Dari Segi Sosial
Dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 mengatakan:
“ psl ini memberikan pengertian yang sangat hebat tentang perangai orang ini. Gagasan-gagasannya bukanlah murahan dan tanpa ambisi, tapi berbobot dan pergumulan batin. Ia menghakimi dirinya dengan ukuran yang hampir sama dengan ukuran istimewa dari Injil,”
Maksud uraian di atas, dalam kitab Ayub pasal 31:13-23, ia menyampaikan perbuatan-perbuatan yang nilanya tinggi soal kebaikan, sebagai standar bantahannya.
Ayub adalah tokoh penting di tempat ia berdiam, bahkan orang-orang yang sudah berumur dan para anak muda menghormati dia. (Ayb 29:5-11) Ia duduk sebagai hakim yang tidak berat sebelah, melaksanakan keadilan sebagai pembela para janda, dan menjadi seperti ayah bagi anak lelaki yatim, orang yang menderita, dan siapa pun yang tidak mempunyai penolong. (Ayb 29:12-17) Ia menjaga diri bersih dari perbuatan amoral, ketamakan akan harta benda, serta penyembahan berhala, dan ia murah hati kepada orang yang miskin dan berkekurangan. Ayb 31:9-28.
- Ayub Memperhatikan Hak Budaknya
Memperhatikan hak orang lain, adalah salah satu nilai dari orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, dalam psl 31:13-15, semua yang bekerja padanya merasakan keadilan dari Ayub. Ayub dalam ayat ini menjelaskan bahwa seandainya ada hak dari seorang di antara semua orang yang bekerja padanya ada yang tidak diperhatikan ( bahasa Alkitab: diabaikan ) olehnya, maka layaknyalah ia mengalami pemderitaan.
Menarik perkataan Ayub tentang hubungan antara dia dan para budaknya adalah, sekalipun perbedaan dalam status tuan dan hamba adalah sebuah jarak dalam tradisi zamannya, tapi baginya kesetaraan antara budak dan tuan sama di hadapan Allah, dalm ayat 13-15, pada ayat 15 Ayub mengatakan:” bukankah ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat aku juga, bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim.”
Ayub membangun relasi dengan semua orang yang bekerja padanya, serta perhatiannya pada semua keperluan dan bahkan hak yang bekerja padanya, adalah bagian dari segi sosial yang dimilikinya. Dari semua ayat dalam kitab Ayub, tidak ada satupun dari orang-orang yang bekerja padanya, memiliki keluhan tentang Ayub. Lebih dari pada itu, orang yang tidak sama sekali ada hubungan dengannya dicukupkannya(31:32).
- Ayub Berbagi Dengan Orang Miskin
Dipaparkan dalam pasal 31: 16-23, ia memperhatikan orang di sekelilingnya, serta membagikan kepada anak yatim dan para janda, orang miskin secara umum, apa yang diperlukan.” Ayat ini menonjol sebagai batu permata karena kesadaran sosialnya yang tinggi (bnd Ams 14:31;22:2 ),”
Guthrie dalam buku Tafsiran Alkitab Masa Kini mengatakan:
“ kebaikannya juga menjalar keluar mencari dan menyelamatkan yg berkebutuhan, yg miskin, janda-janda, dan yatim piatu pemerasan dan penindasan atas yg lemah adalah asing baginya, sekalipun dengan mudah ia dapat mengubah keadilan yang diberikan oleh pengadilan-pengadilan. Sebaliknya ia telah merupakan pertolongan bagi orang yang tak mempunyai pertolongan.”
Uraian diatas memberikan nilai tentang sikap Ayub yang berjiwa social, tidak mementingkan diri sendiri, pahlawan bagi si miskin. Di tengah kemampuannya yang bisa saja mengubah keadilan, tetapi tidak dilakukannya kecurangan, melainkan rasa belas kasihan yang besar kepada orang miskin.
Perkataan Ayub pada ayat 19: “ jikalau aku melihat orang mati karena tidak ada pakaian atau orang miskin yang tidak mempunyai selimut, dan tidak dipanaskannya tubuhnya dengan kulit bulu dombaku,” membawa dalam satu pemahaman bahwa ‘ dalam kawasan lingkungan tempat tinggal Ayu, tidak ada yang mati oleh karena tidak pakaian, berarti Ayub dalam perhatiannya, bukan perhatian secara kebetukan dia melihat orang yang membutuhkan, lalu memberikan bantuan kapada mereka, tetapi Ayub seakan-akan mengetahui setiap orang yang memerlukan bantuan, dan menyalurkan apa yang orang perlukan.
SUMBER : SKRIPSI KRISALLATI
No comments:
Post a Comment