidak ada pertanyaan. Aku mengakuinya. Saya baru saja tersesat."

Dia bercerai dua kali, pertama dari Sasha Czack dan kemudian dari Brigitte Nielsen. Dia saat ini menikah dengan Jennifer Flavin, dimana mereka dikaruniai tiga anak perempuan.

Perjuangan pribadinya telah menjadi makanan bagi introspeksi dalam beberapa filmnya nanti. Kakak tirinya yang berusia 48 tahun Toni Ann Filiti meninggal karena kanker paru-paru pada tahun 2012. Dalam film terbarunya “Creed,” Rocky Balboa harus didorong untuk melawan kanker oleh Donnie Johnson, anak muda Rocky itu dilatih untuk bertarung di atas ring.

Dengan catatannya sendiri, Stallone berputar ke bawah selama 12 tahun sampai akhirnya dia menjadi anak yang hilang yang sadar dan memutuskan untuk kembali ke iman masa kecilnya.
"Akhirnya aku sadar itu harus dihentikan," kata Stallone. "Saya harus kembali ke dasar dan mengambil sesuatu dari tangan saya sendiri dan meletakkannya di tangan Tuhan."

Bahkan di lingkungan anti-Kristen Hollywood, ia tanpa malu-malu mengakui imannya kepada Kristus - dan ia menumpahkan antusiasme untuk pergi ke gereja.

"Semakin saya pergi ke gereja dan semakin saya menyerahkan diri saya pada proses percaya kepada Yesus dan mendengarkan firman-Nya dan meminta Dia membimbing tangan saya, saya merasa seolah-olah ada tekanan dari saya sekarang," kata Stallone kepada Focus on the Family. "Gereja adalah pusat jiwa. Anda tidak bisa melatih diri sendiri. Anda harus memiliki keahlian dan bimbingan orang lain."

Sekarang lebih tua dan lebih bijaksana, Stallone mengakui ketidaksukaan atas kekerasan dangkal film-film sebelumnya. Tapi dia berdiri di belakang seri Ro

"Ini adalah kisah tentang iman, integritas, dan kemenangan," katanya. “Yesus adalah inspirasi bagi siapa pun untuk melangkah. Anda bisa membandingkan keberaniannya dengan keberanian Daud, yang sebagai underdog epik mengalahkan Goliath raksasa dalam pertempuran. Ini adalah metafora tentang kehidupan."

Sekuel Rambo telah dikerjakan selama beberapa waktu, dengan diskusi satu versi menjadi penyelamatan misionaris dari kendali ISIS di Irak. Tapi film ini mungkin tidak akan pernah selesai.



Merek dagang Stallone untuk film-filmnya adalah bahwa ia melakukan aksi sendiri. Hal ini mengakibatkan cedera yang ia coba sembunyikan dengan tato di bahu, dada, dan punggung atasnya. Tato pertama adalah potret istrinya Flavin.Untuk Rocky IV, ia memberi tahu Dolph Lundgren (yang memainkan lawan Rusia-nya): "Pukul saya sekuat yang Anda bisa di dada," katanya di panel Comic Con. “Hal berikutnya yang saya tahu, saya berada di ruang perawatan intensif di Rumah Sakit St. John selama empat hari. Itu bodoh! "Luka-luka juga merupakan metafora karena ketika kita mengembara dari Kristus, luka-luka itu cenderung membuat kita merefleksikan apa yang paling penting dan membawa kita kembali kepada Yesus. Tampaknya itu yang dikatakan Stallone.

Tuesday, January 8, 2019

NASEHAT , Kel 18

 

SAYA MEMULAI DENGAN STATEMENT " Semakin banyak nasehat, akan semakin baik pertimbangan. 

Saya pernah bertemu dengan orang orang yang sering memberikan nasehat, dan itu baik ketika yang menyampaikan nasehat adalah orang yang bijak dan berpengalaman dalam hidupnya, tetapi tidak baik jika nasihat itu datangnya dari orang bebal.

          Hidup berjalan  begitu cepat dan banyak menuntut perhatian sehingga hampir kita tidak mempunyai waktu untuk meminta nasehat kepada orang lain dalam memutuskan dan melakukan sesuatu dalam tugas kita. Mungkin saja ada hal yang salah dalam tindakan kita, tetapi kita tidak menyadari hal itu.

         Dalam keluaran 18, Musa, satu-satunya pemimpin bagi umat Israel , dan dikerumuni orang-orang yang membutuhkan pertolongannya,  "dari pagi sampai petang (13).
Yitro, mertuanya memberikan nasehat kepada Musa untuk mendelegasikan sejumlah hal yang menjadi tanggungjawabnya. Tampaknya ada hal yang patut dipelajari dari Musa untuk dapat bertahan dalam tugas, dan bertahan dalam hidup, yaitu" kemauan untuk mendengar (24), dan kesediaan untuk menerima pertolongan (25).

     

       

Saturday, January 5, 2019

HARAPAN DALAM HIDUP



Satu pertanyaan yg ingin saya berikan kepada kita semua..., "Dari manakah kita mendapatkan pengharapan? Atau mengapa kita masih terus berharap?

         Ketika kita melihat dan memperhatikan orang orang di sekitar kita, kita melihat optimis dan pengharapan dalam hidup mereka, mereka yg hidup produktif dan menyenangkan meski mungkin hidup mereka pernah diterjang masalah sebagaimana orang orang pada umumnya, tetapi mereka mempunyai daya tahan yang memampukan mereka untuk melanjutkan hidup, itupun adalah HARAPAN.

       Saya percaya bahwa masih ada harapan di dalam banyak hal yg kita jumpai dalam kehidupan sehari2.
Harapan dalam pengharapan lebih dari sekedar niat baik dan sikap optimis. Iman kepada Tuhan Yesus adalah dasar pengharapan kita. Dia adalah batu karang, Dia jauh lebih besar daripada segala tantangan atau kekecewaan yang kita hadapi. Ingat, Yesus terus memegang kendali, dan padanyalah hari esok.

         Semua orang memerlukan Tuhan dalam hidupnya,  juga di 2019, karena  hidup ini terlalu besar untuk di tangani sendiri, banyak hal  hal dalam hidup di tahun ini yg tidak dapat diselesaikan hanya dengan kekuatan  manusia, karena itu kita butuh Tuhan dalam hidup ini.


Friday, December 28, 2018

NATAL

NATAL

          Tahun berlalu silih berganti..
di beberapa tempat Natal menjadi hari yg menyibukkan, tetapi tetap saja dilalui dgn sukacita.  Di tempat yg lain Natal mulai membosankan dan memusingkan, karena mengeluh tentang pengeluaran yang berlipat kali ganda dari bulan biasanya, sehingga makna Natal sudah tidak ada lagi .

NATAL itu mulai tidak berarti jika kita mengukurnya dengan hal demikian, Ia datang dalam kesederhanaan, tempat yang sederhana, namun Ia membawa Berita Besar, kabar sukacita. Seharusnya lah kita menyambut Natal seperti para gembala di efrata, ...

Natal tidak berbicara pengeluaran yg banyak
Natal tidak ada hubungannya dengan persiapan yang mewah yg akhirnya mengeluh didalamnya
Natal bukan soal kado, baju dan sepatu baru..
Karena semua itu tidak berarti jika tidak ada Yesus di hatimu. Natal itu meneduhkan hati , bukan meresahkan hati, Natal itu damai, bukan konflik dalam batin, dan Natal adalah Pemberian Allah Yang paling terbaik.

SELAMAT NATAL , BUAT KITA SEMUA

Tuesday, December 11, 2018

Harta Bukan Segalanya


" KETIKA HARTA BUKANLAH SEGALANYA "

Foto ini diambil dirumah sakit Harbin (Tiongkok), seorang pasien kanker membawa tas penuh uang meminta dokter menyelamatkan hidupnya dan dia punya banyak uang untuk membayarnya ...

Tapi dokter bilang dia tak bisa melakukan apapun karena kankernya sudah stadium akhir ..

Dia begitu marah dan frustasi sehingga ia melemparkan uang di seluruh koridor rumah sakit.
Sambil berteriak : " Apa gunanya memiliki uang ....!!! " apa gunanya memiliki uang !!!!.

Uang tidak dapat memiliki kesehatan , uang tidak dapat membeli waktu , uang tidak dapat membeli kehidupan..

Sungguh pelajaran bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan, beramal kebaikan demi bekal menuju akhirat dan berdoa, supaya umur kita bermanfaat meskipun pendek ataupun panjang ....


RENUNGAN. MAZMUR 112

Orang yang benar/baik/setia/jujur sangat sulit dicari pada masa kini. Paling tidak, itulah kesan yang kita tangkap dalam masyarakat yang sulit menemukan sosok seorang figur teladan.

         Akan tetapi, ketika mencari figur untuk dijadikan teladan, seringkali kita mencarinya di tempat yang salah. Kita mencari seorang atlit yang baik , atau seorang yang sukses kaya atau yang dihormati karena kepemimpinannya.

          Jika kita mencari orang yang baik/benar  dalam lingkungan seperti itu, kita gagal melihat bahwa kebanyakan orang benar tidak berada di bawah sorotan lampu karena menjadi pusat perhatian. Mereka dengan diam dan setia melanyani keluarga, sahabat, dan Allah.

         Dalam Mzm 112 kita melihat dengan jelas seperangkat petunjuk mengenai hal-hal yang membuat  seorang menjadi baik. Menurut sang pemandu, orang yang baik adalah orang yang takut akan TUHAN (ayat 1), pengasih dan penyayang (4) ia murah hati dan bertindak bijaksana (5) ia tak goyah dalam imannya, dan ia tidak takut karena kepercayaannya kepada Allah (6-8).

           Amsal 20:6
           Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Anda ingin mencari orang baik dengan definisi anda sendiri? Anda akan salah memilih dan menilai..." Itu pasti!! Karena dalam masyarakat dipenuhi orang yg mungkin baik, tetapi bukan benar. Dan hanya orang yang di sampaikan pemazmurlah yang memenuhi standar orang tersebut.

Krisallati

Monday, December 10, 2018

KESAKSIAN SEORANG IBU

         Pernah dalam perjalanan pelayanan, bertemu seorang ibu yang beda dengan yg lainnya.
4 tahun mengenalnya sampai pada saat ia terkena kangker, satu penyakit yg tidak ada obatnya ( saat itu 2013, ..entah sekarang saya kurang tahu), dan penyakit itu diderita 2 tahun sampai pada akhir perjuangannya, TUHAN yg berkehendak penuh dalam hidupnya memangilnya.

           Dalam pergulatannya, dia tetap aktif dalam pelayanannya di bidang sekolah Minggu. Dari ekspresi, tidak terlihat rasa takut dari wajahnya ( .... tdk tahu pasti di dalam hatinya), tetapi ada keyakinan yg diperlihatkan, sehingga diam diam saya salut dan kagum akan imannya.

         Pada suatu waktu, saat penyakitnya mulai ditingkat stadium 3, saya sempat menanyakan keadaan penyakit yg dideritanya. Ia bercerita banyak ttg pergumulannya yg panjang, tentang harapan, dan tentang jika nantinya......😥😥(namun tetap tidak didapati ekspresi wajah yang takut). ada satu kalimat menempel, yg masih tersimpan dalam memory ini, kalimat penghujung ceritanya, ia berkata: sampai saat ini, saya masih percaya Tuhan itu baik.

          Hal yang tersulit dalam hidup ini, salah satunya adalah hal yg dilakukan/ katakan ibu tersebut, yaitu : mampu berkata indah tentang Tuhan , disaat tidak melihat Tuhan Secara nyata dalam pergumulannya, tetapi percaya Tuhan ada menemaninya untuk melewatinya.


Saturday, December 8, 2018

BAB 1. PENDAHULUAN ( kajian penderitaan Ayub)

BAB  I
PENDAHULUAN

          Kehidupan manusia diwarnai dengan beragam variasi, ada waktunya bersuka dan berduka, kadang ada di tengah masalah, dan dalam zona aman. Hal itu nyata dalam kehidupan  semua orang percaya. Fengky M. dalam buku Masalah Adalah Berkat, mengatakan : “Setiap manusia yang menuju pada kedewasaan  tentunya akan mengalami banyak masalah dan tantangan. Jadi masalah, tantangan, dan penderitaan,  menunjukkan bahwa manusia tersebut sedang menuju pada kedewasaannya.”

         Berdasarkan uraian di atas, ternyata tantangan dan penderitaan bertujuan untuk mendewasakan seseorang. Tanda sebagai orang percaya yang dimaksud, akan mampu berdiri pada iman yang benar dan dapat bersyukur. Karena Tuhan telah mendesain manusia sedemikian rupa dalam kehidupannya, baik dalam suka maupun duka, agar orang percaya dapat merasakan kasih-Nya, dan mengenal lebih dekat lagi dengan Tuhan. Tim Baker, dalam buku yang berjudul “Iman Mengalahkan Dunia, mengatakan :
Begitu banyak hal yang bisa menguji daya tahan kita. Bagaimana kamu dapat berhasil melewati segala hal yang berusaha menghentikan usahamu untuk mengenal Allah? Teruslah maju. Katakan pada dirimu sendiri, bahwa tak ada sesuatu yang akan menghentikanmu dari mengenal Allah dan menjadi lebih serupa dengan-Nya.

          Adanya persoalan hidup adalah salah satu hal yang dapat menghentikan
orang untuk mengenal Allah, sehingga orang yang mengalami persoalan sulit untuk merasakan kasih-Nya. Karena itu, tim Baker menyarankan saat menghadapi tantangan dengan  mengatakan:
Pikirkanlah sesuatu yang bisa muncul dari kesusahanmu. Hal itu mungkin terang-terangan atau mungkin sulit dikenali, tetapi jika kamu cukup keras berusaha melihatnya, niscaya kamu akan menangkap sekilas harapan. Yesus menyediakannya, dan Ia senantiasa bersedia menolongmu untuk melalui berbagai pergumulan sebab Ia sendiri pernah melaluinya.

          Beberapa fakta yang ada, membuktikan bahwa banyak orang percaya yang saat bergumul dengan persoalan hidup akhirnya putus asa. Salmon Hutasoit telah membahas orang yang mengaku beriman, tetapi saat ada pergumulan tidak punya pengharapan. Lebih lanjut Salmon Hutasoit Dalam buku yang berjudul “Power Of Hope”  mengatakan :
Sungguh hal yang aneh dan membingungkan jika orang beriman tidak memiliki fondasi yang benar tentang Iman. lebih parah lagi jika ada orang beriman, tetapi tidak memiliki harapan. Marilah kita memperhatikan dengan seksama Ibrani 11:1 “ Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

          Jadi menurut penulis, seharusnya orang percaya ketika dalam penderitaan harus tetap memiliki iman, sebab iman adalah senjata bagi orang yang percaya untuk menuju harapan (bandingkan dalam Ibrani 11:1).

Alasan Pemilihan Judul

          Adam dan Hawa gagal dalam taman Eden, dosa merusak hubungan manusia  dengan Allah. Akibat dosa, kegagalan demi kegagalan pun dialami manusia. Namun dibalik semua itu ternyata kesulitan adalah bagian dari bentuk ujian untuk membentuk manusia supaya manusia bisa seperti yang Tuhan inginkan, yaitu kembali “sempurna seperti Allah sempurna” .

          Adapun alasan Penulis dalam pemilihan judul ini adalah:  pertama,  banyak orang percaya masih bingung dan tidak kokoh imannya ketika menghadapi penderitaan sehingga banyaknya orang Kristen yang karena penderitaan mulai meninggalkan persekutuan dan frustasi. Dengan demikian maka bisa dipastikan bahwa iman orang tersebut masih bermasalah. Hal senada telah disampaikan oleh Kay Warren:
Allah rindu untuk mengganggu anda dengan serius mengenai dunia-Nya. Ia sedang mencari pria, wanita, pelajar, orang-orang muda dan tua, orang-orang dari berbagai suku dan bangsa, yang akan memberikan diri mereka demi Dia dan berserah kepada segala rencana-Nya.

           Kedua, ada sebagian orang percaya kurang memahami tentang rencana Allah lewat ujian sedang sebagian menganggap penderitaan selalu dipandang akibat dari kesalahan yang fatal dihadapan Allah, atau kutuk, sehingga manusia kurang menyadari bahwa Tuhan dapat memakai banyak cara dalam proses pembentukan untuk tujuan yang baik, yaitu melalui cara-cara yang sulit untuk dipahami. Rick Warren dalam bukunya “Kehidupan Yang di Gerakkan Oleh Tujuan (The Purpose Driven) mengatakan :
Kehidupan di bumi adalah sebuah ujian. Metafora kehidupan yang ini terlihat dalam kisah-kisah di seluruh Alkitab. Allah menerus menguji karakter, iman, ketaatan, kasih, integritas, dan kesetiaan manusia. Kata-kata seperti pencobaan, pemurnian, dan ujian muncul lebih dari 200 kali dalam Alkitab.

          Ayub adalah salah satu dari tokoh Alkitab yang mengalami penderitaan cobaan dari iblis yang diizinkan oleh Tuhan, demikian juga Tuhan menguji Abraham untuk melihat ketaatannya. Dan banyak lagi tokoh-tokoh yang di catat Alkitab yang  Allah uji, baik lewat penderitaan, berkat jasmani, dan  cara lain yang tidak dimengerti.

          Ketiga, adanya perkembangan teologia kemakmuran yang berkembang semakin luas serta  mempengaruhi Gereja masa kini. Meike Dike Mokodaser mengutip kata Herlianto dalam skripsinya mengatakan:
Jelas bahwa ajaran Teologi Sukses tentang visualisasi merupakan penggeseran dari teosentris (berpusat pada Allah) ke antroposentris (berpusat pada manusia), dari janji Allah ke kekuataan penglihatan manusiawi; suatu ajaran yang menyesatkan yang lebih berupa ajaran perdukunan/mistik daripada kristiani. Lebih-lebih bahwa “nabi-nabi” Sukses mengajarkan doa visualisasi yang lebih banyak mengarah pada permintaan akan keinginan-keinginan kedagingan dan duniawi.

          Ajaran  ini membawa dampak negatif bagi orang percaya yang berada dalam penderitaan (pergumulan hidup), janji-janji berkat, kedamaian, kelegaan, dijadikan doktrin satu-satunya tentang kehadiran Tuhan dalam kehidupan, bahkan iman dijadikan ambisi untuk menggapai impian. Dan pada akhirnya, saat semua itu tidak terpenuhi, muncul masalah dalam imannya.

Latar Belakang Masalah

           Melihat reaksi dan langkah-langkah yang dilakukan sebahagian umat kristiani ketika menghadapi besarnya permasalahan hidup, karena hanya melihat dari satu sisi mengapa penderitaan itu  terjadi, maka orang tersebut akan terus salah dalam memahami konsep hidup yang benar di dalam Yesus Kristus. Akibatnya apa yang orang pahami sesungguhnya adalah ajaran-ajaran yang salah Sehingga banyak umat kristen yang merasakan kekecawaan, kehancuran, dan bahkan undur diri dari imannya. Fakta tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, bahkan di tengah  keluarga, lingkungan, dan kesaksian dari orang disekitar kehidupan orang percaya.

           Banyak orang ketika menderita, lebih mengandalkan kekuatannya sendiri untuk dapat lepas dari masalahseperti Loren Covarrubias katakan: “manusia berfikir bahwa dengan mengambil jalannya sendiri, terlepas dari Allah, ia akan menemukan sumber kepuasan dalam hidup ini.” Oleh sebab itu banyak orang keluar dari program Allah karena mengandalkan diri sendiri, orang lain, kepandaian, pengetahuan,sehingga mereka mulai kehilangan arah.

          Penderitaan muncul secara misteri bagi ayub, entah darimana datangnya, ditengah ketaatan dan takutnya akan Tuhan. Dan apa yang dialami Ayub ini masih dialami juga oleh orang-orang hidup pada masa kini seperti Firman Tuhan katakan“ tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

Rumusan Masalah

          Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mengajukan pertanyaan: Apakah semua orang sudah memahami makna penderitaan yang dialami dalam perjalanan hidupnya? Sejauh manakah pentingnya seseorang memiliki pandangan teologia yang benar terhadap penderitaan. Bagaimana Ayub menyikapi penderitaan, sehingga iamampu bertahan sampai akhir, dan apakah tujuan akhir Allah mengijinkan penderitaan bagi Ayub?

Hipotesa

           Berdasarkan  rumusan masalah di atas, maka Penulis mengambil kesimpulan sementara, dengan pemahaman Firman Tuhan yang benar, maka seorang akan menemukan rencana Allah dalam kehidupannya, dan dapat memahami tujuan penderitaan sehingga orang terus akan tetap bertahan dalam menghadapi persoalan hidup, dan dapat meresponinya dengan tepat dan benar.

Tujuan Penulisan

            Tujuan penulisan skripsi ini, Pertama, menyelidiki secara detail  penderitaan menurut kitab Ayub. Kedua agar setiap orang percaya memiliki pemahaman dan pandangan yang benar tentang penderitaan. ketiga, dapat menemukan solusi yang benar ketika menghadapi penderitaan, sehingga Tuhan dipermuliakan.

Batasan Penulisan

          Penulis membatasi pembahasan dalam skripsi ini, yaitu hanya berfokus pada satu materi tentang penderitaan menurut kitab Ayub. Sehubungan dengan hal tersebut,  penulis ingin memahami lebih lagi tentang penderitaan Ayub, sehingga apa yang didapatkan,  bisa bermanfaat dalam kehidupan orang percaya masa kini.

Metode Penulisan

           Dalam penulisan Karya ilmiah ini, penulis memakai metode deskriptif, analisis, serta  induktif.  Metode Deskriptif adalah “metode yang bersifat menggambarkan, menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya.”   Penulis akan menguraikan dan menjelaskan setiap garis besar dalam skripsi ini, sesuai dengan konsep Alkitab dan didukung oleh buku-buku yang lain.
Pada karya tulis ini, penulis menggunakan metode analistis. “Analistis adalah  bersifat menguraikan.”   Penulis mengunakan metode penafsiran Alkitab secara literal, dan menguraikannya, yaitu mengangkat nats Alkitab yang terdapat dalam kitab Ayub secara keseluruhan dan menganalisanya dengan menggunakan bahasa asli.

“Metode induktif adalah bersifat induksi yaitu cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus, untuk menentukan hukum yang umum.”  Dengan metode ini, Penulis akan mengeksposisi nats Alkitab, sehingga penalaran dan kesimpulan yang diambil tidak keluar dari Alkitab sebagai sumber utama; yaitu Alkitab dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Ibrani. Penulis mempelajari Kitab Ayub yang menjadi pembahasan, kemudian menyajikan sesuai dengan kebenaran, serta penulis mengadakan riset terhadap buku-buku referensi untuk mengumpulkan fakta-fakta yang ada untuk  melengkapi penulisan skripsi ini.
Bab kedua, dalam pembahasan, Penulis memakai metode deskripsi, yaitu studi pustaka dengan menyelidiki buku-buku yang membahas tentang penderitaan. Yang dimaksud Analisis adalah: “penyelidikan  suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya, dsb.”
Pada bab  ketiga, Penulis menggunakan metode deskripsi dan riset kepustakaan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan peristiwa penderitaan Ayub. Penulis menggali  makna dari kata-kata  yang tercantum dalam Kitab Ayub, yaitu Penulis mengangkat bahasa asli untuk dianalisis dan  dieksegese. “Eksegese merupakan suatu penelahan  yang cermat dan analitis mengenai suatu bagian Alkitab agar dapat mencapai suatu penafsiran yang bermanfaat.”
Bab keempat, penulis mempaparkan hasil penelitian ini dalam bentuk penerapan/aplikasi dalam kehidupan orang percaya masa kini.
Bab kelima, penulis menyimpulkan seluruh pembahasan dalam skripsi menjadi suatu ruang lingkup yang lebih sempit sebagai inti dari skripsi ini.

Pentingnya Penulisan

              Skripsi  ini ditulis supaya dapat dibaca oleh orang percaya, dan  memahami dinamika kehidupan, serta siap menghadapi masalah sekalipun mengalami pergumulan hidup  yang sulit untuk dihadapi, sehingga akhirnya pembaca dapat memahami tentang Allah dan segala rahasia pekerjaan-Nya. Karena skripsi ini juga berbicara tentang adanya pengharapan dibalik persoalan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis memiliki harapan agar skripsi ini dapat menguatkan orang percaya yang sedang mengalami pergumulan atau pergulatan hidup.

Definisi Istilah

          Dalam penulisan karya tulis ini, penulis akan menguraikan dan menjelaskan istilah penting dari makna yang terkandung. Adapun istilah-istilah yang penulis maksudkan adalah: Kajian Penderitaan dan relevansi.
Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Kajian adalah : “1. Hasil
Mengkaji, 2. penyelidikan (dengan  pikiran).”  Arti kajian adalah penyelidikan atau menyelidiki sesuatu secara detail (diulang-ulang), dalam hal ini kitab Ayub, dan menemukan Makna yang terdapat di dalamnya.
Istilah yang lain adalah relevansi, dari kata relevan, yaitu “kait mengait, bersangkut paut, berguna secara langsung.”

Sistimatika Penulisan

           Sistimatika pembahasan karya ilmiah ini dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini memberikan gambaran tentang apa yang akan dibahas dalam karya
ilmiah ini, sekaligus prosedur-prosedur yang ditempuh demi sistimatisnya penulisan skripsi ini.
Bab kedua, dalam skripsi ini penulis akan membahas tentang definisi penderitaan, pandangan  manusia secara umum, dan pandangan teologi secara umum
Pada bab ketiga, penulis membahas tentang latar belakang Kitab Ayub, kehidupan Ayub sebagai orang percaya,Tujuan penderitaan, sikap/langkah-langkah menghadapi penderitaan, serta berkat penderitaan bagi Ayub sebagai orang percaya.
Bab keempat, dalam karya tulis ini, penulis membahas tentang prinsip-prinsip dan tindakan  yang benar untuk dilakukan, pada saat orang percaya diperhadapkan dengan pergumulan hidup. Karena pada prinsipnya, selagi ada kehidupan, manusia tetap akan menjalani pergumulan hidup.
Bab kelima, penulis menyimpulkan isi dari skripsi ini, tentang Ayub
dalam penderitaannya,  tentang betapa pentingnya orang Percaya belajar dari kisah Ayub, dan penerapannya dalam kehidupan.

Wednesday, December 5, 2018

NATAL " haruskah tanggal 25 Des?

          Sebuah artikel membahas tentang " merayakan Natal di haruskan tgl 25 Desember" dan dalam penjelasan artikel itu di khususkan untuk umat/agama/denominasi yg sesuai pemahamannya. Dengan penjelasan bahwa kata perayaan itu tepat digunakan Saat dan setelah lahir.
         Saya tertarik menanggapi lewat tulisan karena salahsatu isu yang sedang dibicarakan belakangan ini adalah statemen tersebut, dan bahkan menjadi perdebatan di media sosial yg pada dasarnya TDK perlu dipermasalahkan. Toh itu himbauan internal, hanya khusus umat Katolik .
           Bagi rekan seiman di dalam Yesus Kristus Tuhan kita, dasar pemahaman yg berbeda karena agama yg berbeda adalah hal yg wajar, karna kalau sama maka berarti seasas, sama, satu tiang , satu bendera.
Apa yg disampaikan pastor tersebul dalam artikel itu pada dasarnya sangat benar adanya, maksud saya tentang penempatan kata perayaan. Dan karena itu, setiap tahunnya umat merayakan Natal, entah dimulai bulan November, bahkan Januari , karena Yesus sudah lahir 2000 lebih tahun yang lalu, dan umat terus merayakan Natal dari tahun ke tahun. Bukan tiap tahun Yesus lahir sehingga stasemen diharuskan tgl 25 Des..tetapi satu kali Ia lahir, dan berita itu sangat besar, dan dikumandangkan di setiap gereja Tuhan.

         Yang lebih menarik dalam komentar artikel tersebut adalah,  ada yg melemparkan kesamping untuk menganalogikan tentang hari ulang tahun seseorang yg selalu di rayakan pada tanggal yg pas, ...
Sebenarnya ini terlihat ingin membenarkannya pandangannya, sehingga MENYAMAKAN peristiwa, tanpa melihat siapa dan bagaimana , kasus dan teks pembahasan.

Tanpa mengganggu pemahaman dari denominasi, saya hanya memberikan sudut pandang yg lebih luas, untuk kenyamanan untuk semua umat dalam merayakan hari Kelahiran TUHAN YESUS.

Krisallati Salupuk

Tuesday, December 4, 2018

BAP 2:PANDANGAN TENTANG PENDERITAAN.

BAB  II
PANDANGAN MANUSIA DALAM MEMAHAMI PENDERITAAN

           Seiring berkembangnya waktu, kepercayaan yang di anut manusia semakin banyak. Masing-masing kepercayaan membawa pemahamannya sesuai dengan doktrin yang diyakini sebagai sesuatu kebenaran, sehingga hal tersebut menghasilkan pemahaman suatu kebenaran/doktrin yang saling bertentangan.
Salah satu doktrin yang sangat menarik dan penting untuk dibahas adalah tentang penderitaan. Dikatakan menarik karena penderitaan hadir dalam setiap kehidupan anak manusia. Ketika bicara penderitaan, ada hal-hal yang masih merupakan misteri, mengapa orang menderita, darimana, dan untuk apa penderitaan itu datang.

Definisi Penderitaan

Sebelum membahas lebih lanjut, penulis akan menguraikan lebih dahulu tentang definisi penderitaan. Penderitaan merupakan kata majemuk berasal dari akar kata derita, dari bahasa sansekerta  yang artinya menanggung. Dalam bahasa Indonesia, derita adalah “sesuatu yang menyusahkan yang ditanggung di dalam hati (seperti kesengsaraan,penyakit)” atau menderita, yaitu” menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan.”  Jadi penderitaan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, dan menyusahkan, ditanggung dalam hati, baik kesengsaraan, penyakit, serta pergumulan
hidup lainnya.
Dari bahasa asli ( Ibrani ), kata penderitaan berasal dari  “baeÞK(k’eb),keh-abe ; yang memiliki arti derita atau penderitaan, dukacita ( berdukacita ), sedih.”  Contohnya dalam Kitab Ayub pasal 2:13, pada kalimat terakhir, menggambarkan bahwa penderitaan yang dialami Ayub terlihat  sangat (teramat) berat sekali.
Agar didapatkan gambaran penderitaan yang kompherensif, penulis akan menggali pandangan umum dan kristiani tentang penderitaan.

Pandangan Manusia Secara Umum

Untuk mengenal pandangan penderitaan secara umum, Penulis akan mempaparkan beberapa pandangan tentang  doktrin penderitaan dari berbagai alirankepercayaan, yaitu dari Animisme, Budha, Hindu, Islam dan Khatolik.

Animisme

Animisme adalah agama suku, yang percaya pada kepercayaan nenek moyang atau leluhurnya. Don Richardson, sebagaimana yang dikutip oleh John Culver dalam diktat Agama dan Keagamaan Bagian 1, mengatakan: “pada umumnya mereka percaya bahwa Allah yang maha tinggi ini sedemikian besar dan mulia, sehingga tidak mendiami kuil, dan tidak bisa digambarkan atau di wujudkan dalam bentuk berhala “.  Kata Animisme sendiri bermula dari pemahaman tentang:
Alam nyata (nature) adalah suatu yang dinamik (hidup) dan bukan mekanistik (benda mati). Alam nyata dan semesta berdenyut, berdebar-debar  dengan “Hidup,” namun bukan hidup yang persis sama dengan hidup kemanusiaan. Alam yang nyata ini terselubung di dalam alam yang tidak nyata. Namun alam tidak nyata tidak hanya memanfaatkan atau bertindak di dalam  alam tidak nyata (nature) ini. Dalam satu pengertian keduanya sama dan satu, dalam satu pengertian yang lain tidak satu. Pemahaman ini disebut “animisme” oleh para ahli antropologi.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pada dasarnya animisme percaya benda mati itu bukan sebagai benda yang mati, melainkan hidup dalam kesatuannya dengan alam. “Semua aliran agama di atur oleh hukum,”  menurut agama suku atau animisme, peradilan melalui penyiksaan atau ujian. Selain itu, kutukan dari ilahi adalah akibat dari sebuah kesalahan. Jon Culver mengatakan; “bentuk dari ujian (trial dy Ordeal) berbeda-beda tergantung pada suku yang melaksanakannya.”  Jadi menurut Animisme, ujian yang membawa penderitaan, dan penderitaan  ada karena satu konsekuensi dari kesalahan, bisa lewat adat, maupun kutuk dari dewa.

Budha

Keyakinan yang dianut oleh pengikut Budha hanya sebuah filosofi kehidupan yang mengajarkan kebaikan kepada para pengikutnya.Pengajaran yang utama dalam agama Budha yaitu Dharma.
Dharma atau yang disebut juga Dhamma adalah ajaran Buddha, yang merupakan kebenaran mutlak atau doktrin agama Buddha yang dikenal dengan empat kebenaran mulia, yaitu: Dukha (Dukha), Dukha Samudaya, Dukha Nirodha, Dukkha Nirodha Gamini Patipada Magga (Dukha Marga) atau yang sering disebut dengan Jalan Utama Berunsur Delapan.

1. Dukha (Dukha)

Wikipedia menguraikan Dukha sebagai berikut:
Berbagai bentuk penderitaan yang ada di dunia ini dapat dirangkum ke dalam tiga bagianutama atau kategori, yaitu:
I. Penderitaan Biasa (Dukkha-Dukkha), misalnya sakit flu, sakit perut, sakit gigi, dan sebagainya. 2. Penderitaan karena Perubahan (Viparinama-Dukkha), misalnyaberpisah dengan yang dicintai, berkumpul dengan yang dibenci, tidak tercapai apa yang diinginkan, sedih, ratap tangis, putus asa, dan sebagainya. 3. Penderitaan karena memiliki Badan Jasmani (Sankhara-Dukkha), yaitupenderitaan karena kita lahir sebagai manusia, sehingga bisa mengalami sakit flu,sakit gigi, sedih, kecewa, dan sebagainya.

Dari penguraian di atas dapatlah dipahami bahwa dukha (dukha) merupakan penderitaan yang dialami semua manusia, baik tua maupun muda dalam segala aspek kehidupan yang ditemui di lapangan. Jadi kesimpulannya adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ini adalah penderitaan.

2. Dukha Samudaya

Harun Hadiwijono dalam bukunya Agama Hindu dan Buddha   menjelaskan tentang dukha samudaya, bahwa:
Yang dimaksud dengan samudaya adalah sebab. Penderitaan ada sebabnya. Yang menyebabkan orang dilahirkan kembali adalah keinginan pada hidup, dengan disertai nafsu yang mencari kepuasan di sana-sini, yaitu kehausan pada kesenangan, kehausan pada yang ada, kehausan pada kekuasaan.

Dalam pengertian dukha samudaya seperti yang dijelaskan di atas, maka dapat dipahami
bahwa sesungguhnya segala yang diderita oleh manusia adalah merupakan sebab dari keinginan manusia itu sendiri dalam menapaki hidup, karena disebutkan bahwa ada sebab maka penderitaan tak dapat diketahui awal dan akhirnya. Jadi kesimpulannya adalah ada penderitaan pasti ada sebab.

3. Dukha Nirodha

To Thi Anh dalam bukunya Nilai Budaya Timur dan Barat menjelaskan tentang Dukha Nirodha:
Sekarang, o bhiku, inilah kebenaran mulia tentang melenyapkan penderitaan.Sesungguhnya, melenyapkan itu berarti menghapuskan keinginan secara sempurna, membuang keinginan itu, menyangkalinya, memisahkannya dari diri dan tidak memberikan tempat baginya.

Pernyataan di atas jelas mengajarkan kepada seluruh manusia agar menghilangkan segala keinginan dan hawa nafsu dan tidak memberikan peluang atau tempat bagi keinginan itu di dalam hati setiap manusia, dengan jalan demikian penderitaan dapat dilenyapkan atau dihilangkan dari diri setiap manusia.

4. Dukha Marga

Dukha Marga atau yang juga disebut Dukkha Nirodha Gamini Patipada Magga (Jalan Utama Berunsur Delapan) adalah merupakan akhir dari dukha. Abu Ahmadi dalam bukunya Perbandingan Agama memaparkan tentang Jalan Utama Berunsur Delapan.
Cara untuk dapat melenyapkan penderitaan itu hanya dengan menjalani delapan jalan kebenaran yang diberikan oleh Buddha yaitu:
1. berpandangan benar, 2. berniat benar, 3. berbicara benar,4. berbuat benar
5. berpenghidupan benar, 6. berusaha benar, 7. berperhatian benar,
8. memusatkan fikiran dengan benar.
Pelepasan dari penderitaan hanya dapat dicapai jika orang yakin akan empat kenyataan tersebut. Tak perlu mencari pandangan yang bersifat dalam, tak berguna lagi orang bertapa, tak perlu mempelajari buku2  Veda, Brahmana dan Upanisyat. Yang harus dijalankan hanya delapan petunjuk yang diberikan oleh Buddha.

Dari penguraian di atas, jelaslah bahwa segala bentuk dukkha hanya dapat dilepaskan atau dihilangkan dengan mengikuti delapan jalan yang ditunjukkan oleh Buddha. Dengan kata lain, buku-buku Veda, Brahmana dan Upanisyat  tidaklah terlalu penting dibanding dengan Jalan Utama Berunsur Delapan yang diajarkan oleh Buddha dalam realita kehidupan.

Hindu

           Hindu adalah salah satu agama tertua yang dianut umat manusia. “Negara yang mayoritas agamanya Hindu adalah India.Dimana penganutnya mencapai 78,8%  dari jumlah penduduk. Dalam agama Hindu  dibagi dalam tiga kelompok utama, yakni kelompok Wisnu, kelompok Syiwa, dan kelompok Shakti.”
Salah satu hal yang penting bagi orang-orang Hindu adalah kasta, untuk membedakan kekhastaan tingkat dalam kehidupannya. David W. shenk dalam bukunya yang berjudul Ilah Ilah Global mengatakan :
Kasta-kasta tersebut dikenal dengan varna, yang berarti warna. Orang-orang Arya menguasai kasta-kasta kelas atas dan orang-orang Dravidia menguasai kasta-kasta yang lebih rendah. Empat prinsip kasta berkembang: (1) Brahma, kasta iman; (2) Ksatria, kasta prajurit dan penguasa, (3) Waisya, kasta pedangang; (4) Sudra, kasta petani. Orang-orang yang tersisih bisa dianggap sebagai kasta utama kelima.Sistim kasta ini akhirnya menjadi tembok yang melarang perkawinan lintas budaya.
Melihat kasta -kasta di atas, yang dibagi sesuai golongan keberadaan, maka kasta ke empat (Sudra), sebab itu sudra adalah golongan jelata, yang merasa menderita. Sesuai dengan kepercayaan Hindu, semua penderitaan itu disebabkan karena inkarnasi dari masa lalu yang tidak baik.

           Hindu mempunyai istilah paham  kepercayaan yang disebut karma, atau disebut akibat perbuatan, Harun Hadiwijono mengatakan:
Pada dasarnya ajaran ini mengajarkan, bahwa barangsiapa yang berbuat baik ia akan menuai yang baik, akan tetapi barangsiapa yang berbuat jahat, ia akan menuai hukumnya. Nasib manusia tergantung pada perbuatannya, kepada karmanya.Manusia adalah ciptaannya sendiri. Didalam Kitab Upanisad dikatakan, bahwa sesuai dengan seseorang berbuat, sesuai dengan seseorang berkelakuan, demikianlah ia menjadi. Yang melakukan baik menjadi baik, yang melakukan jahat menjadi jahat.Segala sesuatu ditaklukkan kepada karma, baik manusia maupun dewa, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Bahkan karma juga menguasai hidup yang telah lalu dan yang akan datang.

           Dengan demikian, uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa sebuah penderitaan, adalah hasil dari apa yang sudah dilakukan (karma), namun jika sistim kasta dapat dibangun dengan baik, maka Karma menentukan kasta seseorang pada kehidupan yang akan datang (inkarnasi).

Islam

Muhammad adalah pendiri agama Islam,  lahir sekitar tahun 570 M.”  . David  W. Shenk berkata : zaman Islam tidak dimulai dengan kelahiran Muhammad, awal pewahyuan atau kematiannya. Hijrahlah yang menandai permulaan zaman islam. Hijrah merupakan peristiwa yang memiliki makna teologis menentukan.Hijrah  memberikan orang muslim solusi terhadap teka-teki penderitaan yang tidak adil: Allah menyelamatkan sang nabi dari musuh-musuhnya.

Jadi sejarah munculnya agama islam, dilihat dari hijrahnya sang nabi, yang dianggap memiliki makna tersendiri dalam teologia Islam.
Ide penderitaan dalam Islam didasarkan pada gagasan fundamental dari ketidaksempurnaan hidup manusia. “Sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia dalam kehidupan rasa sakit, kerja keras dan percobaan (Quran 90:4).”  Manusia yang beriman pada Tuhan akan diuji. Ujian dalam bentuk bencana dan kemalangan, sehingga takdir merupakan bagian pemahaman dari Islam. Hal tersebut dapat dibaca dengan jelas dalam Al-Insan : ”Dan kamu tidak  menghendaki ( menempu jalan itu ), kecuali bila dikehendaki Allah” .
Harun Hadiwijono, dalam buku Iman Kristen, mengatakan:Agama islam percaya kepada takdir, berdasarkan Hadiz nabi yang mengatakan, bahwa atas pertanyaan Jibril nabi Muhammad berkata: “Hendaklah engkau iman terhadap Allah, para malaikatnya, para rasulNya, hari kiamat dan hendaklah engkau beriman akan qatar, ketentuan baik dan buruk.
Demikian juga Yusuf Qardhawi dalam bukunya mengatakan:
Jadi manusia itu berkemauan , karena Allah menghendakinya untuk berkemauan. Inilah makna dari ‘ Laa Haulaa Quwwata Illa billa. Atau bahwa manusia itu tidak mempunyai daya dan kekuatan untuk mengambil manfaat dan menolak bahaya, tetapi daya dan kekuatannya itu bukan dari dan dengan dirinya sendiri, namun dengan dan dari Allah.
Dari konsep di atas jelaslah bahwa segala keputusan dan pilihan, atau semua yang terjadi pada manusia adalah dari Allah, termasuk penderitan datangnya dari Allah. Sehingga penderitaan  adalah Takdir, ditentukan dan ditetapkan oleh Allah, sekalipun itu pilihan, tetapi pilihan itu sendiri dari Allah. Demikian juga, Purwanto dalam diktat Sosiologi agama mengatakan:
Kalau dunia beserta isinya, dan demikian pula setiap langkah manusia sudah ditentukan sebagaimana nasibnya, maka tiap kesalahan dan kejahatan adalah di luar tanggung jawab manusia. Ia hanyalah berjalan di atas garis yang sudah di  bentangkan oleh Ilahi. Dengan demikian maka setiap ikthiar manusia sia-sia belaka dan tak ada sedikitpun usaha yang diperlukan.
Dari beberapa uraian di atas, jelaslah bahwa menurut orang menderita karena takdir yang sudah ditentukan, sehingga manusia tak bisa mengelaknya. Abdul Qodir Abu Faris dalam bukunya yang berjudul ‘Ujian,Cobaan, Fitnah, Dalam Da’wah, Mengatakan: “Allah Subhanahuwa Ta’ala telah menguji Nabi Ayyub Alaihissalam dengan cobaan lewat anggota badannya, kehilangan anak, harta dan istri.” Dari pernyataan ini, penulis dapat memahami bahwa menurut Islam penderitaan ada karena adanya pencobaan dari Tuhan.

Khatolik

Menurut pandangan Khatolik, penderitaan ada karena suatu deretan peristiwa, yang dimulai dari jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam dosa. Kemudian Manusia berkembang namun tetap merupakan satu kesatuan karena asal yang sama, dimana Allah telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia dari satu orang (bandk Kis. 17:26), sehingga dosa teradopsi dari Adam dan Hawa.
Menurut  Alfred B. Jogo Ena, dalam tulisannya berjudul “Manusia menurut Pandangan Khatolik:
penderitaan manusia, lebih dari sekedar sebagai persoalan teodicea, adalah dasar bagi hubungan personal manusia dengan Allah. Sebab ia memiliki dimensi etis eskatologis dalam pengertian penderitaan manusia adalah catatan kaki dari penderitaanKristus. Sebagai catatan kaki berarti penderitaan manusia berpartisipasi secara aktif dalam penderitaan Kristus di Salib dan justru karena itu penderitaannya diangkat kepada tataran ilahi yakni kebangkitan.

Jadi  untuk memulihkan tanggung jawab yang telah dilanggar oleh manusia, Allah mengkomunikasikan diri-Nya kepada manusia dalam diri Yesus Kristus. Dan penderitaan manusia adalah sebuah peran yang akan dimainkan, tanda manusia ikut dalam penderitaan Yesus Kristus.
Alfred B. Jogo Ena, dalam buku yang sama mengatakan:
Pengangkatan penderitaan manusia kepada tataran ilahi ini dimungkinkan karena penderitaan Kristus adalah peristiwa antisipatif terhadap sejarah penderitaan manusia di dunia dalam segala zaman. Penderitaan Kristus adalah peristiwa historis antisipatif, ini sama artinya dengan mengatakan bahwa penderitaan manusia partisipatif dalam penderitaan Kristus. Sebab jika penderitaan manusia dapat dilihat secara terpisah dari penderitaan Kristus atau tidak memiliki rujukan eskatologis, maka bukan saja bahasa profetis liberatif yang akan menemukan jalan buntu mengangkat penderitaan manusia kepada tataran ilahi, tetapi juga bahwa warta tentang keselamatan yakni kebangkitan Kristus, akan merupakan skandal bagi orang-orang yang menderita.

Jadi  penderitaan manusia itu memuncak dalam penderitaan Kristus yang mengandung nilai eskatologis demi penebusan manusia. Penebusan itu sendiri terjadi sebagai buah komunikasi personal manusia yang solider dengan penderitaan Kristus.

Pandangan KristenTentang Penderitaan

Pandangan tentang penderitaan yang sudah penulis jelaskan di atas, adalah berdasarkan doktrin umum dari berbagai agama. Dengan adanya pandangan umum tersebut maka penulis akan meneliti penderitaan ditinjau dari sudut pandangan teologia atau perfektif  iman kristen.
Berikut ini, penulis akan menguraikan doktrin penderitaan dalam iman Kristen, dimana pandangan ini akan diwakili oleh doktrin Armenian dan Calvinis, karena kedua pandangan tersebut memiliki perbedaan dalam berbagai doktrin.

Arminian

“Arminianisme merupakan satu istilah yang digunakan untuk menjabarkan pandangan teologis dari Jacobus Arminius (1560-1609 ), dan gerakan yang mengikuti pengajarannya. Dari pandangannyalah akhirnya dikenal “Teologi Arminian.”
Tokoh-tokoh teologi Arminian kurang membahas penderitaan dalam buku-buku yang diterbitkan, seakan-akan penderitaan bukanlah sesuatu hal yang perlu untuk dibahas. Hal yang perlu diketahui bahwa sekalipun Arminian mengajarkan doktrin dosa asal yang mempengaruhi kehidupan manusia, “tetapi ini tidak berarti suatu imputasi dosa legal.  GotQuestiuns?Org memaparkan pengertian amputasi sebagai berikut:
Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan diimputasikan berarti mengambil sesuatu dari orang lain dan memperhitungkan itu kepada orang lainnya lagi. Sebelum hukum Musa memberikan, dosa tidak diperhitungkan kepada manusia sekalipun manusia tetap berdosa karena dosa warisan. Setelah hukum taurat diberikan, dosa-dosa yang melanggar hukum taurat diimputasikan (diperhitungkan) kepada manusia (Roma 5:13).
jadi bisa dikatakan hukuman atau yang disebut konsekuensi berasal dari diri sendiri, sudah pasti termasuk penderitaan. Doktrin keslamatan Armenian mengajarkan Yesus datang untuk semua orang, tetapi orang percaya dapat berpaling dari anugrah dan kehilangan keslamatan.
Paul Enns dalam“ Buku Pegangan Teologia” mengatakan:
Mereka yang bekerja sama di dalam Kristus dengan iman yang benar, dan mengambil bagian dalam Roh yang memberikan kehidupan, memiliki kuasa penuh untuk berjuang melawan setan,dosa, dunia dan kedagingan mereka sendiri, dan mendapatkan kemenangan; telah dipahami dengan baik bahwa itu melalui pertolongan Roh Kudus; dan bahwa Yesus Kristus menolong mereka melalui Roh Kudus-Nya dalam semua pencobaan, dengan mengulurkan tangan-Nya, dan hanya apabila mereka siap untuk konflik itu, dan berkeinginan menerima pertolongan, tidak pasif tetapi aktif, maka mereka tidak akan jatuh.
Dalam artikel kelima” ketekunan bersyarat” , adalah “ penderitaan atau masalah-masalah hidup, yang yang dipaparkan diatas sebagai pencobaan,  baik dari setan, yang bisa saja membuat orang berpaling dari Kristus dan kehilangan keselamat. Agar manusia tetap selamat dan tinggal dalam anugrah Allah, maka manusia harus tetap hidup dalam kekudusan. Oleh sebab itu kekudusan hidup adalah senjata utama agar manusia tetap dalam anugrah Allah.

Calvinis

Berbicara tentang Calvinisme atau aliran Calvinis, dengan sendirinya harus berbicara tentang Johanis Calvin atau Jean Cauvin (1509-1564). Tokoh reformasi yang tidak kalah pengaruhnya dari Martin Lhuther.Calvin “lahir di Noyon, Prancis utara, pada 10 Juli 1509.”
Doktrin tentang penderitaan di aliran Calvinis tidak terlalu mendapatkan sorotan. Sekalipun demikian, dalam gereja Calvinis ada perkunjungan pada jemaat yang berada dalam penderitaan, baik sakit, duka cita, juga masalah kehidupan lainnya.

Th. Van Den End dalam bukunya yang berjudul “ Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme” mengatakan:
Para pelayan, wajib mengunjungi orang-orang sakit, dan menghibur mereka dengan Firman Tuhan seraya mengungkapkan kepada mereka bahwa seluruh penderitaan dan sengsara mereka datang dari tangan Allah dan dari pemeliharaannya yang baik, dan bahwa apa saja yang didatangkan-Nya atas orang-orang percaya milik-Nya harus berguna bagi kesejahteraan dan keslamatan mereka.
Dari pernyataan di atas, Gereja Calvinis menganggap bahwa penderitaan yang di alami oleh orang percaya itu datangnya dari Allah. Dimana Allah berotoritas dalam kehidupan manusia, dan Allah punya cara memelihara umat-Nya.
Dalam pengakuan iman Gereja ( Calvinis ) Perancis, di buku yang sama “Enam Belas Dasar Calvinisme, Pasal VIII bagian c dan d, tentang pemeliharaan Allah, :
Sebab kehendak-Nya merupakan patokan  berdaulat dan tidak mungkin bersalah untuk segala kebenaran dan keadilan, akan tetapi Dia memiliki sarana-sarana yang mengagumkan untuk memperalat iblis dan orang jahat sedemikian rupa, sehingga Dia tahu mengubah kejahatan yang mereka lakukan, dan yang menjadi kesalahan mereka, menjadi kebaikan.
Gereja Calvinisme, menekankan tentang segala sesuatu yang terjadi berpusat pada Allah yang berdaulat, dan yang mengijinkan penderitaan terjadi (sekalipun oleh perbuatan iblis) di mana penderitaan Allah izinkan.
Jadi pada dasarnya teologi Calvinis memandang penderitaan adalah sesuatu yang penting dan harus di pahami oleh setiap umat percaya, hal itu dapat dilihat dari implementasi gereja-gereja aliran Calvinis yang memperhatikan keadaan jemaat, dan menetapkan dalam gereja sebagai pengakuan. Pengakuan tersebut dibuat supaya umat memahami konsep penderitaan, dan mampu menghadapi persoalan hidup.

KARYA ILMIAH
SKRIPSI Krisallati.

Monday, December 3, 2018

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB (hasil dari ketekunan Ayub)

Berkat Yang Diperoleh Oleh Ayub Selama Mengalami Penderitaan

           TUHAN mengizinkan penderitaan datang kepada Ayub, dengan maksud dan tujuan-Nya. Dan ketika maksud dan tujuan-Nya tercapai, dengan melihat ketekunan Ayub dalam penderitaan, Allah juga menyediakan sukacita bagi Ayub.

          Allah Memulihkan Nama Baik Ayub (42:7-8) dalam proses penderitaan Ayub, ketiga sahabatnya, yang datang untuk menyatakan belasungkawa, serta ingin memberi penghiburan untuk Ayub, pada akhirnya mengklaim Ayub telah bersalah sehingga menderita. Klaim Elifas dan teman-temannya : psl 5:17-18, 15:5-6, 15:12, 18:2, 20:5-29, 22:1-9,  kesimpulan, semakin besar kesalahan, semakin berat dan lama penderitaan. Jadi Ayub dinyatakan telah berdosa sehingga Allah menghukumnya.
          Allah memulihkan nama Ayub, yang telah dirusak oleh teman-temannya. Dengan sebuah peringatan, Allah mendatangi Elifas dan mengatakan:
murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap dua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub. Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan, dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karna hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.

          Pemulihan Ayub dimulai dariAllah yang membersihkan nama Ayub yang telah dicemarkan oleh Elifas, Sofar dan Bildab. Pemulihan nama Ayub inipun sebagai jawaban bagi ketiga teman Ayub, bahwa tuduhan yang diberikan kepada Ayub, tidak benar.

Allah Memulihkan Kesehatan Ayub (42:10)

          Setelah melewati perjalanan penderitaan, dan Allah telah memulihkan nama Ayub di depan sahabat-sahabatnya,Allah kemudian memulihkan kesehatan Ayub. Pada ayat 10a: “Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub setelah meminta doa untuk sahabat-sahabatnya (Psl 42). Tuhan melepaskan Ayub dari penderitaannya dengan memulai dari kesehatanter lebih dahulu. Berbeda dengan cara datangnya penderitaan itu dan dengan urutan yang berlawanan. Tuhan tidak memulai pemulihan dari kekayaan Ayub, tetapi tubuh Ayub dari penyakit terlebih dahulu.
           Pemulihan ini terjadi setelah Ayub menyatakan kesalahan dan mengakui kebesaran TUHAN. Kesalahan yang dimaksud adalah “pengertian Ayub yang salah tentang jauhnya Allah merupakan kejahatan pertama yang diperbaiki, sehingga menyesalinya dan mengatakan: oleh sebab itu aku mencabut perkataannku, dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu (Psl 42).

              Allah Memberkati Kehidupan  Ayub (42:12)

          " ...,dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu, (13) juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan.  patut di ingat, Ayub tidak membangun imannya di atas harta kekayaan, saat-saat penderitaan ada, imannya tetap ada, saat harta benda bahkan anak-anaknya hilang, imannya tetap ada. Jika akhir kehidupan Ayub dibuat megah oleh Allah, itu karena penghargaan Allah sendiri di tengah kesalehan Ayub.  J. Sidlow Baxter dalam buku Menggali Isi Alkitab 2 mengatakan:”lihatlah bagaimana orang saleh yang menderita kehilangan bahagia itu akhirnya beroleh bahagia kembali.”
Perjalanan Ayub sebagai musafir dalam penderitaan berakhir dengan berkat yang berlipat ganda, dalam konteks ini, “Hidup Ayub dibentuk oleh Allah sebagai tanda nubuatan, yang pada akhirnya disediakan Tuhan” (bgd Yak 5:11) untuk memberikan semangat bagi orang benar, disaat-saat menghadapi penderitaan.

Allah Mengaruniakan Anak-Anak Bagi Ayub (42:13)

Kehilangan anak-anak adalah penderitaan yang memukul hidup Ayub, dukacita yang pernah dirasakan itu, digantikan oleh Allah dengan mengaruniakan anak-anak sebagai keturunan Ayub. Alkitab mengatakan: “diseluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub” (42:11). Alkitab memberitahukan bahwa Allah memberikan yang terbaik bagi Ayub sebagai ganti ketekunan Ayub dalam penderitaan.
Ayub kembali dikaruniakan tujuh anak laki-laki, dan tiga orang anak perempuan, melengkapi pemulihan dari Allah untuk Ayub. Dalam hal ini Allah nyatakan bahwa ketekunan seseorang, pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan baginya, seperti yang dikatakan Firman Tuhan: “kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan” (Yakobus 5:11b).

Ayub Diberkati Dengan Umur Panjang(42:16)

Tidak diketahui, berapa jumlah usia Ayub sebelum mengalami penderitaan dan Alkitab juga tidak memberitahukan berapa lama Ayub hidup dalam penderitaan, tetapi setelah penderitaan berlalu, Ayub diberikan umur panjang, sehingga Ayub dapat melihat anak-anak dan cucu-cucunya sampai pada keturunan keempat ( psl 42:16).
Usia Ayub yang dianugrahkan Tuhan setelah penderitaan seratus empat puluh tahun lamanya.Jadi umur panjang Juga adalah bagian yang Allah sediakan atas ketekunan Ayub dalam penderitaannya kepada Tuhan.
Demikianlah Ayub, yang sebagai standar yang tepat untuk dijadikan teladan dalam menyikapi kehidupan. Clarence H. Benson dalam buku Pengantar Perjanjian Lama puisi dan nubuatan mengatakan:
teladan Ayub telah memberikan penghiburan dan keberanian kepada orang-orang yang menderita di sepanjang zaman. Tetapi yang paling banyak menderita  bukanlah Ayub, melainkan Yesus Kristus. Ialah jawaban untuk pertanyaan Ayub”kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?

Jadi manusia boleh belajar atas ketekunan dalam penderitaan Ayub, tetapi teladan yang sempurna bagi orang percaya dalam menghadapi penderitaan adalah Yesus Kristus.karena tidak ada yang menanggung penderitaan yang lebih besar dari Yesus.

Sunday, December 2, 2018

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB (sikap/langkah Ayub menghadapi penderitaan.

Langkah-Langkah Ayub Dalam Menghadapi Penderitaan

           Untuk melihat langkah-langkah Ayub, atau sikap Ayub dalam menghadapi penderitaan, penulis akan mempaparkan peristiwa yang terjadi yang menimpa Ayub. Tujuannya supaya memberikan gambaran, tentang bobot penderitaan Ayub, diperhadapkan dengan cara Ayub menghadapinya.

         Alkitab menceritakan sederetan peristiwa bencana besar yang menimpa Ayub, dalam psl 1:13-19: (13 )Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, ( 14 ) datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, ( 15 ) datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." (16) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."(17 )Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." (18) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,( 19) maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.

          Empat peristiwa di atas yang terjadi disaat yang hampir bersamaan dalam satu hari itu, karena Alkitab mencatat pada suatu hari. Dan setiap laporan, narator megatakan “ sementara orang itu bicara, datanglah orang lain dan berkata (  psl 1:16,17,18 ). Secara bertubi-tubi Ayub dilanda berita mengejutkan. Alkitab mengatakan sebagai berikut:
Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi.Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring.Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit.13 Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam.Seorangpun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.
Ayat ini mendeskripsikan bahwa pergumulan itu bukan pergumulan biasa.Teman-temannya yang datang untuk menghibur terkejut bukan kepalang. Alkitab mengatakan teman-teman Ayub  menangis dengan suara nyaring, dan tidak tega melihat penderitaan Ayub yang bukan main beratnya.
Penjelasan yang lebih dramatis mengenai respon teman-teman Ayub ini adalah semuanya diam selama tujuh hari tujuh  malam, dan  tak mampu berkata apa-apa melihat penderitaan Ayub karena penderitaan itu terlalu berat (2:13). Dari sini  dapat dilihat betapa beratnya dan sesaknya penderitaan yang ditanggung Ayub. Sekalipun demikian, Ayub menghadapinya dengan sikap yang mengagumkan, seperti yang penulis paparkan berikut ini.

Ayub Sujud Menyembah TUHAN (Psl 1:20)
Saat empat musibah hadir dalam kehidupannya, kembali penulis tekankan: di tengah kehidupannya yang takut akan Tuhan, Alkitab katakan: “maka berdirilah Ayub lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalannya, kemudian sujudlah ia dan menyembah (1:20-21).
Pada ayat 20, penulis paparkan dalam bahasa Ibrani:
20 ויקם איוב ויקרע את מעלו ויגז את ראשו ויפל ארצה 
וישתחו׃ 
21 ויאמר ערם יצתי מבטן אמי וערם אשוב שמה יהוה נתן ויהוה לקח יהי שם יהוה מברך׃ 

Ada empat kata kerja yaitu: Ayub berdiri:(wayyäqom ), mengoyakkan jubahnya (wayyiqra`), Ayub mencukur rambutnya (kepalanya)   (wayyägoz ´et-röšô), dan terakhir, ekspresi yang sangat luar biasa, Ayub sujud menyembah (wayyippöl ´arcâ wayyišTähû). Adalah respon Ayub atas berita yang didengar. Kata sujud  menyembah dalam bahasa Ibrani (wayyišTähû ) dari kata kerja Histafal ( Hitpael) vav/konsekutif imperfek 3 mj, dari kata yang diterjemahkan” sujud menyembah “   yaitu Ayub sujud menyembah, dan pesuruh-pesuruh yang melaporkan kejadian tersebut, ikut menyembah. (karena  3 mj). Kata kerja : yang mengawali kata sujud menyembah hanya diterjemahkan jatuh, yang maknanya Ayub menjatuhkan diri ke tanah (arcâ ) dari kata  (eres) dengan posisi bersujud.
Respon Ayub ini, dengan  mengoyak jubah, mencukur kepalannya, sujud dan menyembah adalah satu sikap yang paling bijaksana di tengah situasi dan kondisi yang tak pasti. Sekalipun Ayub dalam keadaan sock berat, dan tidak tahu maksud dari semua itu, Alkitab katakan “maka berdirilah Ayub, mengoyak jubahnya, sebagai tanda ekspresi kesedihan yang sangat dalam menurut tradisi dalam PL, kemudian mencukur rambutnya, denga cara yang bijak sesuai cara zaman kehidupan Perjanjian Lama.

Ayub Tetap Memuji TUHAN (Psl 1:21)

Bahkan setelah itu, pada ayat 21c  mengatakan “ terpujilah nama TUHAN,”  dalam bahasa Ibrani . Kata kerja Piel partisif aktif dari kata $rb(brk) yang artinya berkat, yang diterjemahkan KJV berarti secara literal Ayub mengatakan “ diberkatilah nama TUHAN.”
            Ayub mengatakan Terpujilah TUHAN setelah mengatakan TUHAN yang memberi,   TUHAN  yang mengambil (xq"+l' hw"ßhyw:).”  Kata yang dipakai disini mengunakan kata  xq"+l' (läqäH) dari kata kerja Qal perfek 3 mt, artinya Ia (TUHAN ) telah mengambil. Ayub mengatakan itu karena sebuah Falsafah dalam hidup Ayub, yaitu segala sesuatu yang ada pada dirinya diberikan oleh Tuhan, dan saat semua hilang, itu diambil oleh Tuhan sendiri.Sekalipun Ayub dalam pemahamannya tentang Tuhan tidak tepat, tetapi sampai ayat ini, dikatakan Ayub tidak berdosa (1:22).
Sikap Ayub saat menderita, bukan hanya mempertahankan sikap rohaninya, tetapi  bahkan  memuji Allah dalam kemalangannya itu. Sikap yang di ambil Ayub ini, satu sikap yang sulit untuk dilakukan dalam keadaan luka parah, memuji TUHAN saat berada di titik paling bawah.

Ayub Tetap Tekun Dalam Ketaatan Kepada Allah (Ayub 2:9)


          Alkitab mencatat tentang ketekunan Ayub dalam imannya, yaitu seperti pengakuan istrinya. Adapun perkataan istrinya sebagai berikut: “maka berkatalah istrinya kepadanya: “masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? “Kutukilah Allahmu dan matilah!”(Ayub 2:9). Salah satu kesimpulan sikap Ayub dalam kitab ini Dari awal sampai akhir, adalah Ayub mengajarkan tentang ketaatan kepada Allah sekalipun dalam penderitaan yang paling berat. Ayub tidak pernah meninggalkan Allah, Ayub hanya menyampaikan keluhan dan ketidakmengertiannya akan jalan-jalan Allah (psl 26-31). Ayub mengajarkan tentang ketaatan tak bersyarat, dan ketaatan mutlak kepada Allah.Hal inilah yang dimaksud dalam kitab Yakobus,:
Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan  Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

           Kitab Yakobus lebih menekankan pada kata ketekunan Ayub, penilaian ini berdasarkan sikap Ayub yang taat sekalipun kondisi tidak mengharapkan Ayub taat, dan bertekun kepada Allah yang memberinya gelar yang disandangnya yaitu saleh (1:8), sebab itu wajarlah jika Allah memakai nabi Yehezkiel mengatakan tentang Ayub sebagai orang benar (Yehezkiel 14:13-14).
Penderitaan sering menggoda manusia dengan kuat untuk melepaskan pendirian iman dan prinsip kebenaran. Dari Ayub, orang belajar bahwa penderitaan tidak bisa dijadikan alasan atau dalih untuk menyimpang dari Allah.

Ayub Merendahkan Diri Dihadapan TUHAN (Psl 42:6)

Di perhadapkan pada tuduhan yang diberikan teman-temannya, bahwa Ayub pasti telah berdosa (18:1-6), ayub meresponinya dengan sanggahan-sangahan bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan. Kemungkinan banyak orang yang mengklaim bahwa Ayub menyombongkan kebaikan-kebaikan yang pernah lakukan, seperti yang dipaparkan dalam pasal 31, sehingga dengan berani memperhadapkan perkarannya dalam sidang ilahi.
          Menurut Jefrrey dalam diktat Eksposisi PL II, ”dalam kesengsaraannya Ayub ingin atau minta jawaban dari Allah sendiri. Dia ingin Allah membenarkan perbuatannya.”  Tanggapan teman-temannya tidak membuat Ayub keluar dari gelar kejujurannya, Ayub mengaku tidak bersalah, dan itu adalah kejujurannya.
          Allah datang dan menghardik Ayub bukan berarti membenarkan teman-teman Ayub, tetapi memberitahukan sesuatu yang Ayub belum tahu, yaitu Allah berdaulat atas semua yang diciptakan-Nya (psl 38-41). Dan Akhir dari perjalanan panjang penderitaan Ayub, saat melihat TUHAN, dengan kejujurannya kembali Ayub merendahkan dirinya sama seperti ketika mendengar berita dari pesuruhnya. Sikap yang diambil Ayub yaitu menyesal dan duduk dalam debu dan abu. Ayub mengatakan, bahwa tanpa pengertian dirinya telah berbicara banyak,  dan tanpa melihat Ayub mempercayai TUHAN meski hanya lewat berita orang saja (42:3-6), dan karena kesalahannya tentang Allah yang tidak peduli dan menentang, akhirnya membawa penyesalan yang dalam baginya, sehingga Ayub duduk dalam debu dan abu.

Qohelet - Krisallati

Biodata

Nama      : KRISAL lati Salupuk Ttl.           : Lebang , 28-2-1978 Alamat  L: Jln Lasaktia Raja, km 3, lebang                     P...

INSPIRASI " KESAKSIAN IMAN