Family

Family

Sunday, December 2, 2018

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB (sikap/langkah Ayub menghadapi penderitaan.

Langkah-Langkah Ayub Dalam Menghadapi Penderitaan

           Untuk melihat langkah-langkah Ayub, atau sikap Ayub dalam menghadapi penderitaan, penulis akan mempaparkan peristiwa yang terjadi yang menimpa Ayub. Tujuannya supaya memberikan gambaran, tentang bobot penderitaan Ayub, diperhadapkan dengan cara Ayub menghadapinya.

         Alkitab menceritakan sederetan peristiwa bencana besar yang menimpa Ayub, dalam psl 1:13-19: (13 )Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, ( 14 ) datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, ( 15 ) datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." (16) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."(17 )Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." (18) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,( 19) maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.

          Empat peristiwa di atas yang terjadi disaat yang hampir bersamaan dalam satu hari itu, karena Alkitab mencatat pada suatu hari. Dan setiap laporan, narator megatakan “ sementara orang itu bicara, datanglah orang lain dan berkata (  psl 1:16,17,18 ). Secara bertubi-tubi Ayub dilanda berita mengejutkan. Alkitab mengatakan sebagai berikut:
Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi.Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring.Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit.13 Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam.Seorangpun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.
Ayat ini mendeskripsikan bahwa pergumulan itu bukan pergumulan biasa.Teman-temannya yang datang untuk menghibur terkejut bukan kepalang. Alkitab mengatakan teman-teman Ayub  menangis dengan suara nyaring, dan tidak tega melihat penderitaan Ayub yang bukan main beratnya.
Penjelasan yang lebih dramatis mengenai respon teman-teman Ayub ini adalah semuanya diam selama tujuh hari tujuh  malam, dan  tak mampu berkata apa-apa melihat penderitaan Ayub karena penderitaan itu terlalu berat (2:13). Dari sini  dapat dilihat betapa beratnya dan sesaknya penderitaan yang ditanggung Ayub. Sekalipun demikian, Ayub menghadapinya dengan sikap yang mengagumkan, seperti yang penulis paparkan berikut ini.

Ayub Sujud Menyembah TUHAN (Psl 1:20)
Saat empat musibah hadir dalam kehidupannya, kembali penulis tekankan: di tengah kehidupannya yang takut akan Tuhan, Alkitab katakan: “maka berdirilah Ayub lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalannya, kemudian sujudlah ia dan menyembah (1:20-21).
Pada ayat 20, penulis paparkan dalam bahasa Ibrani:
20 ויקם איוב ויקרע את מעלו ויגז את ראשו ויפל ארצה 
וישתחו׃ 
21 ויאמר ערם יצתי מבטן אמי וערם אשוב שמה יהוה נתן ויהוה לקח יהי שם יהוה מברך׃ 

Ada empat kata kerja yaitu: Ayub berdiri:(wayyäqom ), mengoyakkan jubahnya (wayyiqra`), Ayub mencukur rambutnya (kepalanya)   (wayyägoz ´et-röšô), dan terakhir, ekspresi yang sangat luar biasa, Ayub sujud menyembah (wayyippöl ´arcâ wayyišTähû). Adalah respon Ayub atas berita yang didengar. Kata sujud  menyembah dalam bahasa Ibrani (wayyišTähû ) dari kata kerja Histafal ( Hitpael) vav/konsekutif imperfek 3 mj, dari kata yang diterjemahkan” sujud menyembah “   yaitu Ayub sujud menyembah, dan pesuruh-pesuruh yang melaporkan kejadian tersebut, ikut menyembah. (karena  3 mj). Kata kerja : yang mengawali kata sujud menyembah hanya diterjemahkan jatuh, yang maknanya Ayub menjatuhkan diri ke tanah (arcâ ) dari kata  (eres) dengan posisi bersujud.
Respon Ayub ini, dengan  mengoyak jubah, mencukur kepalannya, sujud dan menyembah adalah satu sikap yang paling bijaksana di tengah situasi dan kondisi yang tak pasti. Sekalipun Ayub dalam keadaan sock berat, dan tidak tahu maksud dari semua itu, Alkitab katakan “maka berdirilah Ayub, mengoyak jubahnya, sebagai tanda ekspresi kesedihan yang sangat dalam menurut tradisi dalam PL, kemudian mencukur rambutnya, denga cara yang bijak sesuai cara zaman kehidupan Perjanjian Lama.

Ayub Tetap Memuji TUHAN (Psl 1:21)

Bahkan setelah itu, pada ayat 21c  mengatakan “ terpujilah nama TUHAN,”  dalam bahasa Ibrani . Kata kerja Piel partisif aktif dari kata $rb(brk) yang artinya berkat, yang diterjemahkan KJV berarti secara literal Ayub mengatakan “ diberkatilah nama TUHAN.”
            Ayub mengatakan Terpujilah TUHAN setelah mengatakan TUHAN yang memberi,   TUHAN  yang mengambil (xq"+l' hw"ßhyw:).”  Kata yang dipakai disini mengunakan kata  xq"+l' (läqäH) dari kata kerja Qal perfek 3 mt, artinya Ia (TUHAN ) telah mengambil. Ayub mengatakan itu karena sebuah Falsafah dalam hidup Ayub, yaitu segala sesuatu yang ada pada dirinya diberikan oleh Tuhan, dan saat semua hilang, itu diambil oleh Tuhan sendiri.Sekalipun Ayub dalam pemahamannya tentang Tuhan tidak tepat, tetapi sampai ayat ini, dikatakan Ayub tidak berdosa (1:22).
Sikap Ayub saat menderita, bukan hanya mempertahankan sikap rohaninya, tetapi  bahkan  memuji Allah dalam kemalangannya itu. Sikap yang di ambil Ayub ini, satu sikap yang sulit untuk dilakukan dalam keadaan luka parah, memuji TUHAN saat berada di titik paling bawah.

Ayub Tetap Tekun Dalam Ketaatan Kepada Allah (Ayub 2:9)


          Alkitab mencatat tentang ketekunan Ayub dalam imannya, yaitu seperti pengakuan istrinya. Adapun perkataan istrinya sebagai berikut: “maka berkatalah istrinya kepadanya: “masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? “Kutukilah Allahmu dan matilah!”(Ayub 2:9). Salah satu kesimpulan sikap Ayub dalam kitab ini Dari awal sampai akhir, adalah Ayub mengajarkan tentang ketaatan kepada Allah sekalipun dalam penderitaan yang paling berat. Ayub tidak pernah meninggalkan Allah, Ayub hanya menyampaikan keluhan dan ketidakmengertiannya akan jalan-jalan Allah (psl 26-31). Ayub mengajarkan tentang ketaatan tak bersyarat, dan ketaatan mutlak kepada Allah.Hal inilah yang dimaksud dalam kitab Yakobus,:
Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan  Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

           Kitab Yakobus lebih menekankan pada kata ketekunan Ayub, penilaian ini berdasarkan sikap Ayub yang taat sekalipun kondisi tidak mengharapkan Ayub taat, dan bertekun kepada Allah yang memberinya gelar yang disandangnya yaitu saleh (1:8), sebab itu wajarlah jika Allah memakai nabi Yehezkiel mengatakan tentang Ayub sebagai orang benar (Yehezkiel 14:13-14).
Penderitaan sering menggoda manusia dengan kuat untuk melepaskan pendirian iman dan prinsip kebenaran. Dari Ayub, orang belajar bahwa penderitaan tidak bisa dijadikan alasan atau dalih untuk menyimpang dari Allah.

Ayub Merendahkan Diri Dihadapan TUHAN (Psl 42:6)

Di perhadapkan pada tuduhan yang diberikan teman-temannya, bahwa Ayub pasti telah berdosa (18:1-6), ayub meresponinya dengan sanggahan-sangahan bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan. Kemungkinan banyak orang yang mengklaim bahwa Ayub menyombongkan kebaikan-kebaikan yang pernah lakukan, seperti yang dipaparkan dalam pasal 31, sehingga dengan berani memperhadapkan perkarannya dalam sidang ilahi.
          Menurut Jefrrey dalam diktat Eksposisi PL II, ”dalam kesengsaraannya Ayub ingin atau minta jawaban dari Allah sendiri. Dia ingin Allah membenarkan perbuatannya.”  Tanggapan teman-temannya tidak membuat Ayub keluar dari gelar kejujurannya, Ayub mengaku tidak bersalah, dan itu adalah kejujurannya.
          Allah datang dan menghardik Ayub bukan berarti membenarkan teman-teman Ayub, tetapi memberitahukan sesuatu yang Ayub belum tahu, yaitu Allah berdaulat atas semua yang diciptakan-Nya (psl 38-41). Dan Akhir dari perjalanan panjang penderitaan Ayub, saat melihat TUHAN, dengan kejujurannya kembali Ayub merendahkan dirinya sama seperti ketika mendengar berita dari pesuruhnya. Sikap yang diambil Ayub yaitu menyesal dan duduk dalam debu dan abu. Ayub mengatakan, bahwa tanpa pengertian dirinya telah berbicara banyak,  dan tanpa melihat Ayub mempercayai TUHAN meski hanya lewat berita orang saja (42:3-6), dan karena kesalahannya tentang Allah yang tidak peduli dan menentang, akhirnya membawa penyesalan yang dalam baginya, sehingga Ayub duduk dalam debu dan abu.

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB (tujuan penderitaan Ayub bagi ALLAH)

Bagi Allah

           Dalam kisah penderitaan yang menimpa Ayub, tidak bisa untuk tidak dikaitkan Allah yang berotoritas dalam hidup manusia, yang menciptakan dan berkuasa, mengizinkan dan mengubah segala sesuatu dalam dunia ini. Allah sendiri mempunyai tujuan dalam semua hal yang menyangkut kehidupan.
W. S. Lasor Dkk dalam buku yang berjudul Pengantar Perjanjian Lama 2 (Sastra dan Nubuatan) mengatakan:
             "Kitab ini memperkenalkan Allah yang bebas bertindak secara mengejutkan, memperbaiki penyimpangan manusia dan mengoreksi kitab-kitab yang ditulis  tentang Dia. Ia bebas mengizinkan yang dilakukan iblis dan tidak memberitahukan apa-apa tentang hal itu kepada orang yang diuji. Ia juga bebas mengatur waktu kapan dan dengan cara bagaimana Ia akan campur tangan.

Uraian di atas menjelaskan tentang Allah yang berdaulat dalam kehidupan manusia, bukan berarti keluar dari identitas-Nya yang adil dan kasih, tetapi justru memperlihatkan keadilan dan kasih-Nya. Memperbaiki penyimpangan manusia adalah bagian yang dikatakan W.S. Lasor dan Dkk, atau dengan kata lain penderitaan sebagai teguran bagi manusia supaya tidak jauh menyimpang.
Penderitaan yang terjadi pada Ayub diizinkan TUHAN, tentulah lewat pertimbangan hikmat-Nya, dengan tujuan dan maksud-maksud tertentu. Jadi penderitaan itu diizinkan, karena mempunyai tujuan tersendiri bagi Allah.

Untuk Mempermalukan Iblis (2:3)

          Serangan iblis untuk menjatuhkan Ayub  sesungguhnya merupakan serangan kepada Allah sendiri, iblis bukan hanya mendakwa Ayub, tetapi juga mendakwa Allah. Meredith mengatakan “di dalam pencobaan di taman Eden, Iblis menghina Allah dihadapan manusia; di sini dia menghina manusia dihadapan Allah. Namun iblis memakai teknik halus yang sama di dalam kedua peristiwa ini.”  Dalam psl 1:9-11  adalah awal perdebatan antara Allah dan iblis tentang Ayub, dan Ayub tidak tahu sama sekali tentang semua itu. Dari ayat di atas, Jeffey P. Miller dalam diktat STTII mengatakan: ”tuduhan iblis bahwa Ayub mengasihi Allah hanya karena Allah membuat pagar sekelilinggnya merupakan serangan terhadap Allah. Secara tidak langsung iblis berkata bahwa Allah tidak layak dikasihi karena diri-Nya saja, manusia memyembah karena disuap.”  Alkitab mempaparkan sebagai berikut:
Firman TUHAN kepada Iblis: ‘Apakah engkau memperhatikan hambaKu Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan.

 Dalam ayat ini Allah tahu taktik iblis yang menekan-Nya untuk membuktikan Ayub tetap saleh,  iblis membujuk Allah melawan Ayub, dan Allah memerima tantangan itu. Dengan mengarahkan perhatian Iblis kepada Ayub, sesungguhnya Allah di dalam hikmat-Nya yang tidak terselami, mengundang tantangan tersebut.
Allah memakai penderitaan Ayub, untuk memperlihatkan kepada iblis bahwa apa yang Iblis katakan, tidak pernah benar, Ayub tetap beriman sampai akhirnya, dan Allah memperlihatkan kepada Iblis, bahwa apa yang dikatakan-Nya, selalu benar.
Sampai pasal ini, salah satu kesimpulannya adalah Iblis kalah, dan tujuan penderitaan bagi Allah dalam hal ini, penderitaan Ayub adalah sarana Allah untuk mempermalukan Iblis.

Untuk Menunjukkan Iman Ayub Pada Iblis Dan Manusia ( Psl 1:6-12 )

           Kitab dalam pasal ini, Allah memberikan izin pada Iblis, dengan syarat”janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” Ketika mendapatkan ijin untuk menguasai segala harta benda Ayub, Iblis segera melaksanakan rencananya.Tujuan Iblis sangat jelas yaitu membuat Ayub menghujat Allah dan meninggalkan kesalehan yang dibanggakan Allah kepada Iblis.
Narator (penulis kitab ini) mempertegas peristiwa kehilangan Ayub dengan mengisahkan bahwa peristiwa tersebut terjadi dalam satu hari Iblis menghancurkan semua yang dimiliki oleh Ayub (psl 1:13-19),  empat peristiwa ini cukup sebagai senjata untuk menjatuhkan iman Ayub pada Allah, sesuai dengan pertaruhan antara Allah dan iblis. C. Hassell Bullock dalam buku Kitab-Kitab Puisi dalam Perjanjian Lama mengatakan:
Ketidakpercayaan iblis akan dia serta dengan dugaannya bahwa iman Ayub sangat tergantung  pada kekayaan dan kesejahteraannya (1:9-11; 2:5). Dia  menganggap bahwa iman dan kemakmuran itu berkaitan, dan jika yang terakhir diambil maka yang pertama pasti akan berantakan.

Uraian di atas menjelaskan tentang dugaan Iblis atas iman kerohanian Ayub.Menurut Iblis, iman Ayub dibangun di atas dasar berkat-berkat Tuhan yang melimpah dalam hidupnya. Dan jika itu hilang, maka iman Ayub juga hilang.
Peristiwa kedua setelah dialog kedua antara Allah dan Iblis, Iblis kembali beraksi, dan Ayub ditimpakan borok yang busuk dari kaki sampai kepala (2:7). Tujuannya tetap sama, yaitu apakah Ayub tetap dalam kesalehan, dan tetap takut akan Allah.
Dalam peristiwa kedua ini, Allah melihat Ayub tetap memilih untuk tetap berserah kepada-Nya sekalipun tidak  mengerti. Ayub masih menyimpan iman yang bergantung penuh kepada-Nya (2:10). Karena itu, dalam bagian pasal ini, memberikan kesimpulan yang mengokohkan kemenangan Ayub atas tantangan setan: “dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya (2:10).
Selain maksud Allah untuk memperlihatkan kepada iblis bahwa apa yang
 iblis katakan tidak pernah benar, juga untuk menguji iman Ayub, sebagai
bukti bahwa iman Ayub,iman yang tergantung  kepada-Nya.

Untuk Menyatakan Kuasa-Nya ( psl 38:1-38 )

           Tujuan penderitaan bagi Allah, juga dilihat pada detik-detik akhir dalam penderitaan Ayub. Allah yang menyaksikan dialog antara Ayub dan para penghibur, dan yang mendengar semua sanggahan dan argumen Ayub, bahkan keluh kesahnya, TUHAN tampil dari dalam badai (38:1).
“Bersiaplah engkau sebagai laki-laki (38:1),” menurut Heavenor:
Suatu perkataan yang menarik di pakai untuk laki-laki: eber, ‘ hal ini menyatakan tentang manusia bukan dalam kelemahan, tapi dalam kekuatannya, jantan sebagai pejuang’(strahan). Dengan berulang-ulang Ayub telah mempergunakan  bahasa (mis 31:35-37; 13:22) yang agaknya menyarankan bahwa dalam dirinya, Allah akan menemukan seorang pejuang yang perkasa.

Dari pernyataan di atas menjelaskan bahwa Allah menantang Ayub sesuai dengan kapasitas perkataan Ayub sendiri, serta Allah mau menjelaskan identitas-Nya dihadapan Ayub, untuk memberikan pemahaman pada Ayub “ layakkah ciptaan mengkritik penciptanya.

          Dalam ayat ini (38:1), kuat kuasa Allah menciptakan dan memerintah tak terbatas, melawan Ayub yang kecil. Allah mempertanyakan keperkasaan Ayub dengan mengatakan “jika engkau dapat, jawablah Aku” dalam banyak hal, diantaranya;
(4)Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakan kalau engkau mempunyai pengertian!(5) siapa yang telah menetapkan ukurannya?bukankah engkau mengetahuinya? atau siapakah yang merentangkan tali pengukur padanya?(8) siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual keluar dari dalam rahim(12) pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang  dinihari atau fajar kau tunjukkan tempatnya(16) engkaukah yang turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan melalui dasar samudra raya?(19) di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan, dsb.

Ayat di atas mempaparkan perkataan Allah yang menanyakan hal-hal yang sangat jelas tidak diselami Ayub. Tetapi dari situlah Ayub menjadi makin memahami betapa hebatnya ketidaktahuan dan ketidakmampuan dirinya.
Setelah melihat uraian di atas, sekarang penulis akan menguraikan tentang bagaimana cara yang tepat untuk menyikapi/langkah-langkah yang tepat untuk menghadapi setiap penderitaan yang datang. Berikut penulis mempaparkan sikap/langkah-langkah Ayub dalam menghadapi penderitaannya.

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB:(tujuan penderitaan Ayub bagi dirinya sendiri)

Bagi Ayub

          Di tengah kehidupan yang saleh, jujur, takut akan Tuhan, Ayub tidak pernah menyangka akan terjadi peristiwa pahit datang dalam kehidupannya. Dalam psl 1:1-12,  Dialog antara Allah dan Iblis yang diceritakan narator adalah hal yang tersembunyi bagi Ayub.  David Atkinson mengatakan: “ia sama sekali tidak menduga bahwa iblis terlibat.”  Saat musibah itu datang, saat itulah Ayub dalam  imannya di pertaruhkan. Dari penderitaan ini Ayub banyak belajar tentang banyak hal, semua yang  tidak diketahui, akhirnya tahu setelah melewati semua penderitaan itu. Berikut ini penulis mempaparkan tujuan penderitaan bagi Ayub sendiri, sebagai pribadi yang mengalami penderitaan..

Penderitaan Membawa Pengenalan Yang Benar Akan Allah (Psl 42:1-6)

           Pandangan manusia kepada Allah sangat ditentukan oleh jarak, yaitu seberapa dekat manusia itu kepada Allah. Dalam Kisah Ayub diceritakan ketiga tokoh yang menghibur Ayub, lewat dialognya kepada Ayub, dapat disimpulkan bahwa pengenalan ketiga tokoh tersebut kepada Allah sebatas pengertian yang dimiliki.
          Ayub mengakui mengenal Allah hanya mendengar dari kata orang saja (42:5), Ayub mengakui bahwa dirinya yang tanpa pengertian (wülö äbîn) tentang Allah  telah bercerita mengenai hal-hal yang sangat ajaib yang tidak diketahuinya (42:3b). kata “ tanpa pengertian” dalam bahasa Ibrani” miliki makna bahwa  “dan aku tidak  mengerti,”  dalam artinya: selama itu Ayub sama sekali belum paham tentang kemahakuasaan Allah, yaitu hal-hal yang ajaib yang Ayub belum ketahui, sehingga Ayub menuntut Allah untuk menjawab keluhannya. selain daripada itu, Ayub menilai Allah terlalu jauh (transenden) bagi manusia, bahkan dalam diktat Eksposisi PL II mengatakan “Allah mempersalahkan Ayub karena satu hal, yaitu kebodohannya.”  Semua itu disadari Ayub ketika  melihat TUHAN, karena itu, saat melihat TUHAN, Ayub menyesal dan duduk dalam debu tanah(42:6).
Lewat penderitaan Ayub bisa melihat TUHAN lebih jelas, sehingga pengenalan akan TUHAN yang terbatas tadi, setelah mendengarkan perkataan TUHAN (psl 38-41), Ayub mulai mengerti tentang kekuasaan TUHAN. Dalam hal ini, tujuan penderitaan bagi Ayub salah satunya adalah mengenal TUHAN secara pribadi.

Memurnikan Iman Ayub(23:10) 

          Hal yang juga penting dalam menanggapi persoalan hidup,  adalah bahwa penderitaan juga datang sebagai ujian. Dalam kasus Ayub, Allah menyetujui usulan Iblis karena Allah tahu iman Ayub adalah iman yang murni. Dalam buku Pengantar Perjanjian Lama Puisi dan nubuatan yang dikarang oleh Clarence H. Benson, mengatakan: “kesetiaan Ayub kepada Allah mengalami ujian yang sangat berat. Allah mengujinya, tetapi iblis yang menggoda dia.”
          Saat Ayub dihadapkan penderitaan, imannya ikut diperhadapkan pada tantangan, “seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti  emas.” Kata “seandainya Ia menguji aku”dari bahasa asli (BüHänaºnî)”  dari akar kata (BaHän), adalah kata kerja yang mengandung arti metafora, (sebuah gambaran).”  Kata seandainya dalam ayat ini lebih tepat jika digunakan kata ibarat, atau seperti, karena maksud Ayub sebenarnya adalah “seperti emas dileburkan pasti didapati murni, seperti itulah ia akan tampil (muncul) dalam ujian.

            Kenyataannya iman Ayub memang diperhadapkan pada ujian lewat penderitaan, sebagai penentu apakah iman Ayub adalah iman yang murni, dan juga sebagai penentu atas pertaruhan Iblis dengan Allah yang sudah mengatakan tentang kesalehan Ayub. Saat Ayub melalui semua penderitaan yang datang dalam hidupnya, bahkan dalam kesengsaraan istrinya menyuruh untuk mengutuki TUHAN, Ayub dengan ketaatan dan tetap percaya kepada Allah yang di sembah, tidak bergeser dari imannya. Iman yang muncul dari pendengaran bertahan dalam pergumulan Ayub sampai melihat TUHAN (42:5).


Menjadikan Tekun Dalam Kesalehan (Ayub 2:9)

          Melalui pergulatan hebat lewat penderitaan, dimana banyak alasan bagi Ayub untuk mundur dari imannya kepada TUHAN, Ayub tampil sebagai orang yang bertekun dalam imannya. Perkataan istri Ayub: ‘masihkah engkau bertekun dalam kesalehanmu(2:9), adalah  sebuah pengakuan istri Ayub, bahwa Ayub memang adalah orang yang bertekun dalam kesalehannya. Yakobus juga mencatat dan menekankan pri-hal ketekunan Ayub: “kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub (Yak 5:11). Oleh karena itu, Ayub berjuang untuk tetap kuat dalam penderitaan. Bahkan secara keseluruhan kitab Ayub, menggambarkan dengan jelas tentang tekunnya Ayub dalam menjaga statusnya sebagai orang yang jujur,saleh, dan takut akan Tuhan.
Menurut “Kamus Bahasa Indonesia, kata tekun  berarti: “rajin, keras hati
dan bersungguh-sungguh (jadi teladan dlm bekerja), berusaha.”  Bisa dikatakan
bahwa Ayub aktif (berjuang) dalam menjaga imannya, dan kesalehannya, kepada TUHAN, sesuai dengan makna dari bahasa Ibrani ((khazaq) yang arti sebenarnya adalah kuat,menjadi kuat, berpengang.”  Jadi Ayub berpengengang kuat pada kesalehannya yang disebut sebagai bertekun.

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB (tujuan penderitaan Ayub bagi iblis)



Tujuan Penderitaan

           Manusia tidak dapat mempunyai pengetahuan mengenai dunia dan segala yang terjadi di dalamnya, tanpa Allah menyatakan itu kepadanya. Sulitnya untuk menyelami pekerjaan Allah, yang  terkadang manusia membuat bantahan dan keluhan kepada TUHAN. Demikian pula soal penderitaan yang Ayub alami, Ayub tidak mengerti selama mengalami penderitaan. karena itu, lewat peristiwa Ayub, Allah menyatakan banyak hal tentang penderitaan.

Berikut ini penulis akan membahas tentang tujuan penderitan, baik tujuan untuk Iblis, untuk Ayub, bahkan juga bagi Allah.

Bagi Iblis

Tidak bisa dipunggkiri, tokoh yang menciptakan penderitaan bagi Ayub datangnya dari Iblis. Iblis dan Allah bertemu dan membicarakan tentang Ayub. Allah menopang Ayub sebagai contoh orang yang benar. Namun Iblis menantang motivasi Ayub yang tekun dalam kesalehannya. Pertama-tama Iblis menyatakan bahwa Ayub akan mengutuk Allah bila Allah mengijinkan Iblis untuk menjamah segala kepunyaan Ayub dan menyengsarakan diri Ayub sendiri. Allah mengijinkan Iblis untuk membuat Ayub mengalami penderitaan tersebut.
Peranan Iblis jelas, yaitu berusaha untuk menyesatkan umat manusia, supaya manusia menyimpang dari jalan-jalan kebenaran, berbagai cara digunakan untuk semua itu, adapun tujuan Iblis akan mencobai Ayub adalah:

            Sarana Untuk Membuat Ayub Mengutuki TUHAN (Psl 1:11,2:5)
Dalam pasal 1:11: “tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuk Engkau dihadapan-Mu.  Melihat ayat ini, setelah Iblis mendengar perkataan Allah tentang Ayub yang saleh, memunculkan pendapat dan ide Iblis, bahwa lewat penderitaan pada diri Ayub, pasti Ayub akan mengutuki Allah.
Kata ini kembali diucapkan Iblis pada dialog putaran kedua antara Allah dan Iblis dalam pasal 2:5 “tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau dihadapan-Mu,”   dalam bahasa Ibrani:
(yübärákekkä ),  dari kata ( brk ) yang berubah menjadi kata kerja piel, dan diterjemahkan “mengutuki”, serta  menekankan ambisi si iblis (haSSä†än), dengan  mengawali mengatakan “pasti” “ (´im-lö´ ) yangditerjemahkan sungguh-sungguh,”  untuk memberitahukan Allah, bahwa apa yang Iblis katakan, akan terjadi.

           Dalam dua peristiwa yang dicatat pada ayat di atas, tekanan Iblis kepada Allah untuk mendatangkan penderitaan buat Ayub, yaitu supaya Ayub berpaling untuk  mengutuki Tuhannya. Tujuan penderitaan bagi Iblis yang didatangkannya pada Ayub akhirnya menjadi usulan dari istri Ayub, ”Kutukilah Allahmu dan matilah”(2:10). Iblis hanya bisa menjatuhkan istri Ayub, tetapi tidak terjadi pada Ayub.
Dalam hal ini, sangatlah jelas Dugaan Iblis tentang Ayub salah, Iblis menyangka bahwa kesalehan Ayub tehadap Tuhan didasari berkat kekayaan dan kesehatan yang Ayub punya.  Menurutnya bahwa saat harta kekayaan Ayub hilang, bahkan fisik yang melemah karena penyakit berat,  iman dan kesalehannya pun hilang, Ternyata tidaklah demikian. Tujuan  penderitaan bagi Iblis terhadap Ayub, supaya Ayub mengutuki Tuhannya gagal total, sehingga Iblis mundur, dan tidak muncul lagi pada pasal berikutnya.

           Walaupun demikian, penderitaan terus digunakan Iblis sebagai senjata untuk menjatuhkan manusia, karena Iblis tahu, ketekunan adalah sesuatu yang sulit manusia terapkan, khusus saat berada dalam penderitaan.

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB (dari segi kekayaan)

Dari Segi Kekayaan ( Ayub 1:2-3 )

       Terdapat beberapa catatan mengenai apa yang dimiliki oleh Ayub. Ia di karuniai  7 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan.  Dari segi kekayaan ia mempunyai banyak harta kekayaan, di antaranya: 7000 kambing domba, 3000 unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina dan banyak budak-budak ( Ayub 1: 2-3 ). Oleh karena banyaknya harta Ayub, maka ia menjadi orang yang terkaya di daerah Timur ( Ayub 1:3 ) Ayub digambarkan sebagai orang yang sangat kaya dan tidak ada yang lebih kaya dari pada Ayub.
       Dalam bahasa asli ‘kata kaya dalam terjemahan bahasa Indonesia mengunakan kata dasar "Gädôl, dari “ kata sifat  yang artinya besar, agung,”  bukan sebagai kata kerja, yang berarti besar, menjadi besar. Jadi terjemahan literal di atas adalah : orang ( pria ) itu besar/agung (kaya ) dari semua anak laki-laki(bane = kata benda maskulin dengan akhiran jamak) di sebelah timur ( daerah timur ).  Dari terjemahan di atas sama yang di paparkan oleh Samuel E. Balentine dalam buku Smyth & Helwys Bible Commentary mengatatakan: “Job is “the greatest of all the people of the east,( Ayub adalah “ yang terbesar dari semua [masyarakat/orang] timur ).”  Jadi yang membuat Ayub sangat terkenal di seluruh daerah Timur adalah  karena kebesaran Ayub, atau keagungan, baik dalam hal kekayaannya yang banyak, bahkan kebesarannya dalam hal lain.

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB ( dari segi keluarga)

Dari Segi Keluarga ( Ayub 1:5;2:10 )

         Keluarga adalah lembaga kecil yang dibuat Allah dalam keberadaan manusia, pentingnya keluarga adalah karena citra keharmonisan yang digambarkan dari Allah Tritunggal, dan keharmonisan itu yang Tuhan inginkan dalam lembaga keluarga pada  orang percaya. Masing-masing anggota dalam keluarga memiliki peran dan kapasitas sesuai ketetapan Allah. Ayub dalam hal ini memiliki peran sebagai ayah bagi anak-anaknya, juga suami bagi istrinya, dan tentunya sebagai imam dalam keluarganya.
      Dari penelitian, penulis mendengar beberapa pandangan dari teologia, tentunya lewat pembicaraan, juga lewat kotbah hamba Tuhan, yang memiliki pandangan tentang Ayub yang gagal sebagai suami dan Ayah yang baik( pandangan dalam kesaksian seorang hamba Tuhan disebuah gereja ). Tapi penulis memiliki pandangan yang berbeda dengan pandangan tersebut.

Ayub Adalah Ayah Yang Baik

       Jarang sekali dan sulit sekali untuk menemukan profil ayah dan suami seperti Ayub, kebanyakan ayah gagal mendidik kerohanian anak-anaknya, bahkan catatan Alkitab mengenai Imam Eli dan Nabi Samuel  pun ternyata gagal mendidik anak-anaknya (1 Sam. 3:13; 8:6).  Ayub adalah salah satu contoh yang baik bagaimana menjadi seorang ayah atau orang tua teladan di dunia ini.  Setiap ayah perlu memperhatikan dan meneladani apa yang dilakukan oleh Ayub, dengan kepekaan, kerendahan hati dan dengan kesetiaan Ayub memantau dan memelihara kehidupan jasmani dan rohani anak-anaknya.  Ayub 1:5 menuliskan dalam kitab Ayub mengatakan:
“apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: “Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati.

Dalam kasus ini, Ayub hanya antisipasi kalau-kalau anaknya melakukan sesuatu yang tidak terpuji bagi Allah ( mengutuki ), yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia ; mengutuki  dalam  ayat ini mengunakan kata dasar barak  yang mengalami perubahan kata kerja menjadi piel vav/konsikutif perfek  3 umum jamak ( kata dasar ini dibahas pada poin Penderitaan menurut persepsi Ayub),  tidak bisa dipastikan apakah anak-anak Ayub melakukan sesuatu yang salah dalam reuni saudara-bersaudara. Hal ini dikarenakan penempatan kata  dalam ayat ini yang berarti “ mungkin”, artinya mungkin ya dan mungkin tidak. Sikap antisipasi ini menekankan pada pemikiran seorang ayah yang peduli dan menjaga keluarganya, menjadi keluarga idaman Tuhan.

       Keluarga adalah hal yang penting bagi Ayub, semaksimal mungkin ia menjadi ayah yang sesuai dengan tuntutan TUHAN, yaitu mengarahkan anak-anaknya takut akan TUHAN, serta menafkahi keluarganya, dan ia memenuhi semua itu. Ayub membangunkan rumah untuk anak-anaknya, ayat 4 memberitahukan akan hal itu, dan secara bergiliran berkumpul untuk pesta bersama, sekalipun sudah memiliki rumah masing-masing, Ayub tetap memperhatikan kehidupan rohani anak-anaknya, karena ia tahu, tugas sebagai seorang ayah yang baik.

Ayub Adalah Suami Yang Baik

       Di lihat dari status suami, ia juga memberikan makna sebagai suami  yang baik, sebelum terjadi penderitan, bisa di pastikan hubungan antara Ayub dengan istrinya baik-baik saja. Hal itu bisa dilihat saat penderitan menimpa Ayub, ia menanggapi perkataan istrinya saat mengatakan kepadanya untuk mengutuki Allah: “…engkau berbicara seperti perempuan gila, “ , reaksi Ayub ketika mendengar perkataan istrinya. Menurut The Wycliffe Bible Commentary;
 “ pengendalian diri Ayub yang lembut sebagaimana tampak dari jawabannya  terhadap saran istrinya membuktikan secara menyakinkan , seperti halnya madah  pujian yang ia utarakan sebelumnya, dia tidak menyebut istrinya gila, namun ia menuduh istrinya berbicara di dalam keputusasaan itu seperti dari kumpulan yang nasihatnya biasa tidak ia ikuti,

  Jadi Ayub selalu memperlihatkan sisi terbaik dari posisinya sebagai suami, kelembutan yang selalu di berikan, dirasakan oleh istrinya, dari hal  itu, istrinya salalu ada mengawasinya dan tidak meninggalkan dia, dalam pasal 19:17, nafasku menimbulkan rasa jijik kepada istriku”
       Tidak ada pemberitahuan tentang siapa wanita yang melahirkan anak-anak Ayub setelah penderitaan. Kesimpulan bahwa istri Ayub yang menemani sepanjang hidupnya.

Saturday, December 1, 2018

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB (Ayub dalam segi sosial)

Dari Segi Sosial

                 Dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 mengatakan:
 “ psl ini memberikan pengertian yang sangat hebat tentang perangai orang ini. Gagasan-gagasannya bukanlah murahan dan tanpa ambisi, tapi berbobot dan pergumulan batin. Ia menghakimi dirinya dengan ukuran yang hampir sama dengan ukuran istimewa dari Injil,”

          Maksud uraian di atas, dalam kitab Ayub  pasal 31:13-23, ia menyampaikan perbuatan-perbuatan yang nilanya tinggi soal kebaikan, sebagai standar bantahannya.
     Ayub adalah tokoh penting di tempat ia berdiam, bahkan orang-orang yang sudah berumur dan para anak muda menghormati dia. (Ayb 29:5-11)  Ia duduk sebagai hakim yang tidak berat sebelah, melaksanakan keadilan sebagai pembela para janda, dan menjadi seperti ayah bagi anak lelaki yatim, orang yang menderita, dan siapa pun yang tidak mempunyai penolong. (Ayb 29:12-17)  Ia menjaga diri bersih dari perbuatan amoral, ketamakan akan harta benda, serta penyembahan berhala, dan ia murah hati kepada orang yang miskin dan berkekurangan. Ayb 31:9-28.

-    Ayub Memperhatikan Hak Budaknya

      Memperhatikan hak orang lain, adalah salah satu nilai dari orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, dalam psl 31:13-15, semua yang bekerja padanya merasakan keadilan dari Ayub. Ayub dalam ayat ini menjelaskan bahwa seandainya ada hak dari seorang di antara semua orang yang bekerja padanya ada yang tidak diperhatikan ( bahasa Alkitab:  diabaikan ) olehnya, maka layaknyalah ia mengalami pemderitaan.

       Menarik perkataan Ayub tentang hubungan antara dia dan para budaknya adalah, sekalipun perbedaan dalam status tuan dan hamba adalah sebuah jarak dalam tradisi zamannya, tapi baginya kesetaraan antara budak dan tuan sama di hadapan Allah, dalm ayat 13-15, pada ayat 15 Ayub mengatakan:” bukankah ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat aku juga, bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim.”

     Ayub membangun relasi dengan semua orang yang bekerja padanya, serta perhatiannya pada semua keperluan dan bahkan hak yang bekerja padanya, adalah bagian dari segi sosial yang dimilikinya. Dari semua ayat dalam kitab Ayub, tidak ada satupun dari orang-orang yang bekerja padanya, memiliki keluhan tentang Ayub. Lebih dari pada itu, orang yang tidak sama sekali ada hubungan dengannya dicukupkannya(31:32).

- Ayub Berbagi Dengan Orang Miskin

       Dipaparkan dalam pasal 31: 16-23, ia memperhatikan orang di sekelilingnya, serta membagikan kepada anak yatim dan para janda, orang miskin secara umum, apa yang diperlukan.” Ayat ini menonjol sebagai batu permata karena kesadaran sosialnya yang tinggi (bnd Ams 14:31;22:2 ),”
       Guthrie dalam buku Tafsiran Alkitab Masa Kini mengatakan:
 “ kebaikannya juga menjalar keluar mencari dan menyelamatkan yg berkebutuhan, yg miskin, janda-janda, dan yatim piatu pemerasan dan penindasan atas yg lemah adalah asing baginya, sekalipun dengan mudah ia dapat mengubah keadilan yang diberikan oleh pengadilan-pengadilan. Sebaliknya ia telah merupakan pertolongan bagi orang yang tak mempunyai pertolongan.”

 Uraian diatas memberikan nilai tentang sikap Ayub yang berjiwa social, tidak mementingkan diri sendiri, pahlawan bagi si miskin. Di tengah kemampuannya yang bisa saja mengubah keadilan, tetapi tidak dilakukannya kecurangan, melainkan rasa belas kasihan yang besar kepada orang miskin.
       Perkataan Ayub pada ayat 19: “ jikalau aku melihat orang mati karena tidak ada pakaian atau orang miskin yang tidak mempunyai selimut, dan tidak dipanaskannya tubuhnya dengan kulit bulu dombaku,” membawa dalam satu pemahaman bahwa ‘ dalam kawasan lingkungan tempat tinggal Ayu, tidak ada yang mati oleh karena tidak pakaian, berarti Ayub dalam perhatiannya, bukan perhatian secara kebetukan dia melihat orang yang membutuhkan,  lalu memberikan bantuan kapada mereka, tetapi Ayub seakan-akan mengetahui setiap orang yang memerlukan bantuan, dan menyalurkan apa yang orang perlukan.


SUMBER : SKRIPSI KRISALLATI

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB. (Kehidupan Ayub sebagai orang percaya).

Kehidupan Ayub Sebagai Orang Percaya 

     Pola hidup menggambarkan kwalitas seseorang untuk dinilai, tanpa disadari, orang  menonton kehidupan orang lain. Masalahnya terkadang orang menanti-nanti dan mencari kesalahan orang lain, dan mulai menghakimi. Apa bedanya dengan Ayub. Manusia membaca dan berusaha memcari satu titik kesalahannya supaya penderitaan itu wajar menimpa dirinya karena kesalahannya, sama halnya dengan sahabat-sahabat Ayub, menilai dari pengetahuan dan pengalaman sendiri.
        Penulis akan memunculkan pola hidup Ayub di balik setiap Firman yang ada dalam kitab Ayub. Sebagai orang yang percaya kepada Allah yang benar, Ayub hidup dalam kebenaran itu.  Dan itu akan dilihat dari sisi-sisi kehidupan manusia secara umum dalam pribadi Ayub.

Dari Segi Rohani

      Untuk menilai Ayub dari segi rohani, pertama-tama harus diketahui, bahwa Ayub pada masa sebelum penderitaan panjangnya, ia percaya kepada Allah yang benar, walaupun  hanya mendengar dari kata orang saja(šümatikä  : ( aku telah mendengar/mengerti Engkau.) , ( ia tidak  melihat TUHAN,  Ayub 42:5 ).   Yang kedua standar kehidupan sisi rohani/iman menurut saumiman Saud dalam bukunya yang berjudul “Dinamika Kehidupan Orang Percaya” mengatakan:
        “Kehidupan rohani (Spirituality Of Christian Life ) seorang sering kali bergantung pada dasar kepercayaan yang di bangun oleh orang lain pada waktu dia masih muda atau masih kecil. Firman Tuhan begitu menyentuh, melekat dan terpatri dalam hati seseorang, sehingga tidak ada alasan bagi orang tersebut untuk melanggarnya. ia bisa merasakan Firman Tuhan itu begitu hidup di dalam dirinya, sehingga setiap tutur kata, perbuatan bahkan pikiran selalu mendapat saringan atau sensor setiap saat dari Firman Tuhan yang pernah didengar atau dipelajari.”

       Uraian di atas memberitahukan bahwa pengenalan sejak dini tentang kepercayaan, akan membuat iman kuat, dan sisi rohani yang terbentuk, diakibatkan karena Firman Tuhan yang selalu diperdengarkan, sehingga dasarnya menjadi kuat .  bagi Ayub, penulis beranggapan bahwa ia mendengar dan menjadi percaya kepada Allah yang diceritakan orang, adalah satu sikap yang hanya diambil dan diputuskan pada orang yang sudah sangat dewasa,  bukan saat ia masih kecil, atau muda seperti yang dipaparkan di atas.
       Kedua hal diatas akan membawa setiap pembaca dalam sebuah anggapan?, wajarlah Ayub jika tidak memiliki iman yang kuat. Tapi kontras dari itu, iman Ayub, sulit untuk digambarkan.
      Dimulai dari Pasal 1:1, “ Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur , ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”  Dalam ayat pertama ini, narator memperkenalkan Ayub dari segi rohani, dengan menekankan empat hal yang spesial tentang hubungan spiritual antara Ayub dan TUHAN ; jujur, saleh, takut akan Allah, dan menjahui kejahatan. Dan TUHAN mengakui itu, bahkan memperkenalkan Ayub kepada iblis, bahwa ia jujur, saleh, takut akan TUHAN, dan menjahui kejahatan, (Ayub 1:8, dan psl 2:3 ),”  dan bahwa tidak ada orang seperti dia di muka bumi ini.

        Tafriran Alkitab Masa Kini 2, mengatakan:
“ Wataknya tampil dalam terang yang menabjubkan selaku orang yang saleh dan jujur. Saleh bukan berarti sempurna tanpa dosa, hal yang tak pernah dituntut bagi Ayub. Sebaliknya hal ini merangsang kita untuk memikirkan bahwa Ayub adalah serba matang dalam bidang moral. Seorang yang mempunyai watak yang seimbang dan berkepribadian yang mantap.
hal diatas telah disampaikan Ayub sendiri dalam Ayub 9:20 yang mengatakan:
(KJV): ‘If I justify myself, mine own mouth shall condemn me; if I say, I am perfect, it shall also prove me perverse’ ( Jika aku membenarkan diriku sendiri, mulutku sendiri akan menyalahkan aku; jika aku berkata: aku sempurna, itu juga akan membuktikan aku sesat).
Karena itu, sisi kerohanian Ayub dilihat dari beberapa hal:

-    Jujur

       Jujur bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, itulah kejujuran. Maksudnya Bila seseorang berhadapan dengan suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh  gambaran tentang  sesuatu  atau fenomena tersebut. Bila seseorang  itu  menceritakan informasi tentang  gambaran  tersebut kepada orang lain tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.
Kejujuran juga bersangkutan dengan  pengakuan, Ayub juga mengakui bahwa ia tidak sempurna ( ps 9:20 )

      Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang.      Jujur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi adalah: 1 lurus hati; tidak berbohong (msl dng berkata apa adanya); 2 tidak curang (msl dl permainan, dng mengikuti aturan yg berlaku): mereka itulah orang-orang yg -- dan disegani; 3 tulus; ikhlas.”  Sedangkan dalam bahasa ibrani,  kata ini mengunakan kata sifat: rv"±y"w> wüyäšär,”   berasal dari kata rv'y"  (yäšär ) yang diawalai w> particle conjunction ( Vav Konsekutif),” yang artinya benar, jujur” . Jadi Ayub adalah seorang yang jujur dalam mengatakan  kebenaran ( hal yang benar).
Kejujuran Ayub diakui TUHAN, pada akhir peristiwa penderitaannya, Ia mengatakan:
      “Setelah TUHAN mengucapkan firman itu  kepada Ayub,  maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu,   karena kamu tidak berkata benar tentang Aku  seperti hamba-Ku Ayub ( ps 42:7 )

     Allah menyatakan bahwa apa yang dikatakan Ayub itu benar. Allah tidak bermaksud bahwa segala sesuatu yang dikatakan Ayub itu sungguh tepat, tetapi bahwa tanggapan Ayub kepada ketiga temannya sangat jujur di hadapan Allah dan sikapnya berkenan kepada-Nya.  Jadi "jujur" menunjukkan kebenaran dalam perkataan, tindakan, dan pikiran.

-     Saleh

      Ayub dikatakan saleh oleh Allah sebelum penderitaannya dimulai, itu kerena Allah pasti melihat kesalehan Ayub dalam hidup  pada masa-masa ia mulai percaya. Ada file yang tidak dicatat dalam LXX, karena menurut Tafsiran Alkitab Wycliffe “ bukti-bukti yang ada bukan terutama dari luar kitab ini, sebab sekalipun teks LXX tentang Ayub lebih pendek sekitar seperlima dari teks Masoret, bagian-bagian yang dihilangkan jelas tidak penting.”  Jadi ada bagian-bagian yang tidak dicatat.
     Saleh adalah kata  yang di terjemahkan dari bahasa Ibrani(Täm ),”  kemudian diterjemahkan” blameless”( NIV, NKJV, NAS, LXE dll )”  artinya suci (saleh), dan kata   (Täm ) juga bisa diterjemahkan  perfect ( Complete ) oleh ( KJV) artinya lengkap /sempurna. Jadi Ayub dalam sisi rohani, di pandang dari kesalehannya dibuktikan sesuai tuntutan standar Allah, dan ia melakukan semua tuntutan itu, dengan perfect (Complete) tanpa ada yang diabaikan dari standar Allah.
salah satu bukti kesalehan Ayub adalah menanggapi setiap apa yang dilakukan anak-anaknya, Di pasal 1 ayat 4-5, ia berusaha menjaga  kekudusan dalam hidupnya, bertekun dalam kesalehannya dalam keadaan apapun, dan pengharapannya kepada Allah yang menebus ( 19:25-27).

- Takut akan TUHAN

      Kata takut mengunakan kata  dasar yare yang di awali kata penghubung, menjadi
( whîrë´ ) dan ia takut, bukan ketakutan, karena objek ketakutan, ditentukan dengan מִן ,atau מִפְּנְי  , אֵת   sedangkan dalam takut akan Allah dalam bahasa Ibrani takut ini sama dengan takut yang dipaparkan dalam kitab Mazmur 128:1 dl, yang memiliki pengertian pengertian yang sama. Catatan untuk kata takut:
      Alkitab menggunakan beberapa kata untuk mengartikan takut atau ketakutan. Yang paling umum adalah kata Ibrani יִרְאָה - YIR'AH dan פָּחַד - PAKHAD, Yunani φοβος – PHOBOS dan δειλοι - DEILOS . Secara teologis dapat dikemukakan lima macam "takut“
      Dalam Amsal 8:13: Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku membenci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.’’  kata takut dalam Ayub dan Amsal ini memiliki pengertian yang sama, yaitu takut yang positif, yaitu kesukaan yang membuat ia melakukan apa yang TUHAN mau ( membawa ketaatan kepada Allah ), dan merasa hal yang menyeramkan apabila melakukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang TUHAN inginkan. Jadi kata takut akan Allah itulah yang membuat Ayub menjahui segala hal yang dikatakan kejahatan.

Friday, November 30, 2018

BAB 3.: KAJIAN PENDERITAAN AYUB/KITAB AYUB (penulisan dan karakteristik kitab)

Penulisan

           Sampai saat ini tidak ada yang memastikan secara pasti siapa penulis kitab Ayub, jikalau bukan Ayub sendiri pastilah memiliki sumber-sumber lisan atau tertulis yang terinci dari zaman Ayub, yang dipakainya di bawah dorongan dan ilham ilahi untuk menulis kitab ini sebagaimana adanya sekarang. Sekalipun beberapa teolog yang  meneliti kitab ini memberikan beberapa nama yang bisa dipertimbangkan selain dari Ayub sendiri, “Elihu, Musa, Salomo, Yesaya, Hizkia, Barukh teman dari Yeremia, dsb.”
Dalam diktat Eksposisi PL II, Jeffry P. Miller mengatakan:

          Lebih banyak orang yang memilih Musa atau Salomo sebagai pengarang. Menurut Talmud, Musa mengarang buku ini. Dia mendengar cerita ini waktu di Midian lalu mempersiapkan naskah atau menulis naskah di bawah inspirasi Roh Allah. Salomo dianggap pengarang oleh rabi-rabi dan orang lain berdasarkan komposisinya dan isinya yang bersifat hikmat.


Tahun Penulisan

           Karena tidak ditemukan secara pasti siapa yang menulis kitab Ayub, dan tidak pasti  tanggal terjadinya peristiwa dijadikan patokan penulisan kitab ini. Jeffrey P. Miller mengatakan: “dari kitab Ayub kami tidak mengetahui tahun kitab ini ditulis. Ada kemungkinan kitab ini ditulis di antara pada pemerintahan Salomo dan pemulangan dari pembuangan.”

Tujuan Kitab Ayub

           Menurut Parluangan Gultom dalam diktat Teologi Perjanjian Lama II, ia mengatakan:
sekalipun banyak yang beranggapan bahwa tujuan kitab Ayub adalah untuk menjelaskan misteri penderitaan dari orang benar, kitab tidak memberikan jawaban yang pasti kepada hal ini (dan perkataan-perkataan Tuhan juga tidak menunjukkan secara langsung), karena itu seharusnya hal itu tidak menjadi isu utama sebagai katalisator bagi pertanyaan dari motif yang benar bagi manusia untuk hubungan manusia dengan Allah (lihat 1:9). Jadi tujuan utama kitab kelihatannya adalah untuk menunjukkan  bahwa hubungan yang benar di antara Allah dan manusia (dalam semua keadaan) didasarkan terutama pada kasih karunia Allah yang mahakuasa dan respon manusia akan iman dan kepercayaan yang bersifat tunduk. 

           Penjelasan diatas menekankan karunia Allah pada manusia, dimana orang saleh harus tetap kokoh dan tidak goyah, bahkan ketika kelihatannya tidak ada keuntungan jasmaniah atau duniawi untuk terus mengabdi kepada Allah.

Karakteristik Kitab Ayub

           Andrew E. Hill dalam buku Survei Perjanjian Lama, ia mengatakan: “Kitab ini berisi aneka ragam gaya sastra, termasuk dialog (ps. 4-27), percakapan seorang diri (lihat ps. 3), wacana (misalnya, ps. 29-41), narasi (ps. 1-2), dan nyanyian pujian (ps. 8).”

W.R.F.  Browning Dalam buku Kamus Alkitab mengatakan:

           Susunan kitab ini berupa prosa dalam prolog dan epilognya, sedangkan 3-42:6 berupa puisi, yang di dalamnya terdapat dialog antara Ayub dengan ketiga sahabatnya. Ada tiga seri yang terdiri dari enam pidato, dengan jawaban Ayub untuk masing-masing. Kemudian diikuti dengan campur tangan lebih lanjut dari sahabat yang keempat, yaitu Elihu muda (32-37). Para 'penghibur' Ayub (16:1-2) menjelaskan bahwa bukanlah suatu hal yang tidak masuk akal jika ia harus menderita tekanan seperti itu.

          Adapun garis besar susunan  kitab Ayub adalah sebagai berikut:
Pertama: prolog (pasal 1-2; (Ayub 1:1-2:13)) yang melukiskan musibah Ayub dan         penyebabnya (prosa). Kedua: Tiga rangkaian dialog di antara Ayub dan ketiga orang temannya, ketika mereka jawaban-jawaban yang masul akal untuk penderitaan Ayub {pasal 3-31 (Ayub 3:1-31:40) puisi, dialog-dialog dalam Kitab Ayub dalam bentuk puisi}. Ketiga: Monolog oleh Elihu, seorang yang lebih muda daripada Ayub dan ketiga temannya, yang berisi sekilas pengertian mengenai makna (sekalipun belum mengenai penyebab) penderitaan Ayub (pasal 32-37 (Ayub 32:1-37:24) puisi Dialog-dialog dalam Kitab Ayub dalam bentuk puisi). Keempat: Allah sendiri, yang menegur ketidaktahuan dan keluhan Ayub serta mendengarkan tanggapan Ayub atas penyataan-Nya {pasal 38, 1-42, (Ayub 38:1-38; Ayub 1:1-42:17 Ayub 6:1-30) puisi, Dialog-dialog dalam Kitab Ayub dalam bentuk puisi}. Kelima:  Epilog (Ayub 42:7-17) yang mencatat pemulihan Ayub (prosa ).
Setelah penulis menyajikan latar belakang kitab Ayub, maka penulis akan menjelaskan tentang kehidupan Ayub secara pribadi.

BAB 3: KAJIAN PENDERITAAN AYUB (latar belakang kitab Ayub)

Latar Belakang Kitab Ayub

      Kitab-kitab puisi dimasukkan ke dalam Firman yang diilham Allah, sebab puisi merupakan bahasa hati. Allah tahu betapa pentingnya Firman Allah sebagai isi hati umat-Nya. Pada bagian Alkitab, Allah berfirman kepada setiap hati umat-Nya saat  menderita (Ayub), saat beribadah (Mazmur), saat sedang bergumul dengan tekanan rumah tangga, keluarga, membesarkan anak-anak dan masalah ekonomi (Amsal), saat dipenuhi keraguan (Pengkhotbah), dan saat menyatakan dengan sukacita keintiman kesatuan fisik diantara pasangan suami istri (Kidung Agung). Ke lima kitab ini adalah kitab puisi.

      Nama tokoh yang diceritakan dalam kitab yang akan di bahas,  sama dengan  nama judul kitabnya, yaitu Ayub, atau iyyob. “ Judul Ayub di ambil dari versi Vulgata yang berbahasa Latin.”  tokoh yang sulit untuk dibuktikan secara keseluruhan, tentang  kapan ia hidup, baik dari kalangan Yahudi, Kristen, islam, tak ada keterangan yang dapat meyakinkan dengan pasti, tapi bagaimana pun juga, Ayub seorang tokoh yang mengagumkan, yang sudah pasti pernah ada di dunia ini.
Hal ini terbukti karena namanya disebutkan dalam beberapa kitab yang lain, misalnya Yehezkiel 14:13-14:
“ 13Hai anak manusia, kalau sesuatu negeri berdosa kepada-Ku dengan berobah setia dan Aku mengacungkan tangan-Ku melawannya dengan memusnahkan persediaan makanannya dan mendatangkan kelaparan atasnya dan melenyapkan dari negeri itu manusia dan binatang, 14 biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub, mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”
Dan Yakobus 5:11, :
“Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.”
Yehezkiel 14:14, 20 dan Yakobus 5:11 menyebutkan dengan jelas bahwa Ayub adalah tokoh yang nyata dalam sejarah sehingga dapat disimpulkan kisah mengenai Ayub adalah kisah nyata dalam sejarah, bukan kisah fiktif.

       Zaman kehidupan Ayub sulit untuk di pastikan, menurut catatan dalam buku The Wycliffe Bilbe Commentary : “ tokoh Ayub rupanya hidup pada awal zaman leluhur Israel. Dapat dilihat, misalnya, lamanya hidup Ayub dan juga banyaknnya pelaksanaan agama yang sejati,”  kendati demikian, bukti itu tidaklah cukup.

        Beberapa penjelasan yang dekat tentang zaman kehidupan Ayub dilihat dari tokoh-tokoh yang hidup berteman dengannya:

Tentang Bildad

        Bildad  orang Suah, adalah seorang dari tiga sahabat Ayub, sebagaimana dicatat dalam Kitab Ayub dalam Perjanjian Lama. Ia diyakini merupakan keturunan Suah, salah seorang putra Abraham dari gundiknya, Ketura (Kejadian 25:1-2), yang berdiam di padang-padang pasir diArabia ( sebelah timur )”

Tentang Sofar

          Dounk Ranck dalam E book Elektronik perpustakaan STTII yang berjudul Creative Bible Lessons In Job mengatakan: “Sofar orang Naamah, namanya [yang] secara harafiah berarti “burung muda.” Ia datang dari Naamah, suatu area dinamai menurut suatu keturunan wanita Cain. Raja Solomo menikah seorang Puteri Ammonite  bernama “Naamah.”


Dan tentang Elifas:

        Elifas  orang Teman, adalah seorang dari tiga sahabat Ayub yang bercakap-cakap mengenai penderitaan yang dialami Ayub, sebagaimana dicatat dalam Kitab Ayub di Alkitab orang Ibrani  Perjanjian Lama, Teman adalah salah satu kota di wilayah Edom (Amos 1:12; Obaja 9; Yeremia 49:20).”  Jadi Elifas nampaknya mewakili hikmat orang Edom yang dianggap terkenal di zaman dahulu, menurut Obaja 8; Yeremia 49:7."   nama Elifas pertama kali muncul ada dalam kitab Kejadian. Elifas" adalah nama anak sulung Esau(juga disebut Edom) bin Ishak bin Abraham, dan Elifas mempunyai putra bernama "Teman(Kejadian 36:4,10 dan 11 ).”  jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa nama itu berkisar dari sana.

Tentang Elihu

       Elihu, salah satu tokoh yang muncul dalam kisah Ayub,” asal usul Elihu di telusuri secara cukup lengkap (ay. 2a; bgd 1:1; 2:1 ). Orang Bus. Bandingkan Kejadian 22:21.”   survei kitab Kejadian tentang Bus berasal dari  silsilah keturunan Nahor saudara Abraham, yang memperanakkan Bus.

           Kalau dilihat dari silsilah ketiga tokoh di atas, maka bisa disimpulkan bahwa Ayub hidup setelah zaman bapa Abraham, beredomisili di tanah Us ( Ayub 1:1 ), ( mungkin Edom ) karena pikiran modern cenderung menganggapnya diperbatasan Edom, tapi tradisi yang menempatkannya di haran, ( Basan ) jauh lebih mungkin,”   menurut Matthew Henry’s Commentary on the whole Bible volume 3 Job to song of Salomon mengatakan : Negeri [yang] ia [tinggal/hidup]  adalah tanah Uz, di (dalam) daerah timur bagian dari Arabia, Yang letaknya ke arah Chaldea, dekat Euphrates, mungkin tidak jauh dari Ur Chaldees, dari mana Abraham telah [disebut/dipanggil].”  .dan kemungkinan besar, Ayub ada sebelum zaman Musa, dimana Israel belum dikenal antara kaum yang sudah ada. Dengan alasan: melihat dari panjangnya usia Ayub, harta kekayaan yang dinilai dari ternak, dsb.  J. I Packer dalam buku Ensiklopedi Fakta Alkitab  Bible Almanac, ia mengatakan “ boleh jadi ia hidup sebelum zaman Musa.”

PENGURAPAN ( definisi)

DEFINISI KATA PENGURAPAN

             Kata pengurapan Dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI):  “Mengolesi, Melumas.
       Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, Kata Urapan berarti “ sudah menerima karunia ilahi (Mazmur 23:5; 92:10). Atau sudah diberi tempat atau fungsi istimewa  dalam rencana Allah (Mzm 105:15; Yes45:1 ).”  Karena berdasarkan pilihan dan ditetapkan oleh Allah, maka setiap orang yang diurapi adalah orang yang istimewa, dan memiliki karunia ilahi, mengingat dalam Perjanjian Lama, Roh Tuhan hanya berdiam dalam diri orang yang dipilih. Menarik dalam hal pengurapan, ternyata bukan hanya manusia yang diurapi, tetapi juga berlaku pada benda.
      Masih dalam buku Ensiklopedia Alkitab Perjanjian Lama Jilid II mengatakan: “dalam PL orang atau benda diurapi untuk menandakan kesuciannya.”  Pengurapan benda dalam PL di paparkan dalam kitab (Kejadian 28:18; 2 Samuel 2:21), yang menandakan bahwa benda juga perlu diurapi sehubungan dengan fungsi benda tersebut. Misalnya dalam imamat benda tersebut dipakai sebagai perkakas dalam rumah Tuhan.

          Pengurapan: “Dalam PL orang atau benda di urapi untuk menandakan keseuciannya atau pengkudusannya bagi Allah (Kej. 28:18), tabut dan perkakasnya (Kel. 30:22), perisai (mungkin untuk mentahirkan dlm ‘perang suci’),  Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II  kembali menjelaskan tentang pengurapan bagi orang,  “ (2 Sam 1:21; Yes 21:21-5; Ul 23:9), raja (Hak 9:8; 2 Sam 2:4; I Raj 1:34), imam besar (Kel 28:41); nabi (I Raj 19:16). Khidmat dan pentinya pengurapan itu di perliihatkan dalam hal pertama, bahwa adalah merupakan pelenggaran kriminal bila menggunakan minyak kudus untuk pengurapan yang bisa (Kel. 30:32-33). Kedua, oleh keuasaan dampak pengurapan itu (2 Raj 9:11-13)”

Kamus Teologia kata Pengurapan “anointing- Pengolesan atau pencurahan minyak atas orang (kadang-kadang juga barang) untuk mengubahnya dalam hubungan dengan Allah dengan jemaah. Dalam PL para raja, imam, nabi di urapi dengan demikian di curahi Roh Allah (Kel 29:22-30; 30:25; I Sam 10:1; Maz 22:2; 20:7; Yes 45:1). Gereja memberikan pengurapan dengan minyak kepada orang-orang sakit, merka yang di baptis, yang menerima sakramen penguatan, dan yang menerima sakramen tahbisan” .

       
Kata urapan berasal dari kata (wayyimšah) dari kata (masyakh), yang artinya “mengoles,melumuri, menggosok dengan minyak.”  משהה   (MISYKHAH) adalah hasil dari tindakan  (masyakh), dari kata inilah dikenal nama YEHOSYUA HAMASYIAKH, artinya Yesus yang diurapi. Sedangkan dalam PB “Kata Yunani Χριστός  merupakan bentuk kata Noun, Masculine, transliterasinya adalah Christos dengan phonetic spelling (khris-tos'), yang berarti anointed One, the Messiah, the Christ (Dia yang diurapi, Mesias, Kristus).” 
      
Sumber...
ENSIKLOPEDI
EKSEGESE KRISALLATI
RISET BUKU

KESIMPULAN 1. PENDERITAAN AYUB/KITAB AYUB

          Berdasarkan uraian tentang kajian penderitaan menurut Kitab Ayub dan relevansinya dalam kehidupan orang percaya, maka penulis dapat menyimpulkansebagai berikut:

1.    PENDERITAAN

            Penderitaan adalah bagian yang selalu menyertai kehidupan manusia, tidak perduli siapa orang tersebut serta apa status social yang disandangnya. Realitanya adalah penderitaan selalu berdampingan dalam kehidupan manusia karena penderitaan merupakan rangkaian dari kehidupan,maka setiap orang pasti akan mengalami penderitaan.

           Hidup ini rahasia. Ayub adalah tokoh yang Alkitab katakan secara jasmani memiliki kemapanan, bahkan hubungan rohani dengan Tuhan tidak diragukan lagi. Tetapi akhirnya Ayub harus menghadapi penderitaan dan kesulitan tanpa tahu apa penyebabnya. Semua itu terjadi karena Tuhan mau melalui Ayub sehingga umat-Nya memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada dunia, sehingga melalui hal tersebut, sebagai umat-Nya, Tuhan semakin dikenal oleh karena karakter yang diperlihatkan anak-anak-Nya di tengah manusia yang tidak percaya.

Thursday, November 29, 2018

KESIMPULAN 2. HIDUP AYUB/KITAB AYUB "PENDERITAAN AYUB".

2.  AYUB MENYIKAPI MASALAH DENGAN TETAP BERTEKUN PADA TUHAN

          Penderitaan itu dapat teratasi tergantung  bagaimana seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Sabar, tekun, tetap setia, teguh hati, berharap adalah cara yang baik dalam menyikapi setiap persoalan yang dialami. Sikap Ayub adalah sikap yang indah untuk diaplikasikan oleh orang yang percaya kepada Kristus dalam menghadapi penderitaan. Sikap seperti yang Ayub terapkan dalam menghadapi penderitaan adalah sikap ketergantungannya kepada Allah dan dalam menantikan pertolongan serta belas kasih-Nya. Dalam hal penderitaan, “bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan, dan pengharapan tidak mengecewakan”( Roma 5:3-5).

           Orang-orang yang biasa mengandalkan kekuatan dan pertolongan Tuhan selalu bertekun dalamTuhan sekalipun menderita, dengan demikian dapat melihat kedahsayatan dan keajaiban dari Tuhan, dan ada harapan yang tidak mengecewakan dalam Tuhan.

           penderitaan menjadikan hidup bermakna. Dalam kisah Ayub, dibalik semua peristiwa yang terjadi banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan.  Pemulihan dalam segala hal, kesehatan, kekayaan yang berlipat, nama baik, bahkan umur yang panjang dipercayakan sampai melihat keturunannya yang keempat, semua itu adalah hasil yang disediakan Allah bagi Ayub, sebab Ayub telah menyikapi  penderitaan dengan baik.

           Tidak semua penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan orang dapat mengetahui banyak hal tentang makna penderitaan itu sendiri. Selain itu pengaruh yang baik dari penderitaan adalah membawa orang selalu mengintropeksi diri. Mungkin penderitaan terjadi karena kesalahan yang telah diperbuat, karena penderitaan juga muncul disebabkan oleh apa yang telah ditabur.
 Sebagai orang Kristen, penderitaan yang dialami adalah disebabkan oleh banyak hal, termasuk tujuan Yesus yang memerintahkan supaya ikut menderita. Firman Allah memberikan informasi secara lengkap dan sempurna mengapa orang percaya harus mengambil bagian dalam penderitaan Yesus. “pikullah kuk yang kupasang”       (Matius 11:29) adalah tanggung jawab setiap orang percaya, dan itu adalah satu beban yang harus dilaksanakan.
Keenam, kejujuran dalam menghadapi penderitaan.  Ketika Ayub menghadapi penderitaan, Ayub mengatakan apa yang dirasakannya. Ayub menentang semua tuduhan teman temannya dan dengan lantang mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah, bahkan membawa perkaranya di hadapan Tuhan semesta alam. Keluhan-keluhan Ayub berdasarkan apa yang dirasakan dan apa yang dipahami. Kejujuran dalam berbagai keadaan adalah sikap yang diperlihatkan Ayub dalam hidupnya, karena lewat kejujurannya, Allah mengenalnya, bahkan meneta

Kesimpulan 3.. Hidup Ayub/Kitab Ayub


3.      PAHAM TENTANG MAKNA HIDUP

           Ayub tahu makna hidup. Bagi Ayub harta yang terbesar bukanlah apa yang ada di luar tetapi apa yang ada di dalam diri. Ayub memang orang terkaya dalam hal harta kekayaan diseluruh daerah Timur, tetapi Ayub hidup benar dihadapan Allah bukan karena diberkati dengan harta benda tersebut. Ayub hidup saleh karena hatinya sungguh-sungguh terpaut kepada Allah. Ayub mengerti apa artinya hidup sebagai manusia, terlahir tanpa apa-apa dan kembali juga dengan tangan hampa. Apa yang dimiliki di dalam dunia ini hanyalah sementara, bukan berasal dari dirinya tetapi pemberian Allah. Allah berhak memberi dan juga berhak mengambilnya kembali. Ayub memuji Allahnya, karena Ayub percaya kepada Allah yang berhikmat sempurna, Allah yang tahu dengan baik waktu segala sesuatu.

           Allah mengizinkan pencobaan dari Iblis untuk Ayub, karena Allah mengenal kesalehan Ayub. Identitas Ayub tidak hilang saat ada dalam pencobaan si Iblis, Ayub tetap saleh, jujur, takut akan Tuhan dan menjahui kejahatan.  Pencobaan yang tanpa diketahui dari mana datangnya dilalui dengan baik, sehingga Allah menganugrahi kepadanya kemuliaan. Satu hal yang harus diperhatikan, Allah tidak pernah lepas kontrol soal kehidupan umat-Nya, termasuk saat ada dalam penderitaan, dalam kisah Ayub, Allah terlibat di dalamnya.
         hasil pengamatan harus diakui bahwa memang tidak ada penjelasan yang sederhana dan memuaskan keinginan pribadi yang disajikan penulis, berdasarkan atas pekerjaan Allah, banyak perkara yang tidak bisa dimengerti. Tetapi penulis lewat tulisan ini, menyajikan satu kesimpulan tentang penderitaan, bahwa apa yang manusia alami, sekalipun tidak dimengerti, Allah paham semuanya.
           Akhirnya, orang percaya akan dapat bertahan dalam penderitaan kalau terus berpengang pada janji Tuhan, dimana Tuhan menjanjikan sebuah dunia yang tidak ada penderitaan atau cobaan, dan semua orang di tempat yang bebas akan memilih untuk mengasihi-Nya. Ini adalah langit dan bumi yang baru. Orang percaya menantikan waktu itu, dan itulah harapan dari iman orang percaya kepada Kristus. "Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; Tidak akan ada lagi perkabungan atau tangisan atau sakit, untukhal-hal yang lama telah berlalu (wahyu 21:4).

Memilih hal yg Terbaik

Di salah satu meja tersaji Danging dan aneka minuman mahal lambang dari kesuksesan, kekayaan dan prestasi..,  sedang dimeja yg lain tersaji sepotong roti dan segelas air putih....
     ....di meja mana anda ingin diundang?...dan siapa yg tidak ingin duduk di kursi meja yg pertama.......... Kalau saja....? ( ? ??)
Jauh sebelumnya sang guru dari masa lalu sudah mengingatkan,  "..lebih baik sepiring sayur dengan kasih daripada lembu tambun dengan kebencian( Amsal 15:17),  "..lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran daripada penghasilan banyak tanpa keadilan (Amsal 16:8),  "....lebih baik sekerat roti yg kering disertai dengan ketentraman,  daripada makanan danging serumah disertai dengan perbantahan (Amsal 17:1),  untuk memberitahukan bahwa hidup lebih penting daripada soal makanan,  dan bahwa kekayaan,  harta bukanlah tujuan kehidupan ini,  tetapi bagaimana hidup dengan baik dan benar.

(Krisal Lati Salupuk )

DAMAI SEJAHTERA



Damai sejahtera ( Yohanes 14:27)
Damai '...bagi dunia konsep ini brarti tidak ada perang, rukun dan menikmati keteraturan dlm masyarakat. Damai yang Tuhan tawarkan kepada kita adalah kelepasan dari konflik batin, bukan lepas dari masalah tetapi menghapuskan khawatir dan ketakutan kita.
Damai sejahtera dari Kristus (irene,  shalom) tidak  berbicara ttg materi,  karena Ia mengatakan yg Ia berikan tidak sama dgn yg dunia berikan,  ( colek para pengkhotbah alegori), tapi ttg suasana hati yg tenang,  damai,  teduh, dalam segala hal,  keadaan.
Damai sejahtera itu melampaui segala akal.

PERUMPAMAAN

           Kotbah perumpamaan adalah kotbah yg menarik, tetapi ada beberapa hal yg perlu diketahui mengenai hal ini, supaya tidak salah dalam mengimplementasikan sebuah perumpamaan.

           mashal (bahasa Ibrani yang artinya” perumpamaan”) yang menggunakan cerita fiksi singkat untuk mengacu kepada suatu simbol.

          Banyak pandangan/Pendapat yang berbeda-beda dalam mendefinisikan kata ini. pada satu sisi memperkaya pemahaman para pengkhotbah tentang perumpamaan, tapi pada sisi lainnya membuat mereka semakin tidak pasti.
Untuk mendapat pengertian yang lebih baik, kita akan memperhatikan penggunaan kata perumpamaan di dalam Alkitab.

1. PERJANJIAN LAMA
   
         perumpamaan atau mashal mempunyai pengertian dasar suatu perbandingan
ide. mashal, menurut Grant R. Osborne, digunakan pula untuk amsal atau teka-teki (riddle) yang juga sering dipakai untuk mengemukakan suatu perbandingan.
       
Joachim Jeremias menyimpulkan bahwa, “kata Ibrani mashal mencakup 8 kategori dan umumnya tanpa perbedaan,...tamsil, teka-teki, metafora, alegori, permainan kata-kata, simile singkat, dan juga cerita pendek yang kita sering sebut perumpamaan.
Contoh : Ayub 23:10 (TB)  Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Kata " seandainya Ia menguji aku" kata kerja yang mengandung arti metafora (gambaran) dari kata Bukhanani ("Bakhan" yang sering di ucapkan "bahan "). Dalam ayat ini lebih tepat jika digunakan kata "ibarat " atau " seperti", karna maksud Ayub adalah: seperti emas dileburkan pasti didapati murni, seperti itulah aku akan tampil (muncul) dalam ujian.

2. PERJANJIAN BARU

          Di dalam PB kata Yunani parabole ( perumpamaan) yang secara hurufiah artinya adalah “meletakkan disamping,” “melemparkan ke samping” dan berfungsi juga sebagai suatu perbandingan yang menunjukkan kesamaan dari paralelisme. Kata parabole itu sendiri muncul sebanyak empat puluh delapan kali di dalam Injil Sinoptik
(tujuh belas kali di dalam Matius, tiga belas kali di Markus, dan delapan belas kali di Lukas)10 dan tidak pernah ada di dalam Injil Yohanes. Tetapi itu tidak berarti bahwa hanya ada empat puluh delapan perumpamaan di
dalam PB. Sejatinya, Yesus menggunakan perumpamaan di dalam bentuk yang berbeda-beda. Ada yang berbentuk metafora (Mat. 15:13-14; 16:6), simile (Mat. 10:16), amsal (Luk. 4:23, 6:39), teka-teki (Mrk. 7:17), alegori (Mrk. 4:1-9, 13-20), perbandingan (Luk. 5:36; Mrk. 3:23), simbol (Mrk. 13:28), kata-kata figuratif (Luk. 5:36-38), simile yang dikembangkan (Mrk. 4:30-32; Luk. 15:3-7), dan cerita teladan (Luk. 10:29-37). Jelas bahwa kata parabole di dalam PB mempunyai fungsi yang serupa dengan kata mashal di dalam PL.

SUMBER RISET PERPUSTAKAAN STII
                             E BOOK STII
                             SKRIPSI KRISAL LATI

Wednesday, November 28, 2018

INSPIRASI " KESAKSIAN IMAN



Kesakaian ini menceritakan seorang gadis kecil yang memiliki peluang untuk hidup hanya 10% tetapi dia tetap mengucap syukur dengan berdoa kepada Tuhan. Dengan kesakaian ini mangajar kita untuk memiliki Iman kepada Tuhan, dalam keadaan tersulit apapun tetap Percaya kepada Tuhan.
Operasi terhebat yang pernah dokter lakukan?
Saat makan siang dengan beberapa teman, salah seorang dokter bedah bertanya kepada saya,” dokter, operasi terhebat apakah yang pernah Anda lakukan?”
Saya bingung harus menjawab operasi yg mana. Saya sudah banyak melakukan operasi Dan semuanya menuntut keahlian, kesabaran, ketelitian yg tinggi. Kemudian saya teringat pada operasi yg dijalani oleh gadis kecil yg hanya mempunyai harapan 10% saja untuk hidup.
Malam itu para perawat membawa seorang gadis kecil yg berwajah pucat masuk ke-ruang operasi. Waktu itu pikiran saya sedang dipenuhi berbagai macam persoalan yang berat. Ketika para perawat sedang mempersiapkan pembiusan, gadis kecil ini bertanya kepada saya ….
“Dokter bolehkah saya menanyakan sesuatu ?”
“Ya sayang, apa yg ingin kamu tanyakan?”….
“Setiap malam sebelum tidur saya selalu berdoa, sekarang sebelum operasi dimulai, bolehkah saya berdoa?”……
“Baiklah anak manis, engkau memang harus berdoa, jangan lupa berdoa juga untuk saya.”………
Gadis kecil Berdoa
Kemudian gadis kecil itu melipat kedua tangannya Dan berdoa……”Yesus, Engkau gembala yang baik, berkatilah domba kecilmu malam ini, dalam kegelapan, kiranya Engkau dekat denganku, lindungi aku sampai datangnya sinar mentari esok pagi” Dan berkati pula dokter yg akan mengoperasiku.”
Setelah menutup doanya gadis kecil itu berkata “sekarang saya sudah siap Dokter”.
Mata saya berkaca2, melihat betapa besar iman yang dimiliki gadis kecil tersebut. Malam itu sebelum saya mulai operasi, saya berdoa……
“Tuhan yg baik, engkau boleh tidak membantuku dalam operasi yang lain, tapi kali ini bantulah aku untuk menyelamatkan gadis kecil ini,”
kemudian saya mulai mengoperasi gadis kecil itu Dan keajaiban terjadi, dia disembuhkan.
Saat berpisah Dan melepas gadis kecil itu untuk kembali ke rumah, maka saya sadar sesungguhnya sayalah ” pasien” yg menjalani operasi iman. Gaya hidup gadis kecil itu mengajarkan bahwa jika Kita menyerahkan seluruh masalah & beban hidup Kita ke dalam tangan Tuhan, maka Dia akan memulihkan & menolong Kita.
GBU.

Biodata




Nama      : KRISAL lati Salupuk
Ttl.           : Lebang , 28-2-1978
Alamat  L: Jln Lasaktia Raja, km 3, lebang
                    Palopo, Sul-Sel
Alamat .B: Dmu, Tenggarong seberang, desa
                     Bhuana Jaya, kal-tim
Agama.     : Kristen
Pekerjaan : Seorang Penabur
Hobby.       : Jalan-jalan, main gitar, makan dll.
Motto .       : Hidup adalah kesempatan

KESAKSIAN

           Lahir dari keluarga Kristen bukan berarti hidup sudah di dalam Kristus. Saya rasa itulah yg saya lalui, karena masa remaja dan pemuda saya lalui dengan segala hal yg sia-sia, bahkan .... Bahkan lebih dari itu," KOTOR" dari pandangan orang, ya ngobatlah, mabuklah, tawuran lah ,.. " dll.

         Karena kenakalan itu, saya harus merantau jauh untuk menghindari diri dari polisi yg waktu itu dalam target juga, menuju Kalimantan. Tinggal di kos saudara yg memang sudah lebih  setahun ada di smd, menjadi buruh tanggul untuk menafkahi diri sendiri, jadi tukang sapu ruangan di salah satu kantor, dan jadi tukang masak di sebuah armada kapal sekalipun tidak memenuhi syarat karena tidak memiliki surat-surat perlengkapan sebagai seorang pelaut . Di sanalah saya memulai hidup sebagai seorang pelayaran.

         Waktu berjalan, rute kapal yg liar tidak menentu, maksud saya muatan yg selalu beda dan tujuan yg beda, jakarta,-batam-singapure-panjang-kuala kapuas-barito-palembang-dll..., Nggak tau pasti besok akan kemana.  1997, kapal tersebut, dengan muatan dari singapura-jakarta-kuala Kapuas... Jam 9 pagi di tunggangbalikkan gelombang laut Jawa, dan kami berusaha berenang sambil mencari sesuatu yg mungkin bisa menolong untuk bertumpu di atasnya. Dari saat hari itu sampai esok harinya , kami terapung-apung di tengah lautan. Satu-persatu akhirnya meninggal karena letih,lapar, kehabisan tenaga, hingga kami tersisa  5 orang... Dan harapan untuk hidup samasekali tidak terlihat.

MENUNGGU GILIRAN

         Saat itu saya sudah mulai tidak kuat lagi untuk mengayunkan kaki, merasa bahwa " MUNGKIN GILIRAN SAYA UNTUK MENINGGAL" diantara kami berlima ( salah satunya adalah paman saya). Dalam keadaan itu, saya yg sangaaattt jarang berdoa, yg hidup semaugua akhirnya berdoa pada Tuhan, ......
Menangis , mengingat kampung halaman, mengingat orang tua, saudara , bahkan setiap lorong dan jalan setapak yg pernah dilaui sekilas terbayang lewat seperti bayang-bayang, ...ada rasa penyesalan dan sedih, ....
Saat itulah hidup ini di INGATKAN OLEH DIA "

          Selang waktu, tiba-tiba terdengar suara teriak , teman berkata "ADA KAPAL LEWAT" ... dengan berusaha untuk membuka mata yg sudah sangat perihhh".. terlihat dari jauh sebuah kapal besar menuju ke samping arah kami,... Dan teman2 berteriak sambil mengayunkan baju mereka agar terlihat oleh abk kapal tersebut. Sekalipun sempat jauh melewati kami, namun Tuhan menggerakkan salah satu koki kapal tersebut mengambil teropong dan menuju ke arah belakang yg akhirnya melihat kami yg sdh jauh mereka lewati. Pertolongan itu terlihat semakin sempurna ketika mereka mengatakan bahwa rute mereka bukan kesini, tapi kemarin salah satu mesin jebol yg akhirnya memaksa kami melalui tempat ini menuju Sunda kelapa untuk perbaikan mesin.....
Mata saya berkaca-kaca Saat saya menulis kesaksian ini, apakah itu emosi atau satu memory yg mengharukan, yg pasti Tuhan bertindak dalam peristiwa itu, dan Ia memberitahu kepadaku lewat cara koki yg meneropong, lewat mesin yg jebol, lewat arah rute kapal...
 HARI ITU, ALLAH MEMBERITAHUKAN SEMUA YG IA SEDANG KERJAKAN, DALAM MENOLONG KAMI.. SECARA KHUSUS MENOLONGKU.
#SaveYESUSTUHANDANRAJAKU.COM

         Angkatan 2008 saya memilih (pada dasarnya saya yg di pilih) masuk ke STTII Smd, merubah banyaaaak hal dlm hidup ini, memilih melayani RAJAKU, ... bukan karena emosi, atau mengikuti alur perasaan, tetapi lebih dari memaknai hidup, di atas pertimbangan-pertimbangan (Luk 14:25-33).. dan karena hidup berpusat pada DIA, maka segalanya untuk DIA. HALELLUYAH.


TTD.


Krisallati Salupuk

gembala sidang GKII Sinar Kasih dan
gembala sidang GKII SEPARI Berambai
Periode 2016-2021

Sahabat

" Berapa banyak sahabatmu saudara....( satu pertanyaan)
Dan jawabku:" engkau akan kuberitahu, saat keadaanku sedang terpuruk, ..., karena disanalah aku bisa mengetahuinya.
Amsal 17:17
"  Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
" pengalaman kehidupan memperlihatkan banyaknya sahabat palsu, " seperti bayangan sendiri ketika berjalan di bawah sinar matahari, namun  hilang sepenuhnya dalam kegelapan.
....-.... GBU



Qohelet - Krisallati

Biodata

Nama      : KRISAL lati Salupuk Ttl.           : Lebang , 28-2-1978 Alamat  L: Jln Lasaktia Raja, km 3, lebang                     P...

INSPIRASI " KESAKSIAN IMAN